Berangkat Ngaji Tantri Menghilang sampai 8 Bulan Ini, Sang Ibu Terus Menangis dan Jatuh Sakit
Jumaenih (50) ibu dari Tantri Aryanti (13), terus menangis setiap hari memikirkan kondisi anaknya menghilang. Anaknya menghilang usai pamit mengaji
Penulis: Handhika Rahman | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Jumaenih (50) ibu dari Tantri Aryanti (13), terus menangis setiap hari memikirkan kondisi anaknya menghilang.
Tantri Aryanti menghilang setelah pamit untuk mengaji bersama temannya Sahadah (14) pada Minggu (19/4/2020) lalu sekitar pukul 17.30 WIB.
Atau sudah sekitar 8 bulan lamanya, kedua anak yang merupakan anak yatim itu menghilang tanpa kabar.
Bahkan sudah tak terhitung berapa kali Jumaenih jatuh sakit, ia terus memikirkan anaknya tersebut.
Baca juga: Lari Terbirit-birit, Satu per Satu Anak Punk di RTH Jatibarang Indramayu Diamankan Petugas Gabungan
Baca juga: USAI Kades Bicara Soal Rumah Warga Diserang Desa Tetangga, Kini Giliran Bupati Kuningan Menanggapi
Baca juga: 7 Wanita Kampung Dijajakan di Kafe Indramayu yang Disulap Jadi Tempat Mesum, PSK- nya dari Usia 18
"Iya sampai sakit, kepikiran anak. Sesek dadanya di sini," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di kediamannya di Desa Sukareja, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jumat (1/1/2021).

Jumaenih menyampaikan sangat ingin bertemu dengan anak bungsunya tersebut.
Ia sangat merindukan Tantri Aryanti.
"Cepat pulang nak, cepat pulang De Tantri, Ibu pengen ketemu, kangen sekali sama Tantri," ucapnya.
Jumaenih juga menyampaikan, jika Tantri Aryanti pulang tidak akan marah. Asal, anaknya itu cepat pulang.
Hilangnya Tantri Aryanti bersama Sahadah diketahui saat mereka berdua hendak berangkat mengaji pada malam itu.
Ketika itu, Jumaenih mengaku masih mengingat betul kejadian saat waktu anak keempatnya itu menghilang pada Minggu (19/4/2020) lalu sekitar pukul 17.30 WIB.
Saat itu Tantri Aryanti bersama temannya Sahadah yang juga merupakan anak yatim hendak berangkat mengaji.
Namun, saat berangkat itu hingga sekarang keduanya tak kunjung pulang.
Padahal saat itu mereka tak membawa barang apapun, selain perlengkapan ngaji.