Teka-Teki Peradaban Sejarah Indramayu, Mulai dari Prasejarah hingga Kolonial, Terungkap di 2020

Hal ini ditandai dengan ditemukannya berbagai temuan bersejarah dalam beberapa tahun terakhir.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Istimewa
Ekskavasi yang dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu itu berlokasi di Blok Dingkel Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Teki-teki soal sejarah peradaban di Kabupaten Indramayu kini sudah lengkap terungkap di tahun 2020.

//

Hal ini ditandai dengan ditemukannya berbagai temuan bersejarah dalam beberapa tahun terakhir.

Temuan-temuan itu beradal dari Masa Prasejarah, Masa Hindu-Budha, Masa Islam, hingga Masa Kolonial penjajahan dahulu.

"Indramayu ini kaya dengan tinggalan cagar budaya, dari fosil, candi, masjid kuno sampai makam belanda (kerkoof) dan bangunan bergaya eropa kita punya," ujar Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu, Dedy S Musashi kepada Tribuncirebon.com, Senin (14/12/2020).

Dedy S Musashi menyampaikan, peradaban Masa Prasejarah di Kabupaten Indramayu ditandai dengan ditemukannya fosil stegodon (gajah purba) dan gigi Carcarocles Megalodon (hiu purba).

Kedua fosil itu ditemukan di Desa Ciwado, Kecamatan Terisi.

"Mereka diperkirakan hidup pada masa miosin hingga plestosin akhir, kira-kira 2,6 juta hingga 1,8 juta tahun yang lalu," ujar dia.

Dedy S Musashi mengatakan, temuan yang terbaru adalah mulai terungkapnya paradaban Hindu-Budha di masa lalu di lokasi dugaan candi di Blok Dingkel Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.

Dalam kegiatan ekskavasi mulai tanggal 2-11 Desember 2020, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten dan TACB Kabupaten Indramayu berhasil mengungkap banyak temuan yang menjadi bukti kuat peradaban tersebut.

Mulai dari ditemukannya sebanyak 21 susunan lapisan bata merah, sudut bangunan yang diduga candi, lantai bangunan, fragmen atau pecahan stupa yang berbahan bata merah.

Selain itu, tim juga menemukan lantai bangunan dan fragmen atau pecahan stupa yang berbahan bata merah.

Termasuk, temuan pecahan keramik eropa, serta fragmen-fragmen yang merupakan tepian gerabah dan arang.

Temuan ini juga memiliki kesamaan dengan situs Batujaya di Karawang dan situs Muaro Jambi di Jambi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved