Banyak Bantuan Covid-19 Bikin Harga Beras di Indramayu Murah, Operasi Pasar Bulog Pun Tak Laku

Program yang dulu dikenal dengan istilah operasi pasar itu tidak laku karena terlalu stabilnya harga beras yang dijual para pedagang di sejumlah pasar

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Machmud Mubarok
TribunCirebon.com/Handhika Rahman
Pedagang beras di Pasar Baru Indramayu, Jumat (11/12/2020). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Penjualan beras oleh Perum Bulog dalam program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) berupa beras murah tidak diminati pembeli di pasaran.

Program yang dulu dikenal dengan istilah operasi pasar itu tidak laku karena terlalu stabilnya harga beras yang dijual para pedagang di sejumlah pasar tradisional.

Harga yang di jual para pedagang bahkan lebih rendah atau murah dibanding harga yang dijual Bulog.

Baca juga: Puluhan Rumah Warga Cibingbin di Kuningan Rusak Terkena Guncangan Gempa Brebes Magnitudo 4,2

Baca juga: Putra Mantan Wapres Datangi Papua, Sapa Prajurit Siliwangi Yon 310/KK dan Yon 312/KH di Perbatasan

Baca juga: Ayah Mertua Dipaksa Berhubungan Suami Istri oleh Menantu 7 Kali Nonstop hingga Berakhir Tewas

Baca juga: Ada KPPS Coblosi Surat Suara di Indramayu, Bawaslu Jabar Sebut Tindakannya Sangat Menyakitkan

Padahal, tujuan dari program tersebut salah satunya adalah untuk menstabilkan harga beras di pasaran menjelang Hari Libur Natal dan Tahun Baru 2021.

Pantauan Tribuncirebon.com di Pasar Baru Indramayu, harga beras kualitas medium standar yang dijual Bulog melalui program KPSH sebesar Rp 8.100 per kilogram.

Sedangkan harga besar medium standar di pasaran ada di kisaran Rp 7.600-8.000 per kilogramnya.

"Beras dari Bulog gak laku," ujar salah seorang pedagang beras Warto (33) kepada Tribuncirebon.com, Jumat (11/12/2020).

Warto mengatakan, ada beberapa pemicu yang menjadi penyebab tidak lakunya beras Bulog.

Selain karena harganya yang lebih tinggi di banding beras kualitas standar lainnya, kurang diminatinya beras Bulog juga disebabkan oleh bantuan Covid-19 dari pemerintah.

Kondisi itu juga berdampak pada penjualan beras kualitas lainnya, seperti premium dan medium plus.

Kendati demikian, ketika beras yang menjadi bantuan pemerintah tersebut bukan merupakan beras kualitas premium, penjualan beras di pasar tradisional mulai mengalami peningkatan.

Masyarakat, disebutkan Warto banyak yang membeli beras kualitas premium walau harganya berkisar antara Rp 9.000-10.000 atau beras medium plus yang harganya dikisaran Rp 8.500-Rp 9.000 per kilogram.

Dalam seharinya, Warto mengaku bisa mengeluarkan 2-3 ton beras per hari untuk kualitas premium. Sedangkan untuk kualias medium kurang dari 1 ton per hari.

"Jadi lebih diminatinya kualitas premium. Pembeli nyarinya yang kualitas bagus," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved