Api Berkobar di Pabrik Pengolahan Kayu Haji Asep, Damkar Sigap Padamkan Api, Kerugian Rp 8,5 Juta
Menyinggung soal peristiwa sama dalam setahun, kata Khadafi, pihaknya mengklaim bahwa bencana kebakaran ini akibat human error
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Kebakaran menimpa pabrik pengolahan kayu atau panglong milik H Asep (65), warga Dusun Kaliwon Rt 01 Rw 03, Desa Pangkalan Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Jumat (4/12/2020).
Kebakaran itu diduga bermula dari ruang pembuangan serbuk kayu.
“Kobaran api berhasil kita padamkan dengan sigap dalam hitungan kurang dari satu jam,” ungkap Kepala UPT Damkar Kuningan, Khadafi saat menyampaikan kepada wartawan.
Baca juga: Ada Peserta Indonesian Idol Mirip Ashanty, Dia Nyanyi di Babak Eliminasi, Anang Auto Bereaksi
Baca juga: Pernah Tugas di Kopassus, Terbaik Jasmani Dikreg Seskoad, Ini Riwayat Dandim 0615/Kuningan
Baca juga: Bintang Persib Bandung Ini Diincar Klub Luar Negeri, Persib Bandung Siap Lepas Asal Harga Memuaskan
Berdasarkan data yang dihimpun, Khadafi menerangkan, bahwa kobaran api muncul saat karyawan sedang melakukan proses pengolahan kayu atau produksi kayu olahan yang dimulai sejak pukul 15.00 wib dan sekitar pukul 18.00 wib.
“Pemilik mendapat laporan dari karyawan pabrik bahwa terjadi kebakaran dari ruang pembuangan serbuk kayu,” katanya.
“Kemudian pemilik segera mengecek ke lokasi pabrik, karena saat itu pemilik sedang berada di rumah,” ulas Khadafi.
Melihat api sudah mulai membesar, Khadafi menceritakan, pada pukul 18.35 (35 menit setelah kejadian awal kebakaran) pemilik melaporkan kejadian kebakaran ke kantor UPT Damkar SatPol PP Kuningan di nomor telepon (0232 ) 871113.
“Pada pukul 18.35 wib 4 anggota damkar dari regu 2 (piket) dan 1 unit Randis menuju TKP, dan tiba pada pukul sekira 18. 18.50 wib (15 menit),” kata Khadafi.
“Dibantu karyawan pabrik, api dapat dipadamkan pada +- pukul 20.20 wib atau sekitar 2 jam 50 menit) dan penyebab kebakaran diduga dari percikan api dari mesin ruang mesin pembakaran,” ujarnya.
Menyinggung soal peristiwa sama dalam setahun, kata Khadafi, pihaknya mengklaim bahwa bencana kebakaran ini akibat human error dan bukan upaya untuk klaim asuransi perusahaan tersebut.
“Dalam setahun ini, ada sebanyak empat kejadian kebakaran dengan skala kecil dan pada tahun 2019 juga ada sebanyak lima kali,” ungkapnya.
Peralatan mesin di bangunan pabrik seluas 2 hektare beruntung dapat diselamatkan.
“Yang terbakar hanya serbuk gergaji sebanyak 3 kubik, dan kain penampung serbuk dan kerugian ditaksir Rp 8.500.000,” katanya.
Khdafi mengakui memang ada perusahaan yang sengaja melakukan pembakaran di tempat usahanya.
“Dalam pengklaiman asuransi itu harus disertai keterangan dari kami atau ada administrasi perlengkapan yang melibatkan kami,” ujarnya.
“Namun hingga beberapa kali dalam kejadian, tidak ada sama sekali satu pun minta surat keterangan,” katanya. (*)