Mengenang Diego Maradona, Dua Fans Klub Sepak Bola yang Dikenal Bermusuhan Menangis & Berpelukan

Suasana mengenang Diego Maradona bahkan mampu menyatukan rivalitas terbesar dalam dunia sepak bola antara fans River Plate dan Boca Juniors.

(EUROSPORT)
Terlihat ada dua fans sepak bola Argentina, satu pendukung Boca Juniors dan satu lagi River Plate, yang berpelukan dalam isak tangis di luar tempat persemayaman akhir Diego Armando Maradona di Casa Rosada, Buenos Aires, pada Kamis (26/11/2020). 

Sebaliknya, River Plate menyalakan semua lampu di Stadion Monumental demi menghormati pahlawan sepak bola Argentina tersebut.

"Malam ini, lampu stadion Monumental bersinar sebagai penghormatan kepada seorang legenda bernama Diego Armando Maradona."

Penyebab Meninggalnya Maradona

Laporan awal dari tim forensik menyebutkan bahwa Diego Maradona meninggal karena karena kegagalan jantung kronis yang menyebabkan edema (penumpukan cairan) akut di paru-paru.

tribunnews
Dalam foto file ini diambil pada 03 Juli 2010 Pelatih Argentina Diego Maradona memeluk striker Argentina Lionel Messi setelah perempat final Piala Dunia 2010 Argentina vs Jerman di stadion Green Point di Cape Town. Legenda sepak bola Argentina Diego Maradona meninggal pada 25 November 2020. (Javier SORIANO / AFP)

Hal tersebut disampaikan oleh media asal Argentina, La Nacion, berdasarkan informasi otopsi resmi yang dilakukan oleh enam dokter forensik dan seorang pakar.

Mereka melakukan otopsi terhadap jasad Diego Maradona di Rumah Sakit San Fernando. Otopsi tersebut juga dilakukan di bawah pengawasan seorang dokter yang ditunjuk oleh keluarga Maradona.

Baca juga: Dwi Sasano Emosional dan Tidak Bisa Membendung Air Mata Saat Keluar dari RSKO Cibubur

Suasana bisa jadi sangat mengharukan bagi para petugas forensik saat melakukan otopsi karena area sekitar rumah sakit San Fernando dipenuhi para fans Maradona sembari menyanyikan chants.

Kementerian Kesehatan Umum di distrik San Isidro mengirim lima ahli forensik untuk melakukan otopsi ke Maradona, termasuk direktur Korps Medis Isidro, Federico Corasaniti, dan direktur Divisi Sains Kepolisian Buenos Aires.

Otopsi dimulai pukul 19:30 waktu lokal dan berlangsung hingga 22:30.

Tindakan forensik tersebut dilakukan untuk menentukan penyebab kematian dan akan dilengkapi oleh analisis toksikologi yang akan menentukan apakah sang legenda mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang.

Penyelidikan juga dilakukan untuk menentukan apakah kematian tersebut datang sebagai akibat malpraktek dari operasi subdural hematoma yang dijalani Maradona pada awal bulan ini.

Baca juga: Setelah Pulih dari Cedera, Sean Gelael Langsung Incar Trofi, Ini Katanya

Satu hal pasti, tak ditemukan tanda-tanda kematian beringas atau kriminalitas dari penyelidikan di lokasi Diego Maradona meninggal di rumah nomor 45 perumahan elite di daerah San Andres de Tigre tersebut.

Hal ini disampaikan oleh John Broyard, jaksa penuntut umum di San Isidro.

Tim forensik menetapkan pada pukul 16:00 waktu lokal bahwa waktu kematian adalah pukul 12:00 siang, empat jam sebelumnya.

Rentang waktu ini konsisten dengan momen Kepolisian Buenos Aires menerima panggilan darurat.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved