Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Tagar 'Bu Susi' Trending di Twitter, Ekspor Benur Disinggung
Seusai kabar Edhy ditangkap, tagar "Bu Susi" trending di sosial media Twitter. Dari dulu Susi tolak keras ekspor benur. Netizen ingin Bu Susi kembali
Penulis: Mutiara Suci Erlanti | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Kebijakan pemerintah untuk produksi lobster dalam negeri bertumpu pada tangkapan langsung di laut. Budidaya lobster sebatas pembesaran benur.
Pemijahan lobster masih sulit untuk dilakukan. Hanya Indonesia Negara penghasil lobster lain, misalnya India dan Australia, sudah lama berhenti menjual benih lobster.
”Cuma Indonesia yang masih jual (benur). Padahal, sayang sekali kalau dijual kecil-kecil karena kalau besar laku sampai jutaan rupiah,” kata Susi.
• VIDEO - Bayi Kukang Ditemukan Warga dalam Kondisi Lemah, Akhirnya Dievakuasi BKSDA Wilayah Cirebon
Sepanjang tahun 2019, tercatat ada 39 upaya penyelundupan benur yang digagalkan. Jumlah benur yang diselamatkan 3,1 juta ekor. Nilainya ditaksir sekitar Rp 474,6 miliar.
Dua kasus terakhir di Lampung dan Jambi digagalkan pada waktu yang bersamaan.
Para penyelundup membeli benur Rp 15.000-Rp 20.000 per ekor dari pengepul. Mereka lalu menjual kembali seharga Rp 150.000 per ekor untuk jenis lobster pasir dan Rp 200.000 jenis lobster mutiara.
Sementara itu dari catatan Kompas, selama Januari-Oktober 2016, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan atau BKIPM, Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan aparat bea cukai dan kepolisian sudah menggagalkan penyelundupan benih lobster sebanyak 800.000 ekor senilai Rp 124,8 miliar.
Harga benih yang diselundupkan sekitar 12 dollar AS (Rp 156.000) per ekor.
• VIDEO - Bayi Kukang Ditemukan Warga dalam Kondisi Lemah, Akhirnya Dievakuasi BKSDA Wilayah Cirebon
Tak Terima Lobster disamakan dengan Nikel
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali merespons soal ekspor benih lobster.
Kali ini, soal pernyataan Menteri KP Edhy Prabowo yang menyamakan ekspor benih lobster dengan ekspor nikel.
Susi menyebut dirinya tidak sependapat dengan Edhy. Pasalnya menurut Susi, nikel adalah benda mati yang sewaktu-waktu memang bisa habis. Sedangkan lobster adalah benda hidup yang bisa terus ada jika dijaga.
"Nikel adalah SDA yg tidak renewable/ yg bisa habis. Lobster adalah SDA yg renewable, yg bisa terus ada & banyak kalau kita jaga!!!!!," kicau Susi Pudjiastuti dalam akun twitternya @susipudjiastuti, Selasa (17/12/2019).
Lebih lanjut Susi menyebut, lobster sebagai SDA yang renewable, cara penangkapannya maupun pemeliharaannya pun harus diperhatikan.
Menurut dia, pengambilan tidak perlu menggunakan kapal besar atau alat modern lainnya. Negara pun wajib menjaga sumber daya ini dengan baik dan benar.