Kisah Horor Patok Tapak Tilas Soekarno di Indramayu, Ada yang Nekat Bawa Pulang, Didatangi Hantu

Patok kayu jati di taman dekat Stasiun Jatibarang rupanya menyimpan cerita mistis yang berkembang di masyarakat.

Handhika Rahman/Tribuncirebon.com
Patok Tapak Tilas Soekarno di Indramayu ternyata punya kisah horor 

Hal ini pun sekaligus merupakan upaya dalam menghargai jasa pahlawan, khususnya Ir Soekarno yang merupakan presiden pertama Indonesia.

"Bagusnya memang dilestarikan, dibenahi karena ini adalah jejak presiden kita Soekarno. Ibaratnya menghargai jasa pahlawan," ucapnya.

Baca juga: Ramalan Zodiak Karir Rabu 11 November: Aquarius Lupakan Kegagalan, Aries Jangan Buang Tenaga & Uang

Baca juga: Patok Kayu Bersejarah di Jatibarang Indramayu Terbengkalai, Sebuah Tapak Tilas Ir Soekarno

Hal senada juga disampaikan warga lainnya, Jamal (32). Ia sangat menyayangkan, di lokasi setempat selain ditemukan sampah dan ditumbuhi rumput liar, juga ditemukan botol-botol bekas minuman keras.

Tempat yang seharusnya dihargai, dinilai Jamal menjadi tercoreng dengan adanya botol-botol tersebut.

Pantauan Tribuncirebon.com, ada puluhan botol bekas yang disembunyikan pada sebuah gerobak yang berada di lokasi patok tersebut tertanam.

"Kalau malam suka ada saja yang minum-minum di sini apalagi kalau malam Minggu. Ya sangat disayangkan sekali padahal ini tempat sejarah," ujar dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Patok Soekarno ini menjadi tapak tilas Ir Soekarno saat berkunjung ke Kabupaten Indramayu.

Saat itu, Ir Soekarno datang dengan menggunakan kereta api ke Stasiun Jatibarang.

Baca juga: Ramalan Zodiak Karir Rabu 11 November: Aquarius Lupakan Kegagalan, Aries Jangan Buang Tenaga & Uang

Baca juga: Ular Piton Sepanjang 3 Meter Melingkar di Tiang Halaman Rumah Warga di Kuningan, Dievakuasi Damkar

Di sana ia berpidato mengobarkan semangat para Tentara Pembela Tanah Air (PETA) untuk berjuang merebut kemerdekaan dari para penjajah.

Hal itu juga dibuktikan dengan adanya markas dari Tentara PETA di sekitaran lokasi. Tepatnya berada di Desa Bulak, Kecamatan Jatibarang.

Kini markas tersebut kini sudah hilang dan tidak diketahui secara pasti dimana titik lokasi markas itu pernah berdiri. Namun, nama PETA tetap digunakan untuk menamai blok di desa setempat.

"Makanya di Desa Bulak itu ada yang namanya Blok PETA. Itu karena dulunya adalah Markas Tentara PETA," Dedy S Musashi.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved