Kisah Horor Patok Tapak Tilas Soekarno di Indramayu, Ada yang Nekat Bawa Pulang, Didatangi Hantu
Patok kayu jati di taman dekat Stasiun Jatibarang rupanya menyimpan cerita mistis yang berkembang di masyarakat.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Dalam pidatonya Ir Soekarno membakar semangat para Tentara Pembela Tanah Air (PETA) untuk berjuang merebut kemerdekaan dari para penjajah.
Selain itu, jika Patok Soekarno ini terawat, dinilai Kuntarso menjadi upaya mengedukasi generasi penerus agar bisa mengetahui sejarah panjang warga Kabupaten Indramayu dalam melawan penjajah.
"Bagusnya memang dilestarikan, dibenahi karena ini adalah jejak presiden kita Soekarno. Ibaratnya menghargai jasa pahlawan," ucapnya.
Patok Soekarno terbengkalai
Tapak tilas Presiden pertama Indonesia di Desa/Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu terbengkalai di momen Hari Pahlawan, Selasa (10/11/2020).
Tapak tilas itu berupa patok yang terbuat dari kayu jati. Lokasinya tepat berada di sebuah taman dekat Stasiun Jatibarang.
Salah seorang warga setempat, Kuntarso (60) mengatakan, patok yang dikenal dengan sebutan Patok Soekarno ini memang sudah lama terbengkalai.
Baca juga: Patok Kayu Bersejarah di Jatibarang Indramayu Terbengkalai, Sebuah Tapak Tilas Ir Soekarno
Baca juga: Momentum Hari Pahlawan, Bupati Kuningan Ajak Lapisan Warga Perang Lawan Kemiskinan dan Covid-19
Baca juga: Geger Siluman Biawak Nyimas Ratna Herang Konon Bersarang di Lokasi Jembatan Rusak di Kuningan
Termasuk pada memen Hari Pahlawan sekarang, tak ada satu pun yang datang untuk sekedar mengenang peristiwa saat Sang Proklamator datang pertama kali ke Kabupaten Indramayu.
"Selama ini emang tidak pernah dirawat. Sekarang di Hari Pahlawan juga tidak ada yang datang ke sini," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.
Kuntarso yang ditemui tengah duduk bersantai di warung-warung dekat lokasi, mengakui Patok Soekarno seperti terlupakan.
Walau memiliki nilai perjuangan besar bagi masyarakat Indramayu saat masa pra kemerdekaan dahulu.
Namun, hanya segelintir orang yang mengetahui keberadaan patok tersebut.
Penyebab utamanya karena kondisi patok yang tidak terawat. Penanda bahwa patok itu adalah tapak sejarah Ir Soekarno pun tidak terlihat di lokasi.
"Menyayangkan juga, ini kan termasuk peninggalan Pak Soekarno, bahwa dia dulu pernah ke sini," ujar dia.
Ia berharap kepada pemerintah untuk bisa merawat patok tersebut. Minimalnya, dengan merenovasi lokasi patok agar masyarakat bisa tahu bahwa itu adalah benda yang memiliki nilai sejarah.
