Bupati KBB Murka Lihat Isi Kulkas Dirut RSUD Cikalong Wetan Penuh Cemilan, tapi Karyawan Gak Digaji

Kedepannya dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mempertimbangkan jabatan pimpinan pihak RSUD Cikalong Wetan yang sekarang menjabat ini.

Editor: Fauzie Pradita Abbas
TribunJabar.id/Hilman Kamaludin
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara saat mengantarkan E-KTP ke rumah warga di Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Senin (10/2/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG BARAT - Bupati Kabupaten Bandung Barat Aa Umbara mengaku kecewa adanya tunggakan gaji yang dilakukan oleh pihak RSUD Cikalong Wetan kepada ratusan tenaga medis karyawannya.

Ia menilai apa yang dilakukan manajemen RSUD Cikalong Wetan itu juga 'menampar' wajahnya.

"Sudah terlalu banyak lah RSUD (Cikalong Wetan), direktur-nya, leadershisp bagaimanapun juga perlu dipertimbangkan, jangan sampai terus terusan demo dan itu menampar wajah bupati juga kan, harusnya tidak begitu, ada antisipasi jangan sampai demo," ujar Aa Umbara di Ngamprah, Rabu (4/11/2020).

Baca juga: Foto Awan Seperti Pusaran Tornado di Atas Merapi, Pertanda Apa Ini? BMKG Naikkan Status Jadi Siaga

Baca juga: Bayi Perawat RSD Gunung Jati Kota Cirebon yang Meninggal Dunia Dipastikan Negatif Covid-19

Baca juga: Dandim 0736 Letkol Dwison Evianto Tiba-tiba Dicopot, Warga Batang Tak Terima Minta Dipertahankan

Lebih miris lagi kata Aa Umbara, informasi yang didapatnya, ada dari fasilitas direkturnya, salah satunya kulkas di dalam ruangan direkturnya terdapat minuman yang seharusnya diberikan kepada tenaga medis untuk pemenuhan nutrisi.

"Itu yang paling ironis, di sisi lain yang belum dibayar, itu apa hal hal kecil aja, kulkas, direktur pinuh kitu, tingali kulkas bapa, arisi teu, sok tingali, minum oge tara, " ucap Aa Umbara.

Aa Umbara menjelaskan seharusnya pimpinan itu bisa menyelesaikan permasalahan itu.

"Sementara karyawan tidak dibayar, ia (pimpinan) masih enak, seharusnya dia berpikir bagaimana mencari, supaya itu bisa dibayar, caranya seperti apa. Itu mah TKK bukan Pemda ya, TKK BLUD. kalau sudah BLUD, cik tingkatkan, " jelasnya.

Kedepannya dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mempertimbangkan jabatan pimpinan pihak RSUD Cikalong Wetan yang sekarang menjabat ini.

"Sudah terlalu banyak cerita itu. Nanti mungkin ada pertimbangan khusus," tambahnya. 

Akan Dirombak

Bupati Bandung Barat akan mempertimbangkan jabatan pimpinan RSUD Cikalong Wetan yang kemungkinan akan dirombak dalam waktu dekat ini.

Disinggung bakal dicopot direktur yang menjabat sekarang ini, Aa Umbara tak memungkiri itu.

"Kemungkinan besar begitu, memang ceritanya bukan dari demo saja, sebelumnya juga bapak cerita kepala desa ini begini, masyarakat begini, sudah lama itu sebetulnya, cuma bapak coba nih orang ini bisa gak, istilahnya memperbaiki, eh nambah kesini sampai demo gede gedean, " ucapnya.

Aa Umbara mengatakan seharusnya kejadian adanya demo yang dilakukan pihak tenaga medis kepada pimpinannya itu tidak terjadi, jika pimpinan bisa mengayomi bawahannya. 

"Seharunya tidak akan terjadi demo ketika istilahnya mah seorang pimpinan mengajak dulu untuk bermusyawarah, berbicara dari hati ke hati. Gakan terjadi seperti itu. Ya ada uang berapa, kasihkan dulu, " ujarnya.

Ia pun akan mempertimbangkan itu dalam waktu dekat ini.

"Itu mah pertimbangan bapak, satu dua minggu ini, " tambahnya. 

Curhat Tak Digaji

Diberitakan sebelumnya, 

Curhatan pilu R (28), seorang tenaga medis yang sudah tiga tahun bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cikalong Wetan.

Beberapa hari kemarin, RSUD Cikalong Wetan dihebohkan dengan ratusan tenaga medis dan karyawan disana belum menerima gaji yang terhitung dari bulan September.

Salah satu tenaga medis R itu kepada Tribun Jabar mencoba menceritakan permasalahan tersebut.

Baca juga: Gaji Ratusan Tenaga Medis dan Karyawan di RSUD Cikalongwetan Bandung Barat Nunggak 3 Bulan

R mengakui bahwa dirinya bersama tenaga medis dan karyawan lainnya memang betul belum mendapatkan gaji terhitung dari bulan September hingga bulan sekarang November.

"Ya dari awal september, Oktober dan skrng November. Kejelasan gaji itu alesan dari pihak RS terus berbeda - beda, saya merasa di permainkan karena enggak ada kejelasan itu, " ucap R kepada Tribun Jabar.

R yang sudah bekerja di RSUD Cikalong Wetan dari tahun 2017 itu, mengaku harus mencari uang sampingan untuk memenuhi keperluan sehari-harinya.

Baca juga: SOSOK Jenderal Polisi Raden Said Soekanto, Kapolri Pertama yang Bakal Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Baca juga: Kucing Peliharaan Ini Pulang Bawa Tagihan Utang Setelah Kabur Tiga Hari, Kisahnya Viral

"Cari sampingan, membuka perawatan bagi pasien di rumah juga, itu sampingan saya, " ucapnya

Selain, itu mirisnya, ada rekan - rekan lainnya yang harus meminjam ke bank untuk keperluan sehari - harinya itu.

"Terus setahu saya, ada beberapa TKK, ada pinjaman ke bank, " ucapnya.

R menjelaskan ditengah pandemi covid 19 ini, tenaga medis yang menjadi garda terdepan soal penanganan pendemi ini juga, ada diberikan sebuah pemenuhan nutrisi.

Namun soal itu, yang diketahui bahwa dirinya hanya menerima pemenuhan nutrisi itu hanya satu kali saja.

Baca juga: Pasangan Berseragam PNS Kepergok Mesum di dalam Mobil, Begini Tanggapan Sekda Bintan

Baca juga: Gatot Nurmantyo Bakal Mendapat Anugerah Bintang Mahaputra dari Presiden Jokowi

"Cuma satu kali, setahu saya ada dua pengiriman pemenuhan nutrisi itu, diberikan yakult, satu orang tenaga medis dikasih dua yakult. Untuk bulan kemarin belum dikasih juga, " ucapnya.

"Untuk bulan yang kemarin,  ada pemberitahuan bahwa katanya dibagikannya di waktu libur. Tapi pihak managemen RS katanya sudah di simpan di ruang direktur. Jadi biar gak suuzdon jangan simpan disana, bisa di tempat lain, terus katanya mau dibagikan juga, tapi sampai sekarang belum ada, " tambahnya.

R mengatakan soal mogok kerja jika nanti pihak RSUD Cikalong Wetan belum membayarkan gajinya itu, dirinya juga masih belum pasti.

Sebab menurutnya dirinya juga tidak mau pasien yang berada di RSUD Cikalong Wetan diabaikan begitu saja.

"Kita juga masih memikirkan jika pelayanan ditutup karena sebagai profesi kita sudah disumpah, tidak boleh melakukan pengabaian kepada pasien, itu yang saya pegang, dan yang paling penting," ucapnya. 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved