Pilkada Indramayu 2020
Putri Mantan Kapolri Sering Disindir Sebagai Cabup Janda, Nina Agustina Dai Bachtiar Tanggapi Santai
Nina Agustina Dai Bachtiar mengatakan, semua tanggapan miring tersebut tidak akan berpengaruh apapun.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Ujaran kebencian dengan menyerang privasi personal banyak bermunculan di media sosial di masa tahapan kampanye sekarang ini.
Di Pilkada Indramayu 2020 sendiri, tidak sedikit akun-akun medsos yang memposting berbagai isu negatif soal para calon kepala daerah.
Salah satunya yang dialami Calon Bupati Indramayu, Nina Agustina Dai Bachtiar.
Putri mantan Kapolri Jenderal (Purn) Dai Bachtiar itu bahkan disebut sebagai Cabup janda.
Menanggapi hal itu, Nina Agustina Dai Bachtiar menjawab santai. Ia mengatakan, tak ingin terlalu mempersoalkan dan lebih memilih fokus menampung semua aspirasi dari masyarakat.
"Kalau bicara soal Pilkada memang selalu ada yang mencari isu negatif, salah satu contohnya tadi janda. Saya dan Ang Lucky juga disebut janda dan duda sampai ada yang bilang nanti kalau jadi (terpilih) nikah di Pendopo," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Selas (3/11/2020).
Dalam hal ini, Nina Agustina Dai Bachtiar mengatakan, semua tanggapan miring tersebut tidak akan berpengaruh apapun.
Baca juga: PT Khong Guan yang Tertimpa Musibah Mau Bayar Ganti Rugi 50 Persen, tapi Sempat Ditolak Satu RT
Menurutnya, masyarakat sudah cerdas dan bisa menilai sendiri bagaimana sosok pribadi dirinya seiring dengan banyaknya interaksi yang dilakukannya di tengah masyarakat.
"Nanti mereka juga menyadari setelah sering berinteraksi, ternyata Bu Nina tidak seperti itu ya," ujarnya.
Selain isu tersebut, Nina Agustina Dai Bachtiar juga disebut hanya mengandalkan nama besar bapaknya yang merupakan Mantan Kapolri.
"Tapi saya katakan, buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Misal kalau bapaknya korupsi ya akan jadi koruptor juga," ujar dia.
Dalam hal ini, Nina Agustina Dai Bachtiar berpesan agar bijak dalam bermedia sosial.
Perhelatan Pilkada, seharusnya menjadi ajang dalam mencari pemimpin yang terbaik. Bukan justru menjadi ajang saling menjatuhkan dengan berbagai ujaran kebencian di media sosial.
"Seharus saling memunculkan program terbaik masing-masing, sehingga secara tidak langsung di Pilkada Indramayu 2020 bisa terlahir sosok pemimpin yang terbaik," ujarnya.