Info Militer
Pantas Kopassus Begitu Ditakuti Dunia Latihannya Pun Berat, Tak Takut Setan, Lebih Takut Pelatih
Pasukan tempur elite di matra darat siapa lagi kalau bukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
TRIBUNCIREBON.COM - Setiap angkatan perang di semua negara pasti memiliki pasukan elite. Tak ketinggalan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) pun punya beberapa pasukan tempur elite yang tersebar di tiga matra: darat, laut, dan udara.
Pasukan tempur elite di matra darat siapa lagi kalau bukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Bahkan Kopassus TNI AD jadi pasukan yang sangat ditakuti dunia akibat ketangguhan mereka di medan perang.
Sebagai kesatuan khusus yang ditugaskan untuk merebut, menguasai atau menghancurkan sasaran strategis (bukan taktis), Kopassus selalu menjadi pilihan pertama.
Tak pelak setiap calon atau anggota Korps Baret Merah harus mempunyai kemampuan di atas rata-rata dari tentara reguler.
Baca juga: Inilah Satgultor 81, Pasukan Elite Rahasia Bentukan Luhut & Prabowo, Keluarga Pun Tak Tahu Tugasnya
Tak pelak jika melaksanakan operasi baik militer maupun non militer mereka dituntut harus berhasil, tak menerima kegagalan.
Nah, ada cerita menarik dari salah seorang anggota Kopassus yang dianggap gagal dalam menjalankan tugasnya.
Dikutip dari Tribun Jambi pada Sabtu (22/12), Pelda Suwito, seorang prajurit Kopassus menceritakan bagaimana dulu para pelatih menempanya sangat keras.
Seusai dikukuhkan menjadi prajurit komando bukan berarti Suwito dkk bisa berleha-leha layaknya mahasiswa habis wisuda.
Baca juga: INILAH 35 Perwira Tinggi TNI yang Naik Pangkat, Termasuk 2 Mantan Anak Buah Prabowo Subianto
Mereka langsung diterjunkan ke medan perang di Timor Timur kala itu.
Jika gagal dalam menjalankan tugas maka hukuman menanti mereka sekembalinya ke basis kesatuan.
"Pengalaman saya jika tugas perang Timor Timur dan tidak berhasil mendapatkan senjata musuh, sudah pasti tidurnya di kandang sapi!" kata Pelda Suwito.
Saat itu di Grup 2 Kopassus di Kartasura, banyak sapi.
Bukan hanya itu saja.
Prajurit yang gagal bakal ditempa, dilatih lebih keras lagi, kemudian ditugaskan kembali ke medan perang.