Keracunan Nasi Kuning

Pesta Ulang Tahun Berubah Jadi Petaka, Nasi Kuning yang Dimakan Racuni Puluhan Warga Mangkubumi

Sebagian lagi dibawa ke Puskesmas Karanganyar dan langsung mendapat perawatan intensif. Selain diberi cairan infus, seluruh pasien diberi obat penawar

Editor: Machmud Mubarok
(tribunjabar/firman suryaman)
Puluhan warga Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, dirawat di Puskesmas Mangkubumi, Kamis (8/10), diduga karena keracunan. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman

TRIBUNCIREBON.COM, TASIKMALAYA - Diduga keracunan makanan, puluhan warga Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, dilarikan ke Puskesma serempat, Kamis (8/10).

Warga yang diduga mengalami kecacunan mulai diangkut ke Puskesmas Mangkubumi Kamis dini hari, dengan gejala pusing, mual, muntah hingga diare.

Sebagian lagi dibawa ke Puskesmas Karanganyar dan langsung mendapat perawatan intensif. Selain diberi cairan infus, seluruh pasien diberi obat penawar racun.

Belum ada data resmi berapa jumlah korban, karena hingg kini petugas kesehatan masih fokus menangani korban, terutama anak-anak.

Danramil Kawalu yang membawahi Mangkubumi, Mayor Infantri Iwan Suwanto, mengatakan, jumlah korban yang dirawat sekitar 80 orang.

Mereka adalah ibu-ibu dan anak-anak. Pihaknya masih menelusuri dari mana sumber penyebab warga mengalami gejala keracunan tersebut.

"Kami bersama petugas lain masoh fokus dulu ke upaya penanganan. Para korban rata-rata mengeluhkan pusing, mual,muntah dan diare," ujar Iwan.

Kisah Anggota TNI Membunuh Istrinya Sendiri Demi Wanita Selingkuhan, Korban Dipukul Pakai Linggis

Putri Delina Bikin Sule & Nathalie Terdiam Ditanya Soal Izin Menikah, Begini Jawaban dari Hati Putri

Ini Rekam Jejak Sofyan Djalil Pencetus Omnibus Law di Pemerintahan, Bertahan Jadi Menteri Sejak SBY

Nasi Kuning

Puluhan warga Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, mengalami gejala keracunan setelah menyantap nasi kuning ulang tahun.

Sejumlah korban yang ditemui di Puskesmas Mangkubumi, Kamis (8/10), menuturkan, mereka merasakan mual, pusing lalu muntah dan ada pula yang diare, setelah makan nasi kuning.

"Hari Rabu (7/10) kan ada acara syukuran ulang tahun seorang anak, tetangga kami. Lalu kami mulai menyantap nasi kuning pemberian yang punya acara," kata Dede (23).

Namun malam harinya mereka mulai merasakan gejala keracunan. Kejadian itu pun heboh lantaran terjadi bersamaan.

Khawatir terjadi sesuatu, para korban kemudian mulai diangkut ke Puskesmas Mangkubumi. Yang lainnya sempat dibawa ke Puskesmas Karanganyar.

Danramil Kawalu yang membawahi wilayah Mangkubumi, Mayor Inf Iwan Suwanto, membenarkan adanya informasi keberadaan nasi kuning ulang tahun.

"Dari hasil penelusuran kami, para korban rata-rata sebelumnya telah menyantap nasi kuning ulang tahun," kata Iwan.

Namun begitu, nasi kuning belum bisa dipastikan sebagai penyebabnya. Sampel nasi kuning serta yang sempat dikeluarkan para korban sudah diambil untuk diperiksa di laboratorium kesehatan.

"Sejauh ini seluruh pasien bisa ditangani dengan baik. Mereka rata-rata kondisinya terus membaik, meski masih harus dirawat inap," kata Iwan.

Penyebab Keracunan

Petugas menduga penyebab keracunan massal di Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, berasal dari nei kuning syukuran ulang tahun seorang anak.

Pemilik acara syukuran adalah seorang agnia pengusaha bordir. Ia menyediakan sekitar 120 bungkus nasi kuning untuk diberikan kepada para tetangga.

"Ada syukuran ulang tahun anak seorang agnia, pengusaha bordir, di Kampung Cilange, Karikil, Rabu (7/10) sore. Ia membagikan sekitar 120 nasi kuning," kata Camat Mangkubumi, Dahlan Arifin, di lokasi.

Sebanyak 80 dibagikan langsung kepada yang hadir seusai acara. Sisanya 40 bungkus dibagikan ke rumah tetangga yang tak hadir serta sanak saudara.

Setelah menyantap nasi kuning tersebut, Kamis (8/10) dini hari banyak yang merasakan gejala keracunan. Seperti pusing, mual lalu muntah dan ada yang sampai diare.

"Kini hampir korban ditampung di Puskesmas Mangkubumi dan beberapa ruang kelas SD Puspasari dibelakang Puskesmas. Ada pula yang dibawa ke rumah sakit swasta," kata Dahlan.

Sejauh ini, lanjut Dahlan, tidak ada yang sampai mengalami kondisi kritis, selain adanya empat orang yang dirujuk ke RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya.

"Tapi yang dirujuk pun kondisinya tidak terlalu mengkhawatirkan. Kami all out bersama unsur Muspika melakukan upaya penanggulangan," ujar Dahlan.

Kronologi

Sejumlah orang tua menceritakan kronologis dugaan keracunan yang dialami anak-anak mereka, Kamis (8/10) dini hari.

Seperti diketahui, dari 126 data terakhir warga Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, yang diduga keracunan nasi kuning ulang tahun, sebanyak 58 diantaranya adalah anak-anak.

"Kedua anak saya, Nadia (12) dan Shofie (7), mulai merasakan keracunan Kamis sekitar pukul 01.00. Dengan waktu hampir bersamaan mereka terbangun karena sakit perut," kata Cucu (40), ibu kandung kedua anak itu, saat ditemui, Kamis (8/10) sore, di ruang kelas SD Puspasari yang dijadikan ruang perawatan darurat.

Cucu menuturkan, Nadia dan Shofie awalnya menghadiri acara ulang tahun anak tetangg di Kampung Cilange, Rabu (7/10) sore. Acara berlangsung meriah dipenuhi tawa canda anak-anak.

Sekitar pukul 17.00 acara pun selesai dan anak-anak pulang sambil diberi nasi kuning yang dimasukkan ke dalam wadah plastik transparan.

"Setiba di rumah, Nadila dan Shofie langsung memakan nasi kuning tersebut dengan lahap. Di dalamnya ada sambal goreng tempe, irisan dadar telur, irisan mentimun dan kerupuk," ujar Cucu.

Memasuki malam hari tidak terjadi apa-apa karena kedua anak itu terlelap tidur. Horor dimulai sekitar pukul 23.00.

Diawali dengan terbangunnya Shofie karena merasakan sakit perut. Tak lama Shofie mulai merasakan pusing dan mual. Ia pun akhirnya muntah-muntah.

"Melihat kondisi Shofie yang ujug-ujug sakit membuat saya dan suami panik. Apalagi Shofie mengeluhkan sakit perut yang melilit," kata Cucu. Ia pun berupaya memberikan obat.

Selang dua jam, Nadia pun terbangun dan mengalami gejala yang sama seperti Shofie. Bahkan disertai diare.

"Kami benar-benar panik. Saya telepon famili mau minta bantuan. Ternyata famili pun sama anaknya seperti yang dialami anak saya," kata Cucu.

Ternyata kejadian itu menimpa sebagian warga Kelurahan Karikil. Warga pun segera membawa keluarga yang sakit ke Puskesmas Mangkubumi.

Jumlah korban ternyata membludak dan akhirnya beberapa ruang kelas SD Pupspasari di belakang Puskesmas jadi ruang rawat darurat. Jumlah korban terakhir hingga Kamis (8/10) sore sebanyak 126 orang.

Nadia sendiri mengaku masih merasakan sakit di bagian perut. "Perutnya masih sakit," ujarnya.

(firman suryaman)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved