Sejarah Indramayu: Mengenal Raden Bagus Arya Wiralodra, Pendiri Sekaligus Pemimpin Pertama Indramayu

Raden Bagus Arya Wiralodra sendiri merupakan pendiri sekaligus pemimpin pertama Kabupaten Indramayu.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Ilustrasi: Jajaran Pemerintahan Kabupaten Indramayu saat melakukan ziarah ke makam Raden Bagus Arya Wiralodra (Wiralodra I) di Desa/Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jumat (4/10/2019). 

Ki Buyut Sidum memberitahukan, bahwa sungai besar itu bukanlah Sungai Cimanuk yang selama ini dicari Raden Bagus Arya Wiralodra. Sungai itu justru adalah Sungai Citarum.

"Ia juga memberitahu untuk menyebrangi sungai itu dan kembali ke arah timur," ucap dia.

Dedy S Musashi mengatakan, Ki Buyut Sidum juga memberi petunjuk kepada Raden Bagus Arya Wiralodra, apabila dalam perjalanan menemukan seekor kijang yang memiliki kidung atau tanduk emas dengan mata menyerupai intan berlian, agar diikuti arah kijang itu berlari.

Raden Bagus Arya Wiralodra pun mengikuti petunjuk dari Ki Buyut Sidum hingga di tengah hutan yang lebat ia bertemu dengan seorang wanita bernama Dewi Larawana.

Dewi Larawana memaksa Raden Bagus Arya Wiralodra untuk mempersuntingnya. Namun ia menolak dan membuat Dewi Larawana marah dan menyerangnya.

Wanita Harus Berhati-hati Nih, Kanker Serviks Stadium Awal Gak Ada Gejala Apapun, Perhatikan Hal Ini

Ancaman Buruh di Sumedang, Bilang Mau Bikin Kerusuhan Kalau UU Cipta Kerja Gak Dibatalkan

Raden Bagus Arya Wiralodra pun mengeluarkan senjatanya, yaitu Cakra Udaksana Kiai Tambu ke arah Dewi Larawana. Gadis itu pun lenyap bersamaan dengan munculnya seekor Kijang yang dimaksud.

"Wiralodra segera mengejar Kijang itu yang lari kearah timur, tapi tiba-tiba Kijang itu hilang didekat sebuah sungai besar," ujar Dedy S Musashi.

Karena kelelahan Raden Bagus Arya Wiralodra tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi bertemu Ki Buyut Sidum, ia menyampaikan bahwa inilah Sungai Cimanuk yang dimaksud.

Setelah itu Raden Bagus Arya Wiralodra dan Ki Tinggil mulai membuat gubug dan membuka ladang, mereka menetap di sebelah barat ujung Sungai Cimanuk.

Pedukuhan di Barat Sungai Cimanuk makin hari semakin banyak penghuninya. di antara penduduk itu ada seorang wanita cantik bernama Nyi Endang Darma.

Bersama Nyi Endang Darma, Raden Bagus Arya Wiralodra lalu meneruskan pembangunan padukuhan agar secepatnya bisa menjadi sebuah negara.

Namun ditengah tengah pembangunan, tiba-tiba saja datang Pangeran Guru dari Palembang, ia datang bersama 24 muridnya untuk menantang Nyi Endang Darma.

Perang dahsyat pun tidak terelakan dan Pangeran Guru beserta 24 muridnya tewas dan dikuburkan di suatu tempat yang sekarang terkenal dengan “Makam Selawe”.

"Mengetahui kejadian itu Ki Tinggil melaporkannya kepada Raden Bagus Arya Wiralodra yang saat itu tengah berada di Bagelen," ujar Dedy S Musashi.

Raden Bagus Arya Wiralodra lalu memutuskan segera kembali ke padukuhan, dengan niat ingin memuji kesaktian yang dimiliki Nyi Endang Darma.

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved