BPJS Kesehatan Catat Ajuan Pembiayaan Pasien Covid-19 di Wilayah Cirebon Capai Rp 66,3 Miliar
Seribuan pasien tersebut dirawat intensif di ruang isolasi rumah sakit di wilayah Cirebon dan sekitaranya.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - BPJS Kesehatan Cabang Cirebon mencatat ajuan pembiayaan pasien Covid-19 di wilayah Cirebon dan sekitarnya mencapai Rp 66,3 miliar.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Cirebon, Budi Setiawan, mengatakan, jumlah tersebut berasal dari klaim 1059 kasus Covid-19.
Seribuan pasien tersebut dirawat intensif di ruang isolasi rumah sakit di wilayah Cirebon dan sekitaranya.
"Total pembiayaan yang diajukan Rp 57,6 miliar, kemudian ada koreksi menjadi Rp 66,3 miliar," ujar Irwan Budiana saat ditemui usai kunjungan kerja Komisi IX DPR RI di Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Rabu (7/10/2020).
Ia mengatakan, dari total ajuan itu jumlah yang sudah dibayarkan mencapai Rp 31,5 miliar.
Sementara sisanya mengalami dispute atau ketidaksesuaian dengan Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/446/2020 tentang Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Pelayanan.
Di antaranya, berkas klaim yang diajukan RS tidak lengkap atau kriteria dispute 1 dan pasien jaminan Covid-19 tidak sesuai ketentuan atau kriteria dispute 5.
"Kriteria dispute itu jumlahnya cukup banyak, dan nilainya juga miliaran," kata Irwan Budiana.
Sementara Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, mengatakan, klaim yang tertunggak itu harus segera diselesaikan.
Pasalnya, di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang kebutuhan rumah sakit lebih besar sehingga harus didukung.
"BPJS kesehatan hanya verifikator, tidak langsung membayarkan, tapi ini sepatutnya jadi perhatian semua," ujar Netty Prasetiyani.
Wakil Wali Kota Cirebon, Eti Herawati, berharap, adanya klaim yang mengalami dispute itu segera diselesaikan.
Ia meyakini pihak rumah sakit telah memahami betul persyaratan yang dibutuhkan untuk pengajuan klaim tersebut.
"Saya yakin rumah sakit rujukan di Kota Cirebon sangat paham, jadi semoga secepatnya dilengkapi kekurangan berkasnya," ujar Eti Herawati.