Tsunami
Hadapi Potensi Tsunami 120 Desa di Selatan Jabar Sosialisasi Mitigasi Bencana Mulai Senin Besok
Informasi mengenai potensi tsunami 20 meter di selatan Jawa Barat, katanya, memang sudah lama diketahui masyarakat selatan Jawa Barat.
"Kami baru ketemu kemarin dengan PHRI, secara bertahap mulai minggu depan akan kami latih kembali mengenai kesiapan ini. Sebenarnya sudah rutin, agar pemandu-pemandu di hotel, restoran, tampat wisata, tahu apa yang harus dilakukan untuk memandu wisatawan saat bencana terjadi," ujarnya.
BPBD Jabar sendiri, katanya, sedang memperbaiki dua alat deteksi dini tsunami di pantai selatan Jabar dan sisa dua lagi yang akan diperbaiki.
Lebih dari itu, setiap Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD di tingkat kabupaten dan kota di Jabar sudah terhubung sengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui alat deteksi bencana.
"Alat-alat di Pusdalops ini terkoneksi dengan BMKG. Per tiga jam ada update info. Kalau ada peringatan dini, ada update per menit," katanya.
Sebeluknya diberitakan, sebanyak 31 seismograf serta 18 Warning Receiver System New Generation (WRS NG) telah dipasang di berbagai lokasi di Jawa Barat untuk mendeteksi, mengukur, dan mencatat, gempa bumi serta potensi tsunami secara cepat di Jawa Barat.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung BMKG, Tony Agus Wijaya, mengatakan sebelumnya Jawa Barat hanya memiliki 8 seismograf.
Kemudian pada 2019 bertambah 22 unit lagi dan tahun ini mendapat tambahan 1 unit seismograf.
• Diabetes, Gagal Ginjal, dan Asam Urat Bisa Sembuh dengan Konsumsi Daun Binahong, Gini Cara Ngolahnya
• PROMO JSM Indomaret Terlengkap, Berlaku hingga Minggu 4 Oktober 2020, Buruan Cek Katalog Promonya!
Dengan demikian, kini Jabar memiliki 31 alat pendeteksi gempa bumi yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat.
"Sementara itu, tahun 2020 ini, tambah satu seismograph di Subang, dan tahun 2021 tambah tiga WRS NG di Jawa Barat," kata Tony melalui ponsel, Minggu (27/9).
Sebanyak 18 WRS NG yang telah ada sendiri, katanya, dipasang di 18 kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jawa Barat.
Alat ini, katanya, dapat dimanfaatkan BPBD untuk menerima informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dari BMKG real time dan otomatis, serta komunikasi melalui satelit.
"BMKG memberikan info peringatan dini tsunami, dengan alat penerima info peringatan dini yang dipasang di BPBD, maka info peringatan dini dapat disampaikan dengan cepat. Dua menit setelah gempa, info pendahuluan telah diterima oleh BPBD," katanya.
WRS NG sudah terpasang di kawasan selatan Jawa Barat, yakni Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Banjar, Ciamis.
Kemudian dipasang juga di Depok, Bogor, Subang, Purwakarta, Karawang, Indramayu, Cirebon, Kuningan, Bogor, Bandung, Bandung Barat, dan Sumedang.
Mengenai potensi gempa kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa berdasarkan hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah baru-baru ini, diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami.