Mensos Targetkan 9.000 Pengidap TBC Terima Bansos PKH pada 2021
Menteri Sosial RI, Juliari P Batubara, mengatakan, hal itu merupakan bagian dari penambahan satu item kriteria penerima bansos PKH mulai tahun depan.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Kementerian Sosial (Kemensos) RI memasukkan pengidap penyakit Tuberkolusis (TBC) menjadi penerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH) mulai 2021.
Menteri Sosial RI, Juliari P Batubara, mengatakan, hal itu merupakan bagian dari penambahan satu item kriteria penerima bansos PKH mulai tahun depan.
Menurut dia, pengidap TBC di Indonesia masuk dalam komponen kesehatan sebagai penerima bansos PKH.
• Kemensos Catat 711.126 Keluarga Penerima PKH Mengundurkan Diri Selama Pandemi Covid-19
• Ribuan Keluarga Penerima Manfaat PKH di Kabupaten Cirebon Mengundurkan Diri Selama Pandemi Covid-19
"Targetnya 9000 jiwa yang mempunyai penyakit TBC dengan indeks Rp 3 juta pertahun," ujar Juliari P Batubara saat ditemui usai Graduasi KPM dan Rekonsiliasi Nasional PKH di Aston Cirebon Hotel & Convention Center, Jalan Brigjend Dharsono, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Kamis (17/9/2020).
Ia mengatakan, ada alasan tersendiri dalam pemberian bansos PKH kepada pengidap TBC.
Yakni, dimanfaatkan penerima PKH untuk mengantarkan anggota keluarga dengan TBC ke klinik agar rutin beroba.
Selain itu, bantuan tersebut juga dapat dipergunakan untuk membeli makanan bergizi.
"Pemerintah terus mempertahankan jumlah penerima PKH sebanyak 10 juta keluarga, termasuk ditambahnya pengidap TBC," kata Juliari P Batubara.
Juliari pun mengingatkan jajarannya dan pendamping sosial PKH agar mempunyai strategi untuk mendorong KPM dapat meningkatkan taraf hidupnya.
• Promo Superindo 17 September 2020, Hari Terakhir Buruan Cek Katalog Promo Selengkapnya!
• Promo Indomaret Terbaru Berlaku 16-22 September 2020, Buruan Cek Katalog Promo Selengkapnya
Terlebih setelah adanya penambahan item penerima PKH dari pengidap TBC dalam komponen kesehatan.
"Strateginya harus jelas dan terukur agar graduasi KPM PKH dapat berjalan dengan cepat, sehingga digantikan warga lainnya," ujar Juliari P Batubara.
Ratusan Ribu Keluarga Mengundurkan Diri
Kementerian Sosial (Kemensos) RI mencatat jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang mengundurkan diri mencapai 711.126.
Ratusan ribu KPM PKH itu mundur dari penerima bansos PKH sejak masa pandemi Covid-19 hingga Agustus 2020.
Menteri Sosial RI, Juliari P Batubara, mengatakan, KPM yang mengundurkan diri itupun telah mengembalikan kartu keluarga sejahtera (KKS).
Menurut dia, mereka mundur karena sejumlah alasan, misalnya telah membaiknya kondisi perekonomian keluarganya.

"Dari laporan yang saya terima hingga Agustus 2020 sebanyak 711126 KPM telah mengundurkan diri dari PKH," ujar Juliari P Batubara saat ditemui usai Graduasi KPM dan Rekonsiliasi Nasional PKH di Aston Cirebon Hotel & Convention Center, Jalan Brigjend Dharsono, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Kamis (17/9/2020).
Ia mengatakan, jumlah tersebut merupakan 71,1 persen dari target 1 juta KPM yang digraduasi.
Rata-rata mereka mengundurkan diri karena merasa sudah mampu secara ekonomi.
Pihaknya juga optimis target 1 juta KPM yang mengundurkan diri dari PKH akan tercapai pada tahun ini.
Nantinya, mereka yang telah mengundurkan diri akan diis keluarga miskin lainnya yang belum mendapatkan bansos PKH.
"PKH menjadi program prioritas pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia," kata Juliari P Batubara.
Juliari juga mengakui banyaknya KPM PKH yang mengundurkan diri tidak lepas dari kerja sama semua pihak.
• Ribuan Keluarga Penerima Manfaat PKH di Kabupaten Cirebon Mengundurkan Diri Selama Pandemi Covid-19
• 17 Karyawan PT Pupuk Kujang Terkonfirmasi Positif Covid-19, Ribuan Karyawan Langsung Tes Swab
Terutama para pendamping sosial PKH yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada KPM.
"Pendamping sosial PKH merupakan ujung tombak dari keberhasilan program ini," kata Juliari P Batubara.
6000 PKM PKH Mengundurkan Diri
Ribuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Cirebon mengundurkan diri selama pandemi Covid-19.
Karenanya, mereka pun tidak lagi tercatat dalam kepesertaan bansos PKH 2020.
Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, mengatakan, hingga Agustus 2020 jumlah yang mengundurkan diri mencapai 6194 KPM.
Menurut dia, banyaknya penerima PKH yang mengundurkan diri dikarenakan pola pikir masyarakat telah berubah.
"Kemampuan keluarga penerima program PKH juga sudah meningkat," kata Imron Rosyadi saat ditemui usai Graduasi KPM dan Rekonsiliasi Nasional PKH di Aston Cirebon Hotel & Convention Center, Jalan Brigjend Dharsono, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Kamis (17/9/2020).
Ia mengatakan, perubahan pola pikir itu disebabkan bergantinya mekanisme pencairan bansos PKH dari tunai menjadi nontunai.
Hal itupun membuat masyarakat lebih memahami sistem perbankan sehingga mereka bisa menabung.
Kini, mereka pun telah mandiri dan secara sukarela memutuskan untuk tidak lagi menerima bansos PKH yang selama ini didapatkannya.
"Nanti program PKH akan dialihkan kepada keluarga lain yang belum mendapatkannya," ujar Imron Rosyadi.
• Ditinggal Merantau oleh Suami, Tante Ini Selingkuh dengan Brondong dan Hamil, Janin Bayi Dikubur
• Nih Lowongan Kerja BUMN Terbaru, PT Waskita Karya Realty Membutuhkan 8 Posisi, Cek Selengkapnya
Imron menyampaikan, program bansos PKH di Kabupaten Cirebon berlangsung sejak 2007.
Kala itu, jumlah KPM PKH mencapai 8224 dan terus bertambah hingga kini totalnya mencapai 102465.
Graduasi KPM dan Rekonsiliasi PKH itupun tampak dihadiri Menteri Sosial RI, Juliari P Batubara.
Selain itu, sedikitnya 50 perwakilan KPM PKH dari Cirebon dan Indramayu juga turut hadir.
Mereka merupakan penerima bansos PKH yang digraduasi karena dianggap telah mandiri secara ekonomi.