Pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu Tak Merasa Ubah Lambang Negara,'Garuda Itu Menghadap Ke Depan'

Ia mengibaratkan pelurusan burung Garuda itu seperti bacaa iftitah saat salat. Secara kenegaraan, di masa kritis ini Sutarman mengambil sikap menelaah

Editor: Machmud Mubarok
Tangkapan layar video
Pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu Garut, Sutarman, dan penasihat hukum, seusai pemeriksaan di Mapolres Garut, Kamis (10/9/2020). 

Ia tertarik bergabung karena dijanjikan medapat deposito emas.

Untuk menjadi anggota, Amas dikenakan iuran sebesar Rp 100 ribu.

Robiah (40), mantan anggota lainnya menyebut jika aktivitas di paguyuban biasanya sering membahas soal peningkatan ekonomi.

Pimpinan paguyuban juga kerap membicarakan soal bantuan sosial dan pengajian.

"Paling suka tawasulan. Kalau pertemuan rutin yang ngomongin soal ekonomi biar lebih baik," ujarnya.

 Pengakuan Mantan Pengikut Paguyuban Tunggal Rahayu, Ubah Bismillah dan Dijanjikan Deposito Emas

 Ini Alasan Para Anggota Paguyuban Tunggal Rahayu Mengundurkan Diri, Muspika Bubarkan Kegiatan

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved