Pemkab Kuningan Harus Berani Keluarkan Anggaran untuk Olah Limbah Kotoran Sapi

olah limbah jadi pupuk, bagikan dan bisa dilakukan timbal balik menguntungkan antara penyelenggara melalui PDAU (Perusahaan Daerah Aneka Usaha)

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Ahmad Ripai/Tribuncirebon.com
kegiatan peternak dan warga bersih bersih kotoran hewan yang menyumbat saluran irigasi di Kelurhan Cipari 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Polemik pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah kotoran sapi dari  sejumlah peternak sapi di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, mendapat respons mantan staf ahli Bupati Kuningan, H Jajat Sudrajat, Jum'at (28/8/2020).

Saat ditemui di rumahnya, di Desa Bojong, Kecamatan Cilimus, Jajat mengatakan, penanganan limbah sebenarnya bisa dilakukan segera.

"Pemerintah harus berani mengeluarkan anggaran untuk melakukan pengolahan limbah tersebut," kata Jajat.

Menurut Jajat, keberanian dalam mengeluarkan anggaran tentu sebagai kebijakan dalam memberikan manfaaat besar bagi masyarakat.

"Ketika limbah dikelola menjadi pupuk dan dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat dan kalangan petani pada khususnya," katanya.

Jadi, masih kata Jajat, saat masyarakat ketergantungan dalam penggunaan pupuk yang di kelola pemerintah.

"Ini akan menjadi nilai ekonomis dalam ketahanan pangan," ujarnya.

Alurnya, olah limbah jadi pupuk, bagikan dan bisa dilakukan timbal balik menguntungkan antara penyelenggara melalui PDAU (Perusahaan Daerah Aneka Usaha, red).

"Bisa gak menerapkan kebijakan secara otonomi daerah seperti demikian," ungkapnya.

Disuntik Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Merasa Nyut-nyutan Selama 5 Menit Lalu Terasa Kebas

Kuota Internet Gratis untuk Siswa, Guru, Mahasiswa dan Dosen, Pemerintah Anggarkan Rp 9 Triliun

Sudah Dapat BLT? Ini Cara Mengecek Bantuan Rp 600 Ribu BPJS Ketenagakerjaan & Bukti yang Sudah Cair

Situasi ini, kata dia, pemerintah harus hadir dan memberikan pelayanan kepada lapisan masyrakat.

"Pengendalian ini bisa dilakukan koordinasi antar dinas berkaitan dalam pengolahan dan pembinaan petani, dan ini real tidak merugikan peternak dan masyarakat pada umum," katanya.

Saat mekanisme pendistribusian pupuk olahan sudah berjalan.

"Ini akan menjadi nilai manfaat bagi lapisan masyarakat. Apalagi ini sekaligus sebagai metode ketahanan pangan di masa krisis atau dampak dari Pandemi Covid19," ujarnya.

Terpisah Bupati Kuningan, H Acep Purnama,  mengatakan, untuk penanganan memang hendak dilakukan pengolahannya.

"Untuk sementara, limbah tanpa olahan ini akan digunakan langsung pemupukan di Kebun Raya Kuningan (KRK)," katanya saat ditemui seusai kegiatan di pendopo, Jumat (28/8/2020).

Teknis pemupukan, kata Acep, limbah kotoran sapi akan di angkut menggunakan kendaraan roda empat.

"Limbah akan dipupuk di sana, karena dibutuhkan untuk sejumlah tanaman. Terutama tanaman yang berada di lahan yang bebatuan," kata Acep.

Penyebaran, kata Acep, pupuk limbah di lahan bebatuan itu bisa masuk di sela -sela lahan tersebut.

"Sehingga saat reaksi daripada limbah tersebut, bisa memberikan pasokan manfaat terhadap tanaman,"ujarnya.

Pencemaran limbah kotoran hewan yang muncul dari sejumlah peternak sapi di Kelurahan Cipari, Kecematan Cigugur, kini sudah masuk ke lingkungan di Desa Sukamukti, Kecamatan Jalaksana.

"Iya saya sudah dapat laporan langsung, pencemaran limbah sudah masuk ke pemukiman H Udin (Ketua DPD PAN), tuh apa? Oh iya Desa Sukamukti," kata Sekretaris Pemerintah Daerah Kuningan, H Dian Rahmat Yanuar, saat ditemui usai kegiatan di Pendopo, lingkungan Setda Kuningan.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Kuningan bersikap serius dalam mengatasi kasus limbah kotoran hewan di sejumlah daerah. "Terutama untuk orang pengendalian terhadap peternak sapi dan hewan ternak lainnya, sebagai produksi daging," kata Dian Rahmat Yanuar.

Penanganannya, kata Dian, kasus limbah kotoran hewan, hingga sekarang terus dilakukan penanganan melalui berbagai pengolahannya. "Tindakan pengolahan mulai untuk pembuatan bungkus telur, buat pupuk kompos dan pembuatan breaket atau sebagai komposisi untuk bahan bakar," kata Dian.

Di samping itu, kata Dian, leading sektor dalam pemantauan dan penangannya, juga sudah dilakukan kerjasama antar dinas. "Kami sudah berkali - kali untuk melakukan pengolahan limbah tersebut, dan memberikan bentuk penyadaran kepada peternak," katanya.

Menyinggung soal limbah kotoran ayam, kata Dian, hal ini sama dilakukan pengawasan terhadap pengusaha atau peternak. "Terutama melalui pengawasan dalam verfikasi izin. Apakah mereka masih komitmen dengan niat awal sebagai peternak dan akan mentaati peraturan?" kata dia.

Ini, kata Dian, akan menjadi catatan dan bisa mengancam terhadap pencabutan izin usaha sementara. "Ya, pemerintah hingga saat ini terus melakukan inovasi dalam penanganan kasus di lingkungan," ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, limbah kotoran sapi perah yang berada di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, sehari bisa mencapai 6 ton.

Demikian kata Asep Kepala Bidang P3HL Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan, saat ditemui tengah melakukan pendataan terhadap peternak sapi daerah setempat.

Menurutnya, Kelurahan Cipari sendiri merupakan salah satu peternakan sapi perah terbesar di Kabupaten Kuningan.

“Dengan total ada 4.200 ekor sapi, limbah kotoran yang dihasilkan dalam sehari bisa mencapai 60 ton,” kata dia.

Kalkulasi sebanyak itu, kata Asep, ini dilihat dari setiap satu ekor sapi saat buang kotoran itu sebanyak 15 kilogram.

“Untuk jumlah kotaran yang dimunculkan dari setiap peternak sapi, belum menyeluruh di Kecamatan Cigugur yang memiliki jumlah populasi sapi itu sebanyak 7714 ekor,” ungkapnya.

Menghadapi persoalan limbah kotoran sapi, kata Asep, jumlah kotoran sapi itu baru sebagian saja yang diolah menjadi biogas. “Itu pun jumlahnya hanya sekitar 10 persen dan masih menghasilkan ampas,” katanya.

Saat ini upaya yang dilakukan oleh DLH (Dinas Lingunan Hidup) sendiri adalah dengan menyediakan truk pengangkut untuk membuang limbah kotoran sapi tersebut ke lahan yang telah disediakan.

“Untuk sementara, limbah kita kumpulkan di hangar (tempat pengeringan, red), untuk kemudian dilakukan olahan terhadap limbah kotoran tersebut,” katanya.

Mengenai pencemaran pada saluran irigasi, kata Asep, tindakan sekarang itu melakukan penyadaran kepada para peternak agar tidak membuang limbah sembarangan.

"Kita masih tahap penyadaran dan pembinaan, ke depan baru akan disediakan mesin olah limbah,” ujar Asep didamping Dedi Mulyadi yang juga Seksi Kemitraan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan.

Selama sebulan ke depan,kata Dedi, Dinas Lingkungan Hidup akan melakukan pendampingan terhadap kesadaran peternak sapi di Cipari. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved