Si Abah Macan Tutul Penguasa Gunung Sawal Dilepasliarkan Lagi, Disambut Bunyi Kentongan Bertalu-talu
Ketika pintu karangkeng membuka, si Abah dengan sigap berlari keluar bergerak cepat melintas lorong jalur yang sudah disiapkan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNCIREBON.COM, CIAMIS - Kegiatan pelepasliaran si Abah – macan tutul penguasa Gunung Sawal, Selasa (25/8) siang, berlangsung dalam suatu seremoni dalam hutan. Dihadiri para pejabat, TNI/Polri, akademisi, pecinta lingkungan, warga dan kader konservasi.
“Ada sekitar 40 orang kader konservasi yang ikut melepasliarkan Si Abah tadi siang,” ujar Ilham Purwa, Koordinator Kader Konservasi Ciamis, kepada Tribun, Selasa (25/8).
Si Abah dilepasliarkan di kawasan hutan Gunung Sawal di Blok Pojok Dusun Pasir Tonggoh Desa Pasir Tamiang Kecamatan Cihaurbeuti Ciamis, Selasa (25/8) sekitar pukul 10.00 siang. Di lokasi sekitar 10 km dari permukiman warga dan harus ditempuh berjalan kaki sejauh 3 km.
• Langsung ke Rekening BLT Rp 600 Ribu Bagi Karyawan Cair Besok Cek Namamu di BPJS Ketenagakerjaan
• Sidang Cerai di Pengadilan Agama Antre, Banyak Istri Tinggalkan Suami Akibat Suami Enggak Punya Duit
• Dedengkot Sunda Empire Jalani Sidang, Hakim Sampai Enggak Kuat Nahan Tawa Dengar Penjelasan Mereka
“Lokasi pelepasliaran si Abah tadi siang jauh lebih datar. Tidak seperti tahun 2018, medannya sulit, terjal berbukit. Lokasi yang tadi siang agak mudah dijangka, meski harus jalan kaki sejauh 3 km,” katanya.
Tahun 2018, Si Abah juga pernah dilepasliarkan di dusun yang sama tapi lokasi berbeda. Waktu itu si Abah masuk perangkap yang dipasang warga di Blok Cilumpang Desa Cikupa Kecamatan Lumbung Ciamis.
Kemudian Si Abah dilepasliarkan dari Desa Pasir Tamiang masuk ke habitatnya di Gunung Sawal.
Tapi Kamis (25/6) pukul 06.00, dua bulan lalu, Si Abah kembali masuk perangkap yang dipasang warga di Blok Cilumpang Desa Cikupa Kecamatan Lumbung.
Setelah menjalani masa rehabilitasi di Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) selama dua bulan, Selasa (25/8) sekitar pukul 10.00 Si Abah kembali dilepasliarkan ke habitatnya hutan Gunung Sawal.
Tepat pukul 10.00 Selasa (25/8) siang, tali untuk membuka pintu kandang berisi si Abah ditarik ramai-ramai.
Ketika pintu karangkeng membuka, si Abah dengan sigap berlari keluar bergerak cepat melintas lorong jalur yang sudah disiapkan untuk si Abah terus berlari ke kerimbunan hutan.
“Tak lama setelah Abah keluar dari karangkeng, kentongan dibunyikan, dipukul-pukul secara bersamaan. Ada 8 kentongan yang disiapkan,” ujar Ilham Purwa.
Pukulan atau tetabuhan dari kentongan tersebut menurut Ilham merupakan kearifan lokal, cara nenek moyang di sekitar Gunung Sawal untuk mengusir atau menghalau macan tutul yang turun gunung masuk kampung kembali ke hutan. Tetabuhan dari kentongan juga pertanda bahaya.
“Dengan bunyi kentongan tadi, si Abah akan terus berlari kencang masuk hutan,” katanya.
Bila ada macan tutul turun gunung, mendekati permukiman menurut Ilham tak perlu diburu atau dipasang perangkap untuk menangkapnya.