Musibah Sapi Terpanggang dan Kandang LudesTerbakar, Kades Bakal Tingkatkan Pengawasan

Arip mengatakan, pengalaman ini memberikan semangat kepada pemerintah desa untuk waspada terhadap kejadian yang tidak diinginkan.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Ahmad Ripai/Tribuncirebon.com
Sapi Sutardi tewas terpanggang api di Cibeureum Kabupaten Kuningan, Senin (24/8/2020). 

Laporan Konributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Musibah terbakarnya sapi dan kandang di Desa /Kecamatan Cibeureum, membuat orang nomor satu di desa tersebut akan menggiatkan pengawasan dan sosialiasi keselamatan hewan ternak kepada petani sapi.

"Perlu diketahui bahwa kejadian sapi terpanggang dan ludesnya kandang terbakar itu pertama kali terjadi di desa kami, sebab sebelum-sebelumnya musibah kebakaran ini tidak pernah sama sekali terjadi," kata Arip Taufik yang juga Kepala Desa Cibeureum saat menyampaikan kepada Tribuncirebon.com melalui sambungan selulernya, Senin (24/8/2020).

Arip mengatakan, pengalaman ini memberikan semangat kepada pemerintah desa untuk waspada terhadap kejadian yang tidak diinginkan.

"Sewaktu pagi ada yang kasih tahu, bahwa kandang sapi saya terbakar," kata Sutardi.

Sutardi menceritakan, kobaran api yang belum diketahui penyebabnya menghabiskan bangunan kandang sapi miliknya.

"Apalagi sekarang musim kemarau dan lingkungan kandang banyak dedaunan kering, yang berpotensi mudahnya api membesar, ketika ada percikan," katanya.

Kemudian, kata dia, jumlah penduduk desa yang sekitar 5 ribu jiwa. "Ada sebanyak 300 peternak sapi yang sama seperti Pak Sutardi," katanya.

Mereka (peternak) memiliki sapi itu sebagai ladang kekayaan dan modal dalam menjalankan aktivitas sebagai tani garap lahan pertanian.

"Benar, meski kemajuan jaman di sektor pertanian melalui perkakasa modern. Namun masih ada petani yang menggarap lahan pertaniannyan menggunakan tenaga sapi dalam membajak atau mengolah lahan tanam," katanya.

Terlepas sebagai budaya warga desa saat mengumpulkan kekayaan melalui berternak. "Ini berada sudah sejak lama desa berada. Dan mayoritas warga desa kami itu berprofesi sebagai petani," katanya.

Langsung ke Rekening BLT Rp 600 Ribu Bagi Karyawan Cair Besok Cek Namamu di BPJS Ketenagakerjaan

Satu Keluarga Gosong Terbakar di Atas Ranjang Rumahnya, Diduga Terlalu Nyenyak Tidur

Arip mengatakan, menyoal siapa pembakar kandang sapi milik Sutardi (57),hingga saat ini masih melakukan pencarian penyebabnya.

"Apakah ini dari tindakan pemilik kandang,sewaktu ngasap (bakar-bakar kecil, red) yang biasa dilakukan untuk ngusir serangga atau nyamuk di kandang, atau memang diduga senggaja dibakar orang yang tak bertanggung jawab?" katanya.

 Bangunan kandang sapi milik Sutardi (57), Warga Blok Ciloa, Desa /Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan rata dengan tanah.

Hal itu karena sebelumnya terjadi kebakaran sekitar pukul 02.00 wib, dini hari, Senin (24/8/2020).

Saat ditemui, Sutardi mengatakan, kebakaran yang meratakan bangun kandang sapi itu diketahui sekitar pukul 09.00 WIB.

"Perkakas pertanian dan ada satu ekor sapi mati terpanggang," katanya.

Perkakas pertanian yang terbakar, imbuh Sutardi menyebutkan, ada cangkul, arit, mesin pompa air, dua tangki penyemprotan pertanian dan selang tiga rol ludes terbakar.

"Dari kejadian, setelah kami hitung total mencapai Rp 40 juta," ungkap Sutardi yang beraktivitas buruh tani di desa setempat.

Menyinggung soal dugaan api, kata dia, dirinya tidak mengetahui asal mula kobaran api tersebut.

"Namun dari kejadian ini, sudah kami laporkan ke desa. Tadi juga, ada petugas dari Polsek, Koramil dan Pol PP Kecamatan," kata Sutardi lagi.

 Satu Keluarga Gosong Terbakar di Atas Ranjang Rumahnya, Diduga Terlalu Nyenyak Tidur

 Langsung ke Rekening BLT Rp 600 Ribu Bagi Karyawan Cair Besok Cek Namamu di BPJS Ketenagakerjaan

Suami dari Paing (56) ini menambahkan, untuk bertahan dan memenuhui hajat hidup keluarga dirinya harus bekerja serabutan.

"Paling seperti biasanya, mengandal orang nyuruh saya. Seperti panen, urus sawah dan pekerja serambutan di kampung saja seperti apa," kata Sutardi yang memiliki lima anak.

Soal musibah hingga memewaskan hewan ternak, kata dia, tidak tahu harus berbuat apa.

"Padahal sapi yang terbakar itu celengan untuk bertahan hidup. Jadi, kalau kebutuhan mendadak biasa di kampung suka jual hewan ternak atau hasil panen lainnya," katanya. 

Prihatin

Anton, salah seorang peternak sapi di Kuningan, sangat prihatin mendengar kabar bahwa Sutardi (57) kehilangan sapi dan kandangnya yang ludes terbakar.

"Musibah ini tentu makin perhatian kami sebagai peternak sapi juga, seharusnya ini bisa mendapat perhatian juga dari pemerintah," kata Anton saat dihubungi via ponselnya, Senin (24/8/2020).

Anton mengatakan, musibah kebakaran yang meluluhlantahkan semangat Sutardi, harus mendapat pengawasan dan penindakan.

"Apalagi nilai kerugian akibat musibah terbakar itu bukan belasan juta lagi, malah puluhan juta," katanya.

Menyinggung soal muncul api sebagai awal penyebab musibah menimpa Sutardi, kata Anton, ini bisa dilakukan pihak berwenang dengan melakukan olah tempat kejadian perkara dan menanyakan langsung kepada pemilik kandang yang rata tanah tersebut.

"Karena, ini merupakan tindakan kriminal dan merugikan," katanya.

Anton menyebutkan, para peternak sapi di wilayah Kuningan timur, memang bukan satu atau dua orang saja.

"Mereka ternak itu memang sudah menjadi budaya warga desa dalam mengumpulkan kekayaan melalui berternak, dan ini bisa juga sebagai modal dalam mata pencahariannya," katanya.

Karena, tidak sedikit warga di wilayah Kuningan timur, lanjut Anton, sebagai peternak sapi itu sekaligus buruh tani dalam melakukan awal penggarapan lahan sawah.

"Dis ana masih ada bajak sawah menggunakan sapi sebagai tenaga kerjanya," katanya.

Anton berharap kasus terpanggangnya sapi dan kandang hingga rata tanah itu dapat terungkap.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved