Dua Anak Bertetangga di Kabupaten Tasikmalaya Meninggal Bersamaan, Diduga Akibat DBD

elama Agustus ini tercatat ada delapan kasus DBD di wilayahnya. Antara lain, di Kampung Cipanas empat orang, Kampung Pasung satu orang

Editor: Machmud Mubarok
(istimewa)
Ibu kandung Seni tak kuasa menahan tangis saat ikut proses pemakaman, Selasa (11/8). 

Bulan Juni terjadi peningkatan kasus yang cukup significan yakni sampai 109 kasus menurut dr Bayu karena  di Tasikmalaya terjadi outbreak kasus DBD yang berdampak ke Ciamis terutama daerah perbatasan.

Tiga bulan pertama awal 2020 menurut dr Bayu merupakan penyumbang terbanyak kasus DBD di Ciamis dengan daerah kasus tertinggi kasus DBD-nya mulai dari wilayah kerja puskesmas Ciamis Kota, Handapherang, Cijeungjing, Cisaga dan Baregbeg,

“Di wilayah kerja puskesmas lainnya  peningkatan kasusnya tidak signifikan,” ujar dr Bayu.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, masyarakat diharapkan tidak lalai dengan ancaman  penyakit DBD yang ditularkan nyamuk aedes aegypti tersebut.

Dengan mewaspadai gigitan nyamuk yang akrab disebut si belang tersebut. Jangan lupa selalu lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), periksa dan buang tempat-tempat munculnya jentik nyamuk.

Kota Tasikmalaya

Kasus serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya akhirnya menembus angka 1.000 orang. Yang meninggal pun bertambah satu menjadi 20 orang.

Namun begitu, pihak Dinas kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya menyatakan, jika kasusnya dilihat per bulan maka sudah terjadi penurunan yang cukup signifikan.

"Akumulasi sejak Januari hingga saat ini sudah mencapai 1.006 kasus. Tapi jika dilihat per bulannya, kini mulai terjadi penurunan signifikan," kata Kepala Dinkes Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, Selasa (4/8).

Sementara yang masih dirawat di sejumlah rumah sakit di wilayah kota sebanyak 27 orang. Kondisi mereka sebagian besar sudah stabil.

"Penurunan jumlah kasus per bulannya, salah satunya didukung oleh perilaku warga yang mulai sadar akan kebersihan lingkungan. Terutama upaya pemberantasan sarang nyamuk," ujar Uus.

Karenanya, warga diminta lebih aktif lagi memberantas sarang nyamuk. Seperti menguras bak, membuang atau mengubur wadah bekas serta menutup wadah berisi air.

"Kalau anak-anak tidur sekitar pagi dan sore, sebaiknya diawasi karena saat itu pula nyamuk aedes aegypti penyebab DBD berkeliaran," ujar Uus.

Waspadai Gigitan Nyamuk di Pagi dan Sore Hari

Nyamuk Aedes Aegypti atau nyamuk demam berdarah (DBD) memiliki perilaku mengigit pada pagi dan sore hari.
Pemerintah mengharapkan masyarakat waspada terhadap ancaman DBD karena Kementerian Kesehatan mencatat kasus yang masih cukup tinggi hingga Juni ini. 

Nyamuk dengan ciri khas kaki berwarna hitam dan putih ini mengigit manusia pada waktu pagi dan sore.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved