Dua Anak Bertetangga di Kabupaten Tasikmalaya Meninggal Bersamaan, Diduga Akibat DBD
elama Agustus ini tercatat ada delapan kasus DBD di wilayahnya. Antara lain, di Kampung Cipanas empat orang, Kampung Pasung satu orang
Kakek korban, Pendi, di Kamar Mayat, menuturkan, RCW adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ia mulai mengalami demam, Kamis (23/7), lalu dibawa ke dokter.
"Dokter menyarankan menunggu dua hari, karena saat itu trombositnya masih normal. Tapi setelah dua hari demam tetap tinggi, cucu saya kemudian dibawa ke RSU," ujar Pendi.
• Ini Doa Khusus Plt Bupati Indramayu Pada Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha di Tengah Pandemi Covid-19
• Daftar Harga Sepeda Lipat Murah, Mulai Rp 2 Jutaan : Pacific, Dahon Ion, Element Hingga United
• Resep Membuat Tongseng Kambing dan Sapi, Lengkap Tips Agar Daging Empuk dan Mudah Masak
Selama dua hari RCW mendapat penanganan intensif di ruang IGD. "Karena kondisinya tidak berubah, lalu dibawa ke ruang PICU," kata Pendi.
Namun setelah mendapat perawatan dua hari di ruang PICU, korban tak tertolong. "Kata dokter memang positif DBD," kata Pendi.
Tembus 1.000 Kasus DBD
Sepanjang tahun 2020 ini sampai minggu pertama Agustus jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Ciamis dan di Tasikmalaya sudah menembus angka 1.000.
Di Ciamis mencapai 1.076 kasus dengan jumlah lima orang penderita meninggal dunia. Sedangkan di Kota Tasikmalaya kasus DBD sebanyak 1.006.
Selama masa pandemi Covid-19 sejak April lalu jumlah kasus DBD di Ciamis cenderung menurun di bawah angka 100 kasus kecuali bulan Juni mencapai 109 kasus.
“Sejak April sampai Juli, angka kasus (DBD) cenderung menurun. Rata-rata di bawah angka 100. Kecuali bulan Juni mencapai 109 kasus, terdampak outbreak di kota tetangga (Tasikmalaya),” ujar Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Ciamis dr H Bayu Yudiawan MM kepada Tribun Selasa (4/8).
Penyumbang terbanyak kasus DBD di Ciamis adalah wilayah Puskesmas Ciamis Kota menyusul kemudian Handapherang, Cijeungjing, Cisaga dan Baregbeg. Kasus DBD ini menyebar hampir di 27 kecamatan di Ciamis.
• Kisah Pahit Cewek PL Karaoke di Bandung: Tak Punya Uang untuk Makan, Anak Kelaparan, Diusir dari Kos
• Bertambah Lagi Musuh Besar Dokter, Selain Covid-19, Kini Ada Si Covidiot, Apa Sih? Ini Penjelasannya
• TKW Indramayu Sempat Telepon Saat Sembunyi di Bunker, Nangis Bilang Sedang Terjadi Perang di Suriah
Kasus DBD tertinggi di Ciamis menurut dr Bayu terjadi pada bulan Januari, Februari dan Maret yang menempatkan Ciamis masuk zona merah dengan kasus tiga besar se Jabar.
Bulan Januari terjadi 222 kasus DBD dan dua meninggal dunia menempatkan Ciamis pada rangking ke-2 se Jabar dalam jumlah kasus DBD-nya. Bulan Februari sebanyak 287 kasus dan tiga meninggal dunia, posisi Ciamis masih dirangking ke-2 se Jabar.
Pada Maret terjadi 215 kasus DBD, tidak ada yang meninggal. Posisi Ciamis turun ke peringkat ke-3 dari total kasus DBD se Jabar.
Bulan April, saat pandemi Covid-19 mulai marak, jumlah kasus DBD di Ciamis menurun drastis jadi 82 kasus. Posisi Ciamis turun ke peringkat ke-7 se Jabar.
Kemudian bulan Mei (90 kasus), Juni (109 kasus), Juli (66 kasus). Dan bulan Agustus ini sampai Senin (3/8) sudah ada 5 kasus. Total 1.076 kasus sampai awal Agustus. “Tiga hari pertama Agustus, terdata lima kasus DBD,” katanya.