Kerugian Akibat Kebakaran di Kuningan Hingga Juli Mencapai Rp 800 Juta, Hidran Aktif Hanya 7 Titik
Menurut Khadafi, menghadapi musim kemarau saat ini, personel pemadam kebakaran selalu siap siaga dan standby.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN – Jumlah kerugian akibat bencana kebakaran yang terjadi tahun ini hingga bulan Juli di Kabupaten Kuningan mencapai Rp 800 juta. Sepanjang Januari-Juli ini terjadi 22 kasus kebakaran.
Kepala UPT Damkar Kuningan, Khadafi, mengatakan, kebakaran disebabkan beragam faktor. Di antaranya, hubungan arus pendek atau korslet listrik, tungku perumahan dan kebakaran yang disebabkan obat nyamuk bakar.
Menurut Khadafi, menghadapi musim kemarau saat ini, personel pemadam kebakaran selalu siap siaga dan standby.
“Kesiapsiagaan itu, terdiri dari perawatan perlengkapan alat pemadam kebakaran. Mulai chek mesin mobil dan mesin sedot air,” kata Khadafi saat ditemui di kantornya, Jalan Sudirman – Kuningan, Selasa (28/7/2020).
• Realme C15 Resmi Dirilis, Akan Dijual di Flash Sale Rabu 29 Juli 2020 Dengan Harga Mulai Rp 1,9 Juta
• Daftar Harga HP Murah di Bawah Rp 3 Juta, Lengkap dengan Spesifikasi: Samsung, Redmi, Vivo, Oppo
• Daftar Harga HP Oppo Edisi Terbaru, Termasuk yang Baru Rilis, Paling Murah Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Petugas pemadam kebakaran pun, lanjut Khadapi, kerap melakukan sosialisasi terkait ancaman bahaya kebakaran di daerah.
“Petugas damkar juga melakukan pembinaan dan kemitraan dengan masyarakat peduli api dan relawan pemadam kebakaran di setiap daerah,” katanya.
Menyinggung soal jumlah hidrant, lanjut Khadafi, total ada sebanyak 22 titik yang tersebar di Kabupaten Kuningan. “Namun dari jumlah keseluruhan itu, hanya 7 titik yang aktif dan bisa digunakan saat dibutuhkan,” katanya.
Dikatakan Khadafi, hidrant yang aktif di antaranya di dalam pasar baru Kuningan dan Jalan Siliwangi (dekat kantor Bupati, red). “Selain itu, ada di Pasar Ciawigebang dan Pasar Cilimus,” katanya.
Pihaknya berharap masyarakat untuk sadar dalam memberikan kelulasaan terhadap keberadaan hidrant.
“Sebab ada beberapa hidrant itu tertutup dengan dongdangan (tempat dagang,red) yang terjadi di Kuningan,” ungkapnya. (*)