Tahun Ajaran Baru
DPRD Kuningan Turun Langsung Pantau MPLS Hari Pertama: Ada yang Berani Gelar Tatap Muka
Hari kedua pelaksanaan Masa Pengenal Lingkungan Sekolah (MPLS) di Kabupaten Kuningan mendapat perhatian dari Pimpinan DPRD Kuningan.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Hari kedua pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Kabupaten Kuningan mendapat perhatian dari Pimpinan DPRD Kuningan.
//
“Kemarin kami bersama Bupati dan Pimpinan Daerah melakukan kunjungan ke sejumlah sekolah, kebetulan kegiatan itu sebelumnya telah dilakukan gelar pasukan apel siaga Karhutla (kebakaran Hutan dan Lahan),” ungkap H Ujang Kosasih yang juga Wakil Ketua DPRD Kuningan saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/7/2020).
Ujang mengatakan, pihaknya mendesak pemerintah untuk selalu melakukan pengawasan terhadap aktivitas di lingkungan sekolah.
“Terutama pengawasan terhadap penyelenggara pendidikan yang sedang melaksankan MPLS dengan mengutamakan standar kesehatan di masa pandemi covid-19,” katanya.
Alasan itu, kata dia, meski tidak semua pelajar mengikuti agenda MPLS di setiap sekolah.
“Namun ada beberapa sekolah yang tetap menggelar MPLS yang melibatkan langsung peserta didiknya,” katanya.
Ujang menyebut, pihaknya mengapreasiasi terhadap pelaksanaan kegiatan MPLS yang mengikuti standar kesehatan.
• Menhan Prabowo Geber Rantis Maung Pindad, Langsung Pesan 500 Unit Harganya Rp 600 Juta Per Unit
“Ada beberapa sekolah pada MPLS yang menerapkan standar kesehatan. Seperti penggunaan masker dan face shield serta menyediakan sabun dan alat cuci tangan,” katanya.
Menyinggung soal peserta didik yang ikut MPLS melalui online atau dengan aplikasi zoom meeting, kata Ujang, ini memang sudah sewajarnya dilakukan dengan metode pembelajaran jarak jauh.
“Namun yang sangat memprihatinkan bagi kami saat kunjungan kemarin, ada lembaga pendidikan yang kurang lokal, sekolahnya itu persis di daerah Ciporang,” katanya.
Kekurangan jumlah lokal pada lembaga pendidikan di daerah tersebut.
“Ada sebanyak 4 lokal. Melihat kondisi itu, kami pastikan kepada pemerintah untuk mengabulkan dan penambahan jumlah ruang rombel,” katanya.
Ditanya soal daerah yang sulit bahkan tidak ada sinyal internet, Ujang mengatakan, dirinya telah melakukan pendataan terhadap sejumlah daerah yang belum maksimal adanya sinyal internet.