Mendikbud

Mendikbud Nadiem Makarim: Belajar Jarak Jauh Akan Jadi Permanen Setelah Pandemi Covid-19 Selesai

belum pernah dalam sejarah Indonesia kita melihat jumlah guru dan kepala sekolah yang bereksperimen dan orangtua juga bereksperimen

Editor: Machmud Mubarok
Tribunnews.com
Nadiem Makarim 

"Kalau untuk pembelajaran jarak jauh permanen, saya rasa harus ada penelitiannya dulu. Karena saat ini pembelajaran jarak jauh masih mempersyaratkan pertemuan tatap muka dengan tutor, terutama di sekolah terbuka. Namun ini bukan kondisi ideal," ujar Doni.

Ia mengatakan, perlu kajian akademis yang berbasis riset untuk melihat tujuan dan sasarannya sebelum penerapan pembelajaran jarak jauh. Sekolah dan guru, lanjut Doni, harus diberdayakan dalam mengembangkan manajemen halaman pembelajaran di sekolah mereka masing-masing. "Bukan dengan langganan platform daring berbayar," kata Doni.

Alasannya, orientasi pembelajaran yang dikembangkan UNESCO mengarah pada kemandirian guru dan sekolah dalam memanfaatkan teknologi. Oleh sebab itu, guru harus mendesain sendiri pembelajarannya.

"Kalau masing-masing sekolah memiliki platform yang mereka kembangkan, platform ini bisa dishare ke sekolah lain sehingga alternatif pembelajaran semakin banyak," kata Doni.

Daftar Harga Sepeda Lipat Terbaru Merek United, Element, Pasific dan Polygon, Mulai Rp 1,7 Juta

Waspada, Sejumlah Kota dan Kabupaten di Jawa Barat Kembali Jadi Zona Kuning Covid-19, Ini Daftarnya

Pembelajaran tatap muka lebih efektif

Doni berpendapat, hingga saat ini, pembelajaran dengan metode tatap muka lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan riset di AS, kata dia, mahasiswa di Negeri Paman Sam tersebut tidak terlalu menyukai pembelajaran jarak jauh.

Para mahasiswa ingin kembali ke kampus mereka karena menginginkan proses pendidikan berlangsung dengan tatap muka.

"Karena sebenarnya pendidikan itu jarak dekat, bukan jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh hanyalah alternatif belajar saat situasi normal belum bisa dilaksanakan. Kalau sudah normal, pendidikan itu akan efektif lewat perjumpaan langsung," kata Doni.

Menurut Doni, pendidikan secara tatap muka tidak akan dihapuskan karena sudah terbukti efektivitasnya.

Dengan memaksakan semua sekolah dan perguruan tinggi belajar dengan pembelajaran jarak jauh, menurut dia, akan mendiskriminasi kelompok-kelompok tertentu yang tidak memiliki kemampuan dan akses pada sarana teknologi digital.

"Kalau pembelajaran jarak jauh nantinya dilakukan sebagai satu-satunya metode belajar, ini justru akan mempermiskin berbagai macam metode belajar yg selama ini sudah terbukti efektif membentuk karakter siswa," kata Doni.

Doni menyebutkan, hidup adalah tanggapan terhadap realitas. Bila semua dilakukan secara daring atau online, akan ada hal fundamental yang hilang dalam pembelajaran. Sesuatu yang hilang itu adalah sentuhan pengalaman pada realitas melalui interaksi dalam pembelajaran.

Tak bisa diterapkan untuk semua jenjang

Sementara itu, pengamat pendidikan Darmaningtyas menilai, pernyataan Nadiem menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh itu bisa dilakukan dengan hybrid model.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved