Desa Bunigeulis Dikenal Sebagai 'Kampung Bilik' di Kuningan, Namun Kini Perajinnya Semakin Berkurang

ini bentuk inisiatif anak sebagai generasi penerus dalam menjaga kelestarian daerah sebagai kampung pembuat bilik

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
TribunCirebon.com/Ahmad Ripai
Perajin bilik di Desa Bunigeulis Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, sedang menganyam irisan bambu untuk dibuat bilik, Jumat (26/6/2020). 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Sejumlah warga Desa Bunigeulis, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan yang terkenal sebagai perajin bilik (geribik, red). Karena itu Desa Bunigeulis dikenal sebagai kampung bilik. Namun kini perajin bilik terus berkurang setiap tahunnya.

"Sampai sekarang jumlah warga pembuat bilik sekitar 60 persenan," ungkap tokoh pemuda desa setempat,  Dede Awwaludin saat ditemui di sekitar lokasi pembuatan bilik, Jum'at (26/6/2020).

Dede yang juga tenaga pengajar di Univeristas Kuningan ini mengatakan, jumlah penduduk di sekitarnya memang terbagi beberapa golongan dalam mata pencahariannya.

"Warga kami ada yang jadi petani, perajin seperti buat bilik dan beberapa warga yang milih berprofesi lainnya. Ada guru, pedagang dan sopir, juga banyak lagi," kata Dede yang akrab disapa Delon.

Delon mengatakan, usaha mandiri dalam pembuatan bilik seperti ini, tidak melalui kelas khusus

"Melainkan mereka (para perajin, red) terlihat bisa dan mampu untuk membuat bili ini melalui garis keturunan alias turun temurun, jadi, ketika orang tua membuat bilik, ada beberapa anak atau saudaranya ikut bantu," katanya.

Melihat dari kegiatan usaha, kata dia, ini bentuk inisiatif anak sebagai generasi penerus dalam menjaga kelestarian daerah sebagai kampung pembuat bilik. "Semua yang bisa buat bilik ini belajar sendiri dan atas semangat kemauannya pribadi,"ujarnya.

Belakangan ini, pemasaran bilik ini mengalami kesulitan dan konsumen semakin berkurang.

Hal ini menyusul dengan kemajuan zaman yang serba cepat saat membutuhkan barang seperti bilik ini. "Dulu sebelum banyak semen dan matrial bangunan rumah dimana-mana. Bilik menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam membuat rumah," ujarnya.

Seperti, lanjut Delon, penggunaan bilik ini buat dinding dan penerapan langit -langit dalam bangunan rumah."Namun sekarang jauh berbeda dan sedikit warga atau konsumen butuh bilik," ungkapnya.

Namun tidak dipungkiri, kata dia, kebutuhan bilik banyak dibutuhkan warga. "Untuk membuat kandang atau bangunan untuk gudang," ujarnya.

Rohimah Makin Lengket dengan Kiwil, Kini Sering Pamer Foto Mesra Setelah Meggy Gugat Cerai Suaminya

Haikal Hassan & Dedi Sitorus Debat RUU HIP, Politikus PDIP Berani Sebut PA 212 Belum Tentu Pancasila

Daftar Harga Sepeda Lipat 2020, Mulai dari Rp 1 Jutaan, Sepeda Lipat Polygon Hingga Pacific

Mengenai motif daripada pembuatan bilik, kata dia, ini bergantung pada bahan yang digunakan. "Jika ingin motif batik dalam bilik yang kita inginkan, jelas prosesnya lebih lama dari biasanya, karena selain mencari bahan baku susah, ini juga memerlukan keterampilan khusus saat menganyamnya," katanya.

Sementara itu, Sodik, warga RT 09 RW 03 Bunigeulis,  saat ditemui sedang membuat anyaman bilik menyebutkan, pembuatan bilik untuk ukuran 4 meter kali 6 meter seperti ini menghabiskan waktu sampai empat hari.

Dia mengatakan, untuk bahan baku dalam proses pembuatan bilik di dominasi dari bambu dengan berbeda jenis.

"Jenis bambunya itu seperti bambu tali, bambu surat dan bambu Bitung. Namun mayoritas pembuat bilik di sini, menggunakan dari bahan bambu surat, " kata dia.

Dalam pembuatan bilik, kata Sodik saat ditemani istrinya mengatakan, selama empat hari usai mengerjakan satu lembar bilik ini, diharga sebesar Rp 100 ribu.

"Harga seratus ribu itu, kalau dibeli warga sekitar dan datang kerumah," katanya.

Namun harga akan berubah, kata dia, jika hasil karyanya itu dijual di kawasan pasar tradisional. "Harga bisa naik, karena ada beban biaya tambahan lagi," katanya.

Sodik mengatakan, cara pembuatan bilik ini sama dilakukan perajin anyaman wadah untuk keperluan rumah tangga. "Seperti nyiru (tabsi, red). Namun untuk pembuatan bilik itu memerlukan bahan dan tempat luas," katanya.

Proses pembuatannya, mulai dari penebangan pohon yang terpilih sesuai kebutuhan daripada pembuatan nanti. "Kemudian dipotong-potong sesuai ukuran dan dilakukan perautan, sehingga bambu siap dianyam," katanya.

Untuk perkakas saat dibutuhkan, kata dia, tentu harus sedia golok, geragaji, pisau raut dan palu. "Karena saat pembuatan itu harus benar-benar rapat. Nah, kebutuhan untuk itu didukung alat lain atau palu untuk memukulnya," ujarnya.

TONTON VIDEO DI SINI

(*)

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved