Tinggal Seorang Lagi Pasien Positif Covid-19 yang Dirawat di RSHS Bandung, 13 PDP Masih Diisolasi
sampel pasien harus dikirim ke laboratorium Balitbangkes di Jakarta untuk diuji dan butuh waktu minimal tiga hari.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Tinggal satu lagi pasien positif Covid-19 yang masih dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, Kamis (25/6). Selain itu, masih terdapat 13 pasien dalam pemantauan (PDP) yang diisolasi di RSHS.
Kepala Subbag Humas RSHS, Shanti Diana Siptamalasari, mengatakan sebanyak 13 pasien dalam pengawasan ini masih menunggu hasil swab test untuk ditentukan positif atau tidaknya mereka terpapar Covid-19.
"Yang sekarang itu PDP-nya 13 orang, yang masih positif 1 orang. Yang PDP ini masih menunggu konfirmasi hasil tes," kata Diana melalui ponsel, Kamis (25/6).
Pengujian tes swab ini, katanya, kini sudah dilakukan sendiri menggunakan alat pengujian dari RSHS. Dengan demikian, hasilnya dapat diketahui dalam waktu sehari saja.
Sebelumnya, sampel pasien harus dikirim ke laboratorium Balitbangkes di Jakarta untuk diuji dan butuh waktu minimal tiga hari.
Berdasarkan data update Covid-19 pada Kamis (25/6), RSHS sejak Maret 2020 sudah merawat 457 PDP, sebanyak 90 pasien di antaranya dinyatakan positif Covid-19. Sedangkan total orang dalam pemantauan (ODP) yang ditangani RSHS sebanyak 450 orang.
Sebanyak 311 PDP sudah pulang setelah dirawat di RSHS. Dari angka tersebut, 35 orang di antaranya sempat dinyatakan positif, 265 orang dinyatakan negatif, dan yang belum terkonfirmasi lagi sebanyak 11 orang.
• Daftar Harga HP OPPO Bulan Juni 2020: Oppo A9 2020 Rp 3,4 Juta, Oppo A7 F Rp 2,6 Juta
• Pria di Lombok Menikahi 2 Cewek Sekaligus, Pesta Besar-besaran 2 Hari, Tetangga Banyak yang Mengejek
PDP yang dialihrawatkan untuk diisolasi di BPSDM Jabar di antaranya 23 orang pasien positif, 16 orang pasien negatif, dan 11 orang yang belum terkonfirmasi kembali. Sedangkan yang melakukan isolasi mandiri totalnya 13 orang, 7 orang sempat dinyatakan positif.
PDP yang meninggal dunia totalnya 69 orang. Dari angka tersebut, yang terkonfirmasi positif sebanyak 24 orang, terkonfirmasi negatif 24 orang, dan yang belum terkonfirmasi 21 orang.
Update Kasus di Indonesia
Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah hingga, Rabu (24/06/2020).
Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kembali melaporkan penambahan kasus pasien positif corona di Indonesia, Rabu (24/6/2020)
Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan hari ini bertambah 1.113 kasus baru.
"Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 1.113 orang sehingga menjadi total kasus positif sebanyak 49.009 orang," ujar Achmad Yurianto dalam siaran BNPB, Rabu (24/6/2020)
Angka penambahan tersebut diketahui meningkat ketimbang kasus penambahan positif Covid-19 pada Senin kemarin sebanyak 1.051 orang.
Achmad Yurianto mengatakan sebanyak 19.658 pasien dinyatakan sembuh setelah terjadi penambahan pasien sembuh sebanyak 417 orang.
"Sementara jumlah yang meninggal dunia menjadi 2.573 rang setelah penambahan 38 orang," katanya.
Seperti diketahui, pada Selasa (23/6/2020) kemarin, kasus positif Covid-19 total ada sebanyak 47.896 kasus.
Sementara, jumlah pasien sudah sembuh 19.241 menjadi orang.
Adapun total pasien meninggal dunia sejumlah 2.535 orang.
• Lowongan Kerja BUMN untuk Lulusan Sarjana dan Diploma 4, Berikut Syarat dan Link Pendaftaranya
• Masih Mendekam di Penjara, Aktor Zumi Zola Digugat Cerai oleh Istrinya Sherrin Tharia
Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen
Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.
Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.
"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan.
Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.
Sebagaimana diketahui virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.
Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.
"Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya.
Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh orang banyak.
Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan.
"Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya.
Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.
Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi.
"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya.
"Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa. (Sam)