Jembatan di Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya Ambruk Diterjang Arus Deras, Akses 2 Desa Terputus
pihaknya akan berkoordinasi dengan petugas BPBD dan kepolisian untuk melakukan penanganan selanjutnya.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNCIREBON.COM, TASIKMALAYA - Sebuah jembatan yang menghubungkan Desa Sindangasih dan Desa Cayur, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, ambruk diterjang arus deras, Jumat (19/6).
Jembatan permanen dengan panjang 38 meter dan lebar 4 meter itu, ambruk di bagian tengah yang sebenarnya disangga beton. Namun karena kuatnya arus, tiang penyangga goyah dan jembatan di atasnya pun ambruk
Dandim 0612 Tasikmalaya, Letkol Inf Imam Wicaksana, mengungkapkan, tidak ada korban dalam musibah itu karena terjadi sekitar pukul 02.00 pada saat warga terlelap.
"Jembatan ambruk karena Sungai Cimedang di bawahnya meluap dengan arus yang kuat. Tiang penyangga goyan sehingga jembatan yang membentang di atasnya patah di tengah dan ambruk," ujar Imam.
Imam mengatakan, pihaknya telah menurunkan personel untuk mengecek lokasi kejadian. Setelah itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan petugas BPBD dan kepolisian untuk melakukan penanganan selanjutnya.
"Kemungkinan kami akan membuat jembatan darurat. Insyaa Allah besok pagi kami akan melakukan aksi," kata Imam.
Namun begitu, kata Imam, tak ada warga yang terisolasi akibat putusnya jembatan itu. Menurut dia, masih terdapat akses jalan lain yang bisa dilalui warga. Hanya saja, jalannya lebih jauh dan sempit.
Bencana di Beberapa Lokasi
Tak hanya jembatan ambruk, bencana alam lain pun melanda sejumlah tempat di Kabupaten Tasikmalaya.
Jalan provinsi Tasikmalaya-Karangtunggal terputus menyusul longsor yang menimpa jalan beraspal hotmix itu di Parungkadongdong, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (19/6).
Panjang longsoran mencapai 60 meter dengan lebar sekitar 20 meter. Beruntung saat kejadian tidak ada kendaraan yang melintas, sehingga tidak sampai menimbulkan korban.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedin, mengatakan, longsor terjadi akibat hujan deras yang terjadi sejak Kamis (18/6) sore hingga malam hari.
"Sebuah tebing setinggi 75 meter di Parungkadongdong longsor dan langsung menutup jalan provinsi. Saat ini masih diupayakan penyingkiran material longsoran setebal dua meter," ujar Nuraedin.
Di dalam material terdapat akar kayu yang cukup besar dan harus disingkirkan dengan alat berat. Warga bersama aparat berupaya menyingkirkan material sambil menunggu alat berat tiba.
"Untuk sementara arus kendaraan dari kedua arah tertahan. Kendaraan dari arah Karangnunggal menunggu di Cibalong. Sedangkan dari arah Tasik berhenti di Sukaraja," kata Nuraedin.
Kendaraan yang terjebak di lokasi, ada yang kembali putar arah, tapi ada pula yang menunggu jalan pulih kembali. "Sementara jalur alternatif tidak banyak dipilih selain jauh juga kondisi jalan yang rusak," ujar Nuraedin.
Dia menargetkan Jumat sore jalan provinsi tersebut sudah bisa dilalui kembali, karena sangt vital bagi mobilitas warga.
Korban Longsor
Seorang nenek bernama Jenab (85), warga Kampung Ciroyom, Desa Jatijaya, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, meninggal setelah rumahnya terbawa longsor, Jumat (19/6).
Nenek Jenab tak sempat diselamatkan keluarganya karena longsor secara tiba-tiba menimpa rumah dan langsung terbawa longsor, kemudian menimpa rumah milik Erman (35), yang berada di bawahnya.
Dandim 0612 Tasikmalaya, Letkol Inf Imam Wicaksana, mengungkapkan, dari laporan Babinsa setempat, musibah terjadi sekitar pukul 04.00 berlangsung tiba-tiba sehingga korban tidak sempat diselamatkan.
Menurut Dandim, hujan yang mengguyur sejak Kamis (18/6) malam, menyebabkan bukit di sekitar rumah Jenab dan Erman longsor. Awalnya menimpa rumah yang berada di atasnya milik Jenab.
Rumah itu ambrol dan ikut terbawa longsor. Kemudian menimpa rumah Erman yang berada di bawah. Material longsoran berikut rumah yang terbawa longsor langsung menimbun rumah Erman.
"Nenek Jenab yang berada di dalam rumah ikut tertimpa dan saat dilakukan evakuasi aparat gabungan beserta warga, korban sudah meninggal dunia. Saat ini sudah dimakamkan pihak keluarga," kata Imam.
Dandim mengimbau warga yang bermukim di sekitar lereng perbukitan mulai waspada kembali, karena curah hujan sejak Kamis (18/6) dan Jumat (19/6) kemali meninggi.
• Ini Daftar Kota/Kabupaten yang Berada di Zona Hijau dan Boleh Membuka Kembali Sekolah
• Dexamethasone Disebut Obat Penyembuh Corona, Ini Daftar Obat Berbasis Dexamethasone di Indonesia
"Kami imbau warga mulai waspada. Jika kondisi mengkhawatirkan, sebaiknya segera mengungsi daripada hal buruk terjadi dan merugikan warga sendiri," kata Imam.
Bencana Banjir
Bencana juga terjadi di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik. Sekitar 500 KK warga empat kampung di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, hingga Jumat (19/6) siang masih terisolasi karena jalan menuju keempat kampung tersebut masih terendam.
Panjang jalan desa beraspal hotmix yang terendam banjir mencapai 300 meter dengan ketinggian satu meter, sehingga tak satu pun kendaraan yang bisa melintas.
"Banjir kali ini airnya cukup tinggi, sehingga kendaraan ranger pun tidak bisa masuk. Termasuk truk BPBD yang biasanya jadi sarana transportasi, kali ini tidak bisa melintas," kata Kepala Desa Tanjungsari, Amas, di lokasi.
Banjir yang melanda empat kampung itu akibat meluapnya Sungai Cikidang dan Sungai Citanduy yang mengapit keempat kampung tersebut. Yakni Kampung Bojongsoban, Hegarsari, Mekarsari dan Cinunjang.
Amas memperkirakan hingga sore air masih belum akan surut, karena debit air dari hulu masih tinggi. "Mudah-mudahan mulai surut. Yang kami khawatirkan hujan kembali turun dan akan makin menaikkan ketinggian banjir," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, hujan deras yang turun sejak Kamis (18/6) malam, membuat Sungai Cikidang dan Sungai Citanduy meluap. Akibatnya empat kampung yang diapit kedua sungai itu terendam.
Banjir yang melanda keempat kampung tersebut merupakan banjir rutin setiap kali hujan deras turun. Biasanya banjir hanya merendam tiga kampung Yakni Kampung Bojongsoban, Hegarsari dan Mekarsari.
"Tapi kali ini Kampung Cinunjang pun ikut terendam karena ketinggian banjir terus naik," kata Amas.
• Ini Daftar Kota/Kabupaten yang Berada di Zona Hijau dan Boleh Membuka Kembali Sekolah
• Sejumlah Orang Ini Tak Boleh Konsumsi Dexamethasone, Obat Diklaim Efektif Sembuhkan Pasien Corona
• Pengumuman Jadwal Masuk Sekolah dari Kemendikbud, SMA SMK SMP Lebih Dulu, Lalu SD, Terakhir PAUD TK
(firman suryaman)