PPDB Jawa Barat

Anak-anak Tenaga Medis di Jabar yang Merawat Pasien Covid-19 Diprioritaskan Masuk Sekolah Negeri

Kemudahan dalam PPDB bagi anak-anak para tenaga kesehatan ini, katanya, mudah-mudahan bisa diapresiasi.

Editor: Mumu Mujahidin
ISTIMEWA
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, saat meninjau kesiapan PPDB di SMAN 2 Bandung, Rabu (12/4/2019) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020, pihaknya memberikan kemudahan bagi putra atau putri para tenaga kesehatan yang selama ini bertugas menangani pasien Covid-19 untuk masuk ke SMA atau SMK negeri di Jawa Barat.

"Kita ada apresiasi kepada keluarga tenaga kesehatan yang mengurusi Covid-19 ya, bukan tenaga kesehatan semuanya," kata Gubernur yang akrab disapa Emil ini di Gedung Sate, Senin (8/6).

Dinas Pendidikan Jabar atas persetujuannya, kata Emil, memberikan prioritas kepada anak-anak para tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 selama ini untuk masuk sekolah negeri.

"Ini sebagai rasa terima kasih kami kepada mereka-mereka yang di garis depan, kepada dokter, tenaga kesehatan, yang melawan Covid-19. Minimal bisa kami berikan apresiasi ini selain dalam bentuk lain," katanya.

Kemudahan dalam PPDB bagi anak-anak para tenaga kesehatan ini, katanya, mudah-mudahan bisa diapresiasi.

Selanjutnya mengenai kuota dan hal lainnya, bisa dikoordinasikan langsung kepada ke Dinas Pendidikan Jabar.

Emil mengatakan di hari pertama PPDB, pihaknya meminta Disdik Jabar untuk memastikan kapasitas server untuk para pendaftar yang biasanya jumlahnya sangat tinggi di hari pertama PPDB.

Ridwan Kamil Minta Pemeriksaan Masif di 700 Pasar Tradisional Antisipasi Gelombang Kedua Covid-19

Muncul Kasus Baru di Kota Bandung, 10 Orang Dinyatakan Positif, Wali Kota Masih Pikir-pikir PSBB

"Ada laporan servernya belum maksimal. Jadi saya sudah sampaikan kepada Kepala Disdik Jabar, dimonitor oleh Pak Sekda Jabar, juga karena ini hari pertama, semua orang ingin akses, jangan sampai digitalnya tidak siap," ujarnya.

Emil mengatakan rencana awal untuk menggratiskan iuran bulanan peserta didik atau yang dulu dikenal dengan nama SPP ini pun tetap berjalan.

Dalam hal ini, anggaran tersebut tidak terganggu oleh refocussing anggaran penanganan Covid-19.

"Itu sudah dianggarkan dan tidak berubah ya. Jadi sesuai usulan jadwalnya di tahun ajaran baru ini, SMA SMK negeri itu gratis dari Pemprov Jawa Barat. Dan kepada yang warga tidak mampu di swasta kita juga ada biaya dari Pemprov untuk meringankan pembelajaran di sekolah swasta," ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggratiskan Iuran Bulanan Peserta Didik (IBPD) untuk SMA, SMK, dan SLB negeri yang menjadi kewenangan Pemprov Jabar, selama enam bulan, mulai Juli 2020.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, mengatakan program yang sudah direncanakan tahun lalu melalui APBD 2020 ini tidak termasuk kedalam anggaran yang dialihkan untuk kegiatan percepatan penanggulangan Covid-19. Dengan demikian, rencana penggratisan iuran bulanan ini akan tetap terlaksana.

"Insyaallah, akan tetap kami usahakan," kata Dewi Sartika melalui ponsel, Minggu (7/6).

Jadwal dan Link Live Streaming Belajar dari Rumah TVRI, Selasa 9 Juni 2020, Mengenal Bangun Ruang

Kunci Jawaban Soal Kelas 1-3 SD Mengenal Bangun Ruang Belajar dari Rumah TVRI, Selasa 9 Juni 2020

Hal tersebut pun dibenarkan oleh Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya.

Dirinya mengatakan anggaran untuk penggratisan iuran bulanan tersebut akan direalisasikan di awal tahun ajaran ini karena tidak termasuk dalam anggaran yang dialihfokuskan untuk penanganan Covid-19, seperti sejumlah anggaran lainnnya.

"Itu sudah menjadi keputusan di APBD 2020, untuk SMA, SMK, SLB negeri yang ada di wilayah kewenangan Pemprov Jabar. Dan ini anggarannya tidak diganggu, tidak dialihkan, tidak dipotong untuk program realokasi Covid-19 dan sebagainya. Karena ini program prioritas Gubernur dan dewan mendukung itu," katanya.

Abdul Hadi mengatakan penganggaran tersebut baru untuk enam bulan atau satu semester tahun ini berhubung penganggarannya disesuaikan dengan tahun anggaran APBD 2020.

"Itu ada iuran pendidikan bulanan yang digratiskan selama enam bulan. Waktunya mulai Juli sampai Desember 2020. Anggaran APBD termin waktunya kan Januari sampai Desember, bararti karena ini tahun ajaran mulainya Juli ya berarti kita baru mulai Juli," katanya.

Abdul Hadi mengatakan akan terus memantau perkembangan dan kondisi keuangan pemerintah untuk merencanakan penggratisan iuran serupa untuk tahun depan.

Jika memungkinkan, hal serupa akan ditetapkan dalam APBD 2021.

6 Cara Ampuh Basmi Tikus dan Curut dalam Rumah, Ternyata Bahan-bahan Alami Ini Efektif Usir Tikus

Inilah Bacaan Sholawat Nariyah dalam Bahasa Arab dan Latin, Serta 4 Manfaat Bersholawat

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika mengatakan penggratisan iuran bulanan untuk para pelajar di 835 SMA/SMK/SLB negeri merupakan terobosan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan aksesibilitas dan kesempatan belajar masyarakat.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Angka Partisipasi Kasar (APK) Jawa Barat yang menjadi tolok ukur aksesibilitas pendidikan masih berada di angka 83,81 persen pada 2018.

Artinya, masih ada anak di Jawa Barat belum mendapatkan akses pendidikan.

“Ada 759.128 peserta didik di 835 SMA/SMK/SLB Negeri di Jabar. Dan pada Tahun Ajaran (TA) 2020, bebas iuran bulanan. Anggaran untuk setiap siswa per tahunnya berada di kisaran Rp 1,4 juta sampai Rp 1,9 juta, yang akan dilaksanakan pada Juli 2020,” kata Dewi.

Selain program tersebut, Dewi mengatakan Provinsi Jawa Barat memberikan Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) kepada 4.146 SMA/SMK/SLB swasta dan 1.198 Madrasah Aliyah (MA).

Menurut Dewi, BPMU sudah berjalan untuk meringankan biaya operasional sekolah swasta dan MA.

“Jumlah siswa SMA/SMK/SLB swasta yang mendapat bantuan 1.076.298 siswa. Sedangkan, siswa MA berjumlah 226.069 orang. Besaran dana bantuan setiap siswa per tahunnya pada 2020 adalah Rp 550 ribu. Besaran itu meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp 500 ribu per siswa per tahun,” ucapnya.

Klaim Token Listrik Grtais Bulan Juni, Segera WhatsApp ke 08122123123 atau Login di www.pln.co.id

Hari Ini Pendaftaran IPDN 2020 Secara Online Resmi Dibuka, Berikut Link dan Syarat Pendaftarannya

Sebelum dua program itu disetujui DPRD Jabar, Rabu (27/11/2019), kata Dewi, Disdik Jabar pun menjamin akses pendidikan siswa Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) yang tidak diterima pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019, tetapi bersekolah di SMA/SMK swasta.

Disdik Jabar memberikan bantuan sebesar Rp 2 juta per tahun bagi setiap siswa.

“Instruksi Pak Gubernur, kami harus memastikan siswa-siswi yang mendaftar lewat PPDB berasal dari KETM, jika tidak keterima di SMA Negeri, dipastikan bersekolah di swasta,” kata Dewi.

Dewi memastikan bahwa sederet program tersebut yang berkaitan dengan bantuan biaya sekolah, tidak mengganggu pembangunan pendidikan di kegiatan-kegiatan lainnya.

“Sebelumnya, kami melakukan efisiensi anggaran. Setelah itu, kami mulai mematangkan rencana gratis iuran bulanan. Dan setelah lima tahun, akhirnya program tersebut terealisasi. Tentu ini kabar baik untuk orang tua dan semua siswa di Jabar,” ucapnya.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun memastikan bahwa program Gratis Iuran Bulanan sudah disetujui oleh DPRD Jabar.

Menurut gubernur yaAg akrab disapa Emil ini, pihaknya lebih dulu memangkas dana hibah dan anggaran perjalanan dinas ASN guna merealisasikan program tersebut.

“RAPBD sudah diketok palu, tinggal dievalusasi oleh Kemendagri. Salah satu highlight terbesar, bisa dimulainya SPP kalau istilah dulu, sekarang namanya iuran bulanan peserta didik (IDPD) untuk SMA dan SMK negeri," kata Emil November lalu.

Dua Maling Motor di Cirebon Sempat Ancam Polisi Pakai Senpi, Ambruk Setelah Dihadiahi Timah Panas

Diet Susu Dinilai Dapat Turunkan Risiko Terkena Diabetes & Hipertensi, Ini Cara Melakukan Diet Susu

Untuk mendapat angka tersebut, katanya, pihaknya bekerja keras mengefisiensikan berbagai anggaran lainnya. Dengan demikian, sedikit demi sedikit, angka Rp 1,4 triliun tersebut terkumpul untuk penggratisan iuran bulanan.

"Ya semuanya yang paling besar itu mengencangkan ikat pinggang di hibah bansos. Tapi saya posting kan SPJ perjalanan dinas sampai Rp 150 miliar itu kita kurangi untuk PNS supaya keberpihakan untuk pelayanan dasar ini hadir di Jabar," katanya.

Emil menyatakan efisiensi anggaran perlu dilakukan karena program Gratis Iuran Bulanan memerlukan anggaran sekira Rp 1,4 triliun.

"Anggarannya kan besar kecilnya relatif. Ini kan hasil menghemat dana hibah bansos, dulu hibah bansos banyak sekali sekarang kita cukupkan efisienkan secukupnya,” ucapnya.

Emil mengatkan iuran bulanan peserta didik untuk sekolah setingkat SMA di Jabar ini akan dibebaskan atau digratiskan mulai tahun ajaran 2020-2021.

Menurut Emil, bantuan untuk siswa ini tidak hanya berlaku untuk SMA/SMK negeri, namun juga berlaku untuk siswa yang tidak lolos PPDB, untuk difasilitasi menuntut ilmu di sekolah swasta.

“Untuk siswa tidak mampu dan tidak lolos PPDB, ada bantuan juga di sekolah swasta. Untuk MA bantuannya sama, tapi disalurkan lewat Kemenag,” katanya.

Rencananya kebijakan iuran gratis ini akan mulai direalisasikan pada tahun ajaran baru pada Juli 2020.

ZODIAK CINTA Senin 8 Juni 2020: Capricorn Lagi Mesra-mesranya, Canser Hubungan Tak Berlangsung Lama

Jadwal Acara TV Hari Ini, Jangan Lewatkan Preman Pensiun 4 di RCTI & Bedah Rumah Baru di GTV

Kebijakan ini bisa direalisasikan seusai pihaknya melakukan penghematan sejumlah pos anggaran seperti bansos dan hibah hingga perjalanan dinas.

Menurutnya, efisiensi paling besar dilakukan di mata anggaran hibah dan bansos. Sementara dari perjalanan dinas didapat efisiensi sebesar Rp 150 miliar lebih. (Sam)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved