WASPADA Perselingkuhan Bisa Berawal dari Media Sosial, Ini Penjelasan Lengkap Psikolog
Padahal, pernikahan mereka sudah berjalan 9 tahun dan telah dikarunia dua buah hati.
Bahkan perasaan ini bisa semakin meningkat ketika sudah berpasangan.
"Apalagi mungkin baik laki-laki atau perempuan sudah menikah masih ada orang lain yang menyukai, akan merasa bangga," ungkap Hudan.
Menurut Hudan, ada sebuah kepuasan perkawinan yang dirasakan setiap pasangan.
"Itu sifatnya subyektif, setiap orang merasakan dalam perkawinan itu mendapatkan kebahagiaan, ketentraman, yang ia tidak dapatkan secara sendiri," ujarnya.
Namun di dalam perjalanannya, tidak ada satu hubungan yang sempurna.
"Kalau kita lihat pasangan tampak harmonis, itu sulit dicapai, sekian persen pasti ada celah yang bisa membuat seseorang dimanfaatkan oleh pihak lain," ucapnya.
Hudan menilai jika celah ini tidak dapat tercover, maka berpeluang terjadi perselingkuhan.
Curhat pada Lawan Jenis
Sementara itu Hudan juga menyebut curhat kepada lawan jenis yang bukan bagian dari keluarga dapat berisiko perselingkuhan.
"Lawan jenis dianggapnya memahami, padahal itu hanya karena orang itu tidak berada dalam konflik (dengan pasangan)," ujarnya.
Menurut Hudan, orang lain yang dituju sebagai tempat curhat nampak lebih memahami.
"Orang lain nampak lebih hijau, lebih bisa memahami, padahal itu karena mereka bukan yang sedang bekonflik," ungkapnya.
Hudan menilai upaya curhat seperti ini justru bisa berujung perselingkuhan.
"Jadi ada pemenuhan emosional dari orang lain, ada alternatif lain ke pihak lain ketika ada permasalahan dengan pasangan," ujarnya.
Menurut Hudan, sebisa mungkin pasangan menyelesaikan sendiri konflik yang terjadi tanpa melibatkan orang lain.