New Normal di Jabar
Kebijakan New Normal Akan Diberlakukan di Jabar Mulai 1 Juni, Ridwan Kamil: Bakal Dikawal TNI-Polri
new normal diartikan juga dengan adaptasi dengan keadaan.Seperti wajib menjaga jarak, mengenakan masker, tidak berkerumun dan wajib cuci tangan.
"Kalau DKI mengeluarkan mengeluarkan surat keluar masuk DKI, di Jawa Barat tidak seperti itu. Yang jelas bahwa di Jawa Barat kita melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih ketat tentunya, aparat pemerintah daerah bekerjasama dengan TNI dan Polri seperti di perbatasan Jawa Tengah. Kita juga berupaya untuk melakukannya di tempat transit dan di terminal," katanya.
Indikator
Suatu daerah dapat melakukan aktivitas sosial ekonomi pada era kenormalan baru ( new normal) jika kasus positif Covid-19 turun 50 persen selama dua pekan berturut-turut.
Hal tersebut merupakan salah satu poin dari gambaran epidemiologi dari indikator kesehatan masyarakat untuk menentukan kondisi daerah dari Covid-19.
"Indikator epidemiologi, kita harus lihat penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu sejak puncak terakhir," ujar Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers BNPB, Selasa (26/5/2020).
"Setiap daerah pasti gambarannya beda, (kondisi) bagus apabila selama dua minggu sejak puncak terakhir penurunannya 50 persen," lanjut dia.
• Siswi di Bandung Terpaksa Turuti Perintah Gurunya Berpose Tanpa Busana di Facebook, Berakhir Pilu
• Tentang Operasional Sekolah di Tahun Ajaran Baru, Pemprov Jabar Masih Tunggu Kemendikbud
• Fakta Terkini Bripka H, Polisi yang Membabi Buta Marah di Cek Poin Ciparay, Waktu itu Lepas Dinas
Jika penurunannya tidak mencapai 50 persen selama dua pekan, maka keadaan daerah itu belum bisa dianggap baik.
Untuk itu, masyarakat harus melakukan protokol kesehatan secara kolektif. Jika hal tersebut dilakukan, kata dia, maka sudah dipastikan jumlah kasus Covid-19 akan turun dengan sendirinya.
"Jumlah positif yang dirawat di rumah sakit juga harus turun. Kalau itu turun, kenaikan jumlah kasus turun, maka otomatis bisa dikatakan bahwa daerah itu indikator epidemiologinya bagus," kata dia.
Selain penurunan kasus positif, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) juga harus turun selama dua pekan sejak puncak terakhir.
Oleh karena itu, prestasi penurunan kasus baik positif, PDP, maupun ODP harus dimiliki setiap daerah, bukan justru prestasi naik turunnya kasus.
Wiku mengatakan, ketika kasus dilihat per hari, maka jumlahnya fluktuatif. Namun, jika dilihat per pekan, maka dapat terlihat penurunan, kenaikan, atau datarnya kasus Covid-19.
Selain itu, jumlah pasien yang sembuh dan jumlah selesai pemantauan untuk ODP dan PDP juga harus meningkat.
Sementara jumlah pasien meninggal dari kasus positif juga harus menurun walaupun tidak ada target angka penurunannya.
Adapun perhitungan indikator kesehatan masyarakat, kata Wiku, merupakan rekomendasi WHO kepada setiap negara untuk menentukan keadaan suatu daerah di negaranya.