BLT

Kakek Suwardi Tak Bisa Tidur Setelah Dapat Bantuan 2 Kali, Merasa Salah Sasaran & Kembalikan Uang

Suwardi (82) mengaku tak bisa tidur usai mendapatkan undangan untuk mengambil Bantuan Langsung Tunai (BLT)

tribunnews.com
Ilustrasi uang 

TRIBUNCIREBON.COM- Suwardi (82) mengaku tak bisa tidur usai mendapatkan undangan untuk mengambil Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah.

Bukannya tanpa alasan, ketakutan Suwardi ini bermula setelah dirinya merasa mendapatkan bantuan dua kali.

Merasa masih banyak yang lebih membutuhkan bantuan dari pada dirinya, Suwardi pun memilih mengembalikannya.

BLT tersebut merupakan BLT Desa sebesar Rp 600.000 yang kemudian dikembalikan ke kantor Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kabar Gembira, THR ASN Cair Paling Lambat Jumat 15 Mei 2020, Ini Besaran Nilainya

Ia kirim uang itu lewat menantunya. 

Suwardi, kakek 82 tahun, tampak sehat namun sudah tak sanggup berdiri lama.

Mbah Wardi (82 tahun) mengembalikan Rp 600.000 bantuan pemerintah yang bersumber dari BLT Desa. Ia kembalikan uang itu ke Kalurahan Wates, Kulon Progo, DI Yogyakarta.(KOMPAS.COM/DANI JULIUS)
Mbah Wardi (82 tahun) mengembalikan Rp 600.000 bantuan pemerintah yang bersumber dari BLT Desa. Ia kembalikan uang itu ke Kalurahan Wates, Kulon Progo, DI Yogyakarta.(KOMPAS.COM/DANI JULIUS) ()

Mbah Wardi, begitu dipanggil warga, mantan pesuruh pada sebuah organisasi para veteran, yang tinggal di  Pedukuhan Kauman, Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates.

Ia tinggal bersama Murtinah (70), istrinya.

Ada kebun kelapa yang menghasilkan buah di pekarangan rumah yang bisa dijual. 

Mbah Wardi dapat dua undangan untuk menerima bantuan tunai. Mbah Wardi merasa salah satunya salah sasaran.

Ia meyakini, orang lain lebih membutuhkan bisa menikmati bantuan ini bila uang tunai bisa dikembalikan. 

“Tidak enak (menerima), malah bikin tidak bisa tidur,” kata Mbah Wardi di rumahnya, Senin (11/5/2020).

Awalnya, nama Suwardi menerima dua bantuan tunai yang merupakan bagian dari jaring pengaman sosial di tengah bencana akibat pandemi berkepanjangan Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19).

Mbah Wardi terdaftar sebagai penerima BLT yang bersumber dari APBDes dan Bantuan sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial RI. Nilainya sama-sama Rp 600.000 per bulan selama 3 bulan. 

BLT cair lebih dulu Jumat (8/5/2020). Suwardi yang mantan pesuruh di sebuah organisasi veteran ini mengambil BLT ini. Kemudian, Ia kembali menerima undangan untuk menerima BST dari Kemensos RI. 

Mbah Wardi sempat menolak hadir karena bantuan itu mirip. Ia merasa bantuan untuk dirinya ganda.

“Takutnya double,” kata Wardi.

Namun, pengurus pedukuhan menyarankan dirinya hadir menerima bantuan Kemensos ini sekaligus konsultasi tentang bagaimana memperlakukan dua bantuan itu.  

Ia datang ke tempat pencairan BST di Gedung Kesenian, Sabtu (9/5/2020). Ia menyampaikan bahwa sebenarnya dirinya sudah menerima bantuan serupa dari desa.

“Diberitahu bahwa ke depan hanya menerima yang blangko dari Jakarta (Kemensos),” kata Mbah Wardi.

Ia pun memutuskan mengembalikan bansos desa ke kantor Kalurahan, hari ini.

“Saya takut ada kesalahan (input data), kalau begitu (kan bisa untuk) orang lain saja,” kata Wardi.

Kepala Desa Bendungan Mujiyo mengungkapkan, desa menganggarkan Rp 95 juta sebagai BLT untuk 53 kepala keluarga selama 3 bulan dalam menghadapi krisis akibat pandemi. Sementara, nilai keseluruhan upaya penanganan sekitar Rp 249 juta.

Ia mengungkapkan, ada 4 nama ganda penerima bansos, baik BLT maupun BST.  Dua nama yang ketahuan bisa segera dibatalkan. Keduanya warga Pedukuhan Kuncen.

Pihak kalurahan kemudian kedatangan lagi dua warga yang mengembalikan BLT Desa, salah satunya adalah Mbah Wardi.

“Awalnya kami mengajukan 400 nama ke Kemensos, disetujui 53. Dua sempat di cancel karena ganda. Dua lagi datang belakangan,” kata Mujiyo.

Bantuan Kemensos

Kementerian Sosial RI resmi meluncurkan BST untuk Kulon Progo di Gedung Kesenian, Sabtu (9/5/2020). Penyalurannya via Pos Indonesia Cabang Wates. 

Penyaluran awal berlangsung bagi ribuan keluarga penerima manfaat (KPM) dari kelurahan dan kalurahan di Kapanewon Wates.

Hari-hari berikutnya, penyaluran dilanjutkan bagi desa-desa di kapanewon yang lain.

“Mereka yang terdampak akan di-cover bansos dan jaring pengaman sosial,” kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A) Kulon Progo, Yohanes Irianta, belum lama ini.

Irianta menjelaskan, Kulon Progo mendapat kuota BST sebanyak 20.810 kepala keluarga sebagai KPM.

Kini baru terdata 20.158 penerima. Penyaluran via PT Pos sebanyak 17.643 penerima. Sebanyak 4.000 penerima lewat beberapa bank plat merah. 

Pemkab masih terus mendata untuk 650 penerima berikutnya. Hal ini sebagai upaya maksimal menjangkau warga terdampak situasi pandemi. 

“Sekitar 650 masih tercecer dan diupayakan bansos tunai menyusul dipenuhi,” kata Irianta.

Jaring pengaman sosial selama pandemi tidak hanya bantuan tunai. Irianta mengungkapkan, masih ada bantuan lain, baik dari APBD DIY dan anggaran Pemkab Kulon Progo. Dengan demikian, semua keluarga yang terdampak akan menerima bantuan. 

BST sendiri diluncurkan bagi 9 juta penerima di seluruh Indonesia di 33 provinsi, kecuali Jabodetabek. (Kompas.com/ Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Kakek 82 Tahun Tak Bisa Tidur setelah Dapat Bantuan 2 Kali, Merasa Salah Sasaran & Kembalikan Uang

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved