Techno
WhatsApp Video Call Kini Bisa Dipakai Teleconference 8 Orang Lho, Begini Caranya untuk iOS & Android
Di tengah pandemi Covid-19 ini , WhatsApp membuat fitur group video call dengan 8 peserta sekaligus lho.
TRIBUNCIREBON.COM- Kabar gembira nih bagi pengguna aplikasi WhatsApp (WA).
Di tengah pandemi Covid-19 ini , WhatsApp membuat fitur group video call dengan 8 peserta sekaligus lho.
Hal ini bisa menjadi alternatif video teleconference yang dicari banyak orang.
Sebelumnya, WhatsApp video call hanya bisa dilakukan maksimal empat orang.
Fitur ini hadir melalui pembaruan terbaru untuk perangkat Android maupun iOS.
Bagaimana cara mendapatkan fitur group video call terbaru?
Pengguna iOS dapat melakukan pembaruan melalui App Store ke versi 2.20.50.
Sementara untuk perangkat Android, pembaruan ini belum tersedia di Google Play Store.
Namun, pengguna bisa mengunduh WhatsApp versi 2.20.141 melalui halaman resmi WhatsApp untuk Android lewat Link berikut ini:
Link WhatsApp Messenger Terbaru
Panggilan video delapan orang ini bisa dilakukan melalui tab "call".
Pada tab tersebut, terdapat pilihan "New Group Call".
Dengan tombol itulah pengguna bisa melakukan panggilan video grup sebanyak delapan orang.
Dirangkum KompasTekno dari Android Central, Rabu (29/4/2020), fitur ini sudah hadir lebih dulu pada WhatsApp versi Beta.
Seiring dengan kebijakan stay at home yang marak diterapkan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, popularitas aplikasi telekonferensi seperti Zoom belakangan meroket.
WhatsApp pun merasa perlu menambah batasan jumlah partisipan dalam group video chat karena banyak diminta oleh penggunanya.
Terlebih, WhatsApp merupakan salah satu dari segelintir aplikasi yang menawarkan sekuriti lewat end-to-end encryption.
"Jadi, kemampuan untuk tidak terbatas menghubungi hanya empat orang, tapi delapan sekaligus, adalah sesuatu yang penting di saat seperti ini," ungkap CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Dia menambahkan bahwa layanan WhatsApp dan Messenger besutan Facebook mengalami lonjakan penggunaan video call semasa pandemi, hingga dua kali lebih tinggi dibanding sebelumnya.
"Untuk kategori yang lebih spesifik seperti group video chat, jumlah panggilannya naik hingga 10 kali lipat atau lebih," imbuh Zuckerberg.
Zoom dan Microsoft Teams Rawan Diretas

Belakangan ini platform telekonferensi Zoom menjadi bulan-bulanan karena dianggap tidak aman.
Banyak laporan pengguna yang mengalami zoombombing atau adanya penyusup yang masuk di tengah-tengah telekonferensi, lalu menyebarkan konten tidak pantas.
Tidak cuma itu, Zoom juga diterpa isu menjual data pengguna ke Facebook.
CEO Zoom pun mengakui platformnya memiliki celah keamanan dan berjanji segera memperbaikinya.
Tapi ternyata, tidak hanya Zoom yang memiliki celah keamanan.
Baru-baru ini, perusahaan keamanan siber, CyberArk, melaporkan adanya celah keamanan di platform telekonferesni Microsoft Teams.
Dampak dari celah keamanan ini pun tidak bisa dianggap remeh.
Menurut laporan CyberArk, celah keamanan ini ada pada sistem Microsoft Teams selama kurang lebih tiga minggu, sejak 27 Februari 2020.
Celah keamanan ini ditemukan di Microsoft Teams versi desktop maupun browser.
Kerentanan ditemukan pada cara token otentifikasi digunakan oleh pengguna saat membuka gambar di Teams.
Token tersebut, dikendalikan oleh Microsoft melalui server-nya yakni teams.microsoft.com atau subdomain di bawah alamat tersebut.
Menurut penlusuran CyberArk, peretas dapat membajak subdomain server yang beralamat aadsync-test.teams.microsoft.com dan data-dev.teams.microsoft.com tersebut.
Hacker akan mencoba memancing korban untuk mengunjungi situs mereka.
Skemanya mirip phising, namun, tanpa menggunakan tautan (link).
Peretas pun menggunakan cara lain, yakni melalui media gambar berformat GIF yang tidak tampak berbahaya.
Cara ini dilakukan agar korban terpancing untuk membuka GIF tersebut.
Saat korban membuka GIF, mereka secara tidak sadar membuka pintu bagi hacker untuk membuat token autentifikasi lainnya yang disebut "skypetoken".
• Daftar Harga HP Samsung April 2020: Galaxy S20 Ultra Rp 18,4 Juta, Galaxy M30s Rp 3,2 Jutaan
Hacker bisa menggunakan token ini untuk mencuri data pengguna.
Menurut CyberArk, setelah berhasil menyusup ke server Teams, hacker bisa menciptakan worm yang bisa menginfeksi pengguna lain dengan cepat.
Mereka akan memanfaatkan akun korban yang telah diretas, lalu mengirimkan GIF ke lebih banyak korban lainnya.
"Semua akun yang kena dampak kerentanan ini juga bisa menjadi titik penyebaran ke semua akun pengguna lainnya," jelas perwakilan CyberArk, dihimpun KompasTekno dari Forbes, Rabu (29/4/2020).
Dampak peretasan ini bisa sangat parah.
Kendati demikian, hingga saat ini belum ada indikasi bahwa hacker telah memanfaatkan celah keamanan ini di Teams.
Hacker bisa mengakses semua data dari akun Teams organisasi atau perusahaan korban, lalu mengumpulkan informasi rahasia, password, informasi pribadi, dan rencana bisnis organisasi atau perusahaan.
"Mungkin yang bisa lebih mengganggu, mereka juga bisa mengeksploitasi celah keamanan ini untuk mengirim informasi keliru ke pegawai," kata CyberArk.
Hal ini bisa membuat organisasi atau perusahaan mengalami kerugian hingga kebocoran data perusahaan.
Kabar baiknya, Microsoft segera bergerak cepat menginvestigasi celah keamanan di subdomain server mereka setelah mendapat laporan dari CyberArk.
Microsoft telah menambal celah keaman pada 20 April 2020 lalu.
Sehingga, pengguna bisa tetap melakukan rapat online menggunakan Teams secara aman.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul KABAR GEMBIRA WhatsApp Video Call Bisa Dipakai Teleconference 8 Orang, ini Cara untuk iOS & Android