Wati Penasaran Ingin Lihat Cara Mantan Suaminya Bunuh Delis dengan Sadis, Dimasukan ke Gorong-gorong
Karena merasa penasaran bagaimana seorang ayah,kata Wati, tega membunuh putri kandungnya sendiri.
Padahal baru kali itu Delis meminta uang, sejak 10 tahun BR bercerai dengan Wati Candrawati (46), yang juga ibu kandung Delis.
Karena malu dilihat orang bertengkar dengan anak, BR kemudian mengajak Delis ke sebuah rumah kosong.
Di situlah kemarahan BR memuncak dan mencekik leher Delis hingga kehabisan nafas dan meninggal.
Malam harinya BR membawa jasad Delis ke depan sekolah dan tubuh putri kandungnya itu dimasukkan paksa ke dalam gorong-gorong, dengan tujuan agar dikira terbawa arus deras.
Saat itu hujan deras turun.
Menurut BR, setelah mengaku bahwa ia yang menghabisi Delis, dirinya sempat meminta izin kepada petugas, untuk mendoakan arwah Delis agar diterima di sisi-Nya, persis di posisi di mana Delis dicekik yaitu di dalam kamar.
"Saya sangat menyesal. Saat itu memang saya akhirnya marah, karena Delis terus merengek meminta uang secara penuh Rp 400 ribu. Saya cekik lehernya hingga tampak kehabisan nafas," ujar BR.
Polisi mengancam BR dengan UU Perindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Mimpi Tukang Cilok Didatangi Delis
Teteng Sugianto (53), tukang cilok yang pertama kali menemukan jasad Delis Sulistina di dalam gorong-gorong depan SMP Negeri 6, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1) sore, mengaku bermimpi melihat Delis Sulistina duduk di atas gorong-gorong.
Dalam mimpi itu Delis Sulistina terlihat mengenakan baju seragam putih dan bergumam kenapa ayahnya tega membunuhnya.
Mimpi itu muncul sehari setelah Teteng secara tak sengaja menemukan jasad Delis di dalam gorong-gorong.
"Saya baru berani menceritakan mimpi yang saya alami sebulan lalu, karena polisi sudah berhasil menangkap pelaku pembunuhan terhadap Delis, yaitu BR (45), ayah kandungnya sendiri," ujar Teteng, saat ditemui, Minggu (1/3/2020).
Teteng mengaku bermimpi melihat Delis duduk di atas gorong-gorong sambil menangis dan bergumam kenapa ayahnya sampai tega membunuh dirinya.
"Saya langsung bangun setelah mimpi itu. Ketika saya dimintai keterangan oleh polisi hingga dini hari, mimpi saya juga disampaikan. Polisi tampak respon, tapi katanya mereka tidak bisa menuduh sembarangan karena harus ada bukti," ujar Teteng.
Teteng tidak mengerti kenapa ia sampai bermimpi seperti itu.