6 Siswa SMPN 1 Turi Teriak-teriak Histeris di Hari Pertama Masuk Sekolah usai Tragedi Susur Sungai
Senin (24/2/2020) pagi menjadi hari pertama masuk sekolah bagi para siswa SMPN 1 Turi pasca tragedi maut susur sungai kegiatan Pramuka.
Tak dipungkiri jika rasa trauma dan takut akan tragedi susur sungai masih terekam jelas dalam ingatan para murid.
Untuk memulihkan psikologis para siswa karena trauma peristiwa terseret arus sungai, sejumlah psikolog memberikan pendampingan.
Para siswa kela 7 dan kelas 8 di kelas masing-masing mendapatkan pendampingan dari relawan dan psikolog.
Mereka akan mendapatkan terapi psikolog untuk pulihkan dari rasa takut dan trauma.
Sementara itu para siswa kelas 9 tengah belajar try out ujian berbasis komputer (CBT) untuk persiapan Ujian Nasional (CBT).
Beberapa aparat kepolisian juga terlihat berjaga-jaga di sekitar halaman SMPN 1 Turi.
Pembina Jadi Tersangka
Tersangka dalam tragedi susur sungai yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi akhirnya membuat pengakuan.
Pengakuan IYA, guru olah raga sekaligus pembina pramuka SMPN 1 Turi, Yogyakarta.
IYA akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam tragedi susur sungai SMPN 1 Turi Yogyakarta yang menewaskan 10 siswa.
Padahal, kegiatan susur sungai dianggap membahayakan ketika musim hujan.
Menurut keterangan polisi, IYA lah yang mencetuskan ide kegiatan susur sungai ini.
Namun, IYA pula lah yang kemudian meninggalkan anak-anak karena memiliki keperluan.

Menurut penuturannya, IYA memiliki peran dalam memberikan ide untuk melakukan susur sungai di lokasi tersebut.
"IYA ini adalah pembina pramuka dia menginisiasi untuk kegiatan susur sungai di lokasi itu dan dia juga merupakan guru di SMP," jelas Kabid Humas Polda DIY, Kombes Yulianto, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.
Sementara itu dikutip dari Twiter Polda DIY @PoldaJogja dijelaskan ada tujuh pembina pramuka di SMPN 1 Turi.