Sejarawan Jakarta Ridwan Saidi Bilang Galuh Artinya Brutal & Tak Ada Kerajaan, Warga Ciamis Meradang
Saat diberi kesempatan untuk bicara, Erwan sempat meneteskan air mata tak menerima Galuh dijelek-jelekkan.
Editor:
Machmud Mubarok
TribunJabar.id/Andri M Dani
Ratusan orang dari berbagai elemen di Ciamis Kamis (13/2) sore berkumpul di Ruang Pasca Sarjana Unigal Ciamis untuk menyikapi pernyataan babeh Ridwan Saidi yang menyebut galuh artinya brutal dan di Ciamis katanya tidak ada kerajaan.
Menurut Babeh Ridwan Saidi, batu susun Batu Rompe tersebut merupakan monumen luar biasa dari abad ke-5 bahwa di Ciamis pernah ada peradaban yang disebut Pariangan. Pariangan itu artinya persawahan. Pada abad ke-5 di Ciamis ada daerah yang sudah maju pertaniannya. “Ciamis harus bangga. Batu susun itu monumen yang luar biasa,” ungkap babeh Ridwan Saidi .
Babeh Ridwan Saidi juga menyebutkan kata Galuh dalam Bahasa Armenia artinya cukup jelek untuk diungkap. Beda dengan Sunda yang artinya cemerlang. Penamaan Sunda Galuh yang sekarang banyak dikenal itu katanya keliru karena galuh artinya brutal. (*)
Rekomendasi untuk Anda