Virus Corona
TKI Ilegal Asal Subang Terjebak di Wuhan China, Ingin Pulang ke Indonesia, Berharap Ada Keajaiban
Sejumlah negara pun mengevakuasi warganya yang masih berada di Wuhan, China untuk kembali ke negara asalnya.
Sehingga, wanita yang mengaku sebagai TKI ilegal ini terpaksa terus bertahan di tempat majikan.
• Pengacara Sule Ungkap Utang Teddy ke Mertua untuk Mas Kawin, Adik Ipar Lina Bantah Tuduhan Itu
• Majalengka Akan Diguyur Hujan, Cek Prakiraan Cuaca Hari Ini Jumat 7 Februari 2020
"Tidak seperti WNI lain, namanya pekerja ilegal, saya takut. Harus minta tolong kepada siapa?" Saya cuma menunggu keajaiban dari Allah," kata Tiara via telepon, Rabu (05/04/2020) dikutip via Tribunnews.com dari BBC Indonesia.
Tiara mengatakan, dirinya sudah sekitar empat tahun bekerja sebagai asisten rumah tangga di Wuhan.
Meski bekerja di sana, Tiara mengaku tidak memegang visa kerja dan paspornya pun sudah kedaluwarsa.
"Harapannya ingin pulang, semoga ada keajaiban boleh pulang bareng-bareng," tuturnya.
Menurutnya, ia merupakan salah satu diantara sejumlah TKI yang saat ini terpaksa bertahan di rumah majikannya karena terisolasi.
• Anda Memiliki Tekanan Darah Tinggi? Segera Berikan 5 Pertolongan Ini, Sebelum Terkena Stroke
• Sebelum Beraktivitas, Cek Dulu Prakiraan Cuaca Kabupaten Indramayu hari Ini, Jumat 7 Februari 2020
Tiara mengungkapkan, WNI yang dievakuasi oleh Pemerintah Indonesia dari Wuhan merupakan WNI yang punya paspor dan visa.
Dari ratusan orang yang sudah dievakuasi oleh Pemerintah Indonesia, kata Tiara, tidak ada TKI yang ikut dalam rombongan yang kini masih menjalani observasi di Natuna.
Sejak awal, Tiara mengaku pesimis bakal diperhatikan pemerintah karena statusnya sebagai pekerja gelap.
"Itu WNI yang punya paspor dan visa. Tidak ada TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Di China tidak ada TKI yang resmi," ujar Tiara.
429 Meninggal Diduga Terinfeksi Virus Corona
Mengutip Kompas.com, hingga Kamis (6/2/2020), jumlah kematian akibat virus corona terkonfirmasi mencapai angka 492 orang.
Angka kematian tersebut hampir seluruhnya berasal dari China, namun terdapat dua kasus yang merupakan kematian di luar daratan China.
Dua kasus itu, 1 orang meninggal dunia di Filipina, dan 1 orang meninggal dunia di daerah administratif khusus China, Hong Kong.
Sementara, jumlah korban yang telah sembuh dilaporkan berjumlah 1.029 orang.