Berangkat ke Arab Saudi Jadi TKW, Nanih Warga Sumedang Pulang Jadi Jenazah, Ini Penyebab Kematiannya

Rencananya, jenazah almarhumah diterbangkan dari Arab Saudi ke Indonesia menggunakan Saudia Airlines

Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Ilustrasi TKW meninggal. Ini adalah jenazah TKW asal Majalengka sudah tiba di rumah duka di Desa Sindangwasa, Palasah. 

Laporan Wartawan Tribun, Seli Andina Miranti

TRIBUNCIREBON.COM, SUMEDANG - Berangkat untuk bekerja di Arab Saudi, Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, pulang dalam kondisi meninggal dunia.

TKW asal Dusun Cilega, Desa Sakurjaya, Kecamatan Ujungjaya, Nanih (58), meninggal dunia di Arab Saudi.

Menurut data kepolisian, laporan meninggalnya Nanih diterima pada Minggu, 19 januari 2020 sekitar pukul 14.00 WIB.

Lewat pesan Whatsapp, Senin (20/1/2020), Kapolres Sumedang, AKBP Dwi Indra Laksmana, menyebut Nanih sudah bekerja selama dua tahun.

"Menurut keterangan sumber, saudari Nanih berangkat bekerja ke Arab Saudi sejak Oktober 2017," ujarnya.

Rencananya, jenazah almarhumah diterbangkan dari Arab Saudi ke Indonesia menggunakan Saudia Airlines.

Diperkirakan, jenazah Nanih sampai di Indonesia pada hari ini, sekitar pukul 12.00 WIB. Jenazah akan langsung dibawa ke rumah duka.

Penyebab Kematian

Menurut data kepolisian, Senin (20/1/2020), Nanih dinyatakan meninggal dunia pada 15 November 2019 lalu.

Sementara itu, laporan meninggalnya Nanih diterima pada Minggu, 19 januari 2020 sekitar pukul 14.00 WIB.

"Dinyatakan wafat pada 15 November 2019 diduga karena sakit," ujar Kapolres Sumedang, AKBP Dwi Indra Laksmana, lewat pesan whatsapp.

ADU Cantik Foto Rambut Acak-acakan Bangun Tidur, Via Vallen Vs Nella Kharisma, Siapa Lebih Cantik?

Penyanyi Dangdut Iis Dahlia Pernah Gerebek Suaminya di Hotel di Bali, Ternyata Ini yang Ditemukan

Adapun penyakit yang diderita Nanih dan menyebabkan wanita asal Ujungjaya tersebut meninggal dunia adalah gagal jantung dan pernapasan.

Ketika meninggal dunia, Nanih bekerja dk Buraidah, Provinsi Al Qossim, Arab Saudi.

Rencananya, jenazah almarhumah diterbangkan dari Arab Saudi ke Indonesia menggunakan Saudia Airlines.

Kejadian TKW Meninggal

Kabar duka kembali menimpa seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupeten Indramayu.

TKW itu bernama Eti (37) warga Desa/Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu.

Eti dikabarkan meninggal dunia saat bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah majikannya yang merupakan panti jompo di negara Taiwan.

Salah seorang anggota keluarga korban, Ely Rohmanu (39) mengatakan, Eti meninggal akibat kecelakaan kerja pada Kamis (9/1/2020) sekitar 10.20 waktu Taiwan lalu.

"Kami dari pihak keluarga kronologi pastinya tidak terlalu tahu, tapi menurut informasi dari pihak sponsor jatuh di kamar mandi saat memandikan majikan atau empu mungkin namanya, majikannya itu jompo begitu," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di rumah duka, Jumat (17/1/2020).

Dirinya menceritakan, berdasarkan informasi yang diterima keluarga, Eti terjatuh dengan kepalanya membentur ubin kamar mandi saat memandikan majikannya itu.

Eti diketahui juga tertimpa majikannya yang setelah terjatuh.

"Kepalanya sih katanya terbentur, karena kita tidak tahu pasti, mungkin kena ubin atau apa," ujar dia.

 Tunjukkan Ekspresi Berkaca-kaca, Putri Delina Peluk Sule dan Bilang Sule Boleh Kalau Mau Nikah Lagi

 Pasangan Muda-mudi Lakukan Aborsi di Pinggir Jalan Denpasar Bali, Begini Kronologisnya

 Hasil Digital Forensik, Video Hubungan Badan 3 Lawan 1 Vina Garut Direkam pada 10 Oktober 2018

Atas kejadian itu Eti diketahui meninggalkan seorang suami bernama Mistono (34) dan dua orang anak, yakni Faisal Darma Bangga (20) Naya Natalia (8).

"Anak yang terakhir itu masih kecil masih kelas 2 SD mas, kasian juga," ucapnya.

Sekarang jenazah sudah tiba di rumah duka pada Rabu (15/1/2020) malam dan dimakamkan di pemakaman setempat pada Kamis (16/1/2020) pagi.

"Pemakamannya kemarin pagi sekitar jam sembilan," ujarnya.

TKI Meninggal di Jepang

Sebelumnya kasus TKI asal Indramayu meninggal terjadi di Jepang. 

Meski sangat terpukul, namun keluarga sedikit bersyukur karena Ayo Sunaryo (34) masih diurus pemakamannya oleh pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ayo Sunaryo meninggal pada Jumat (10/1/2020) sekitar pukul 09.00 waktu Jepang, ia merupakan warga Desa Pegagan, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu.

Ayo Sunaryo tercatat sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal yang berangkat ke Jepang menggunakan visa turis.

Kakak Kandung Ayo Sunaryo, Cartini (50) mengatakan, adiknya itu berangkat ke Jepang karena melihat banyak rekannya yang ke luar negeri melalui prosedur tidak resmi.

"Dulu itu Ayo mau ke Jepang karena orang kampung banyak yang tidak apa-apa, banyak yang ke Korea, ke Taiwan, Jepang kemana-mana secara ilegal pakai visa turis," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di rumah duka, Kamis (16/1/2020).

Saat sebelum berangkatnya Ayo Sunaryo ke Jepang pada 2017 lalu, Cartini sempat melarang adiknya.

Dia khawatir akan terjadi suatu hal yang buruk menimpa adiknya karena berangkat melalui jalur ilegal.

 Minta Maaf pada Umat Islam, Ningsih Tinampi Tetap Pede Bilang Bisa Panggil Rasulullah SAW & Malaikat

 Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat Sebut Garis Keturunan Raja Keraton Agung Sejagat Tak Jelas

Terlebih cerita tetangga yang menerangkan ada keluarga yang sesama merupakan TKI ilegal dibakar di sana saat meninggal karena tidak ada yang mengurus.

"Banyak yang dibakar di sana, tapi alhamdulillah Ayo masih ada yang ngurus, dimakamin secara Islam di sana sama KBRI, padahal dia ilegal, saya masih bersyukur sekali," ujarnya.

Diceritakan Cartini, pemerintah Jepang juga membiayai biaya rumah sakit Ayo Sunaryo selama dirawat 20 hari di sana.

Lain halnya dengan sponsor yang memberangkatkan Ayo Sunaryo, disebutkan Cartini tidak ada ucapan turut berduka cita maupun pemberitahuan sama sekali atas meninggalnya adiknya itu kepada keluarga.

Dalam hal ini, ia mengaku tidak tahu mesti merasa bahagia atau sedih.

Di sisi lain, pihak keluarga sangat terpukul karena Ayo Sunaryo tidak bisa dipulangkan ke Indonesia.

Jika ingin memulangkan dan memakamkan Ayo Sunaryo ke kampung halaman, keluarga mesti menyiapkan biaya sendiri sebesar Rp 250-300 juta.

"Dampak dari ilegal ini sih, jadi tidak ada yang mengurus. Terus katanya kalau ibu punya uang Rp 250 atau Rp 300 juta iya boleh dibawa pulang, tapi saya cari uang segitu banyak dari mana," ujarnya.

Tak Berdaya

Kakak kandung Ayo Sunaryo, Cartini (50) mengatakan, sudah berusaha memulangkan adiknya agar bisa dimakamkan di kampung halaman.

Ia bahkan rela menghampiri setiap tetangga untuk meminjam uang demi kepulangan jenazah adiknya tersebut.

Namun, nominal biaya pemulangan yang sangat besar, yakni Rp 250-300 juta membuatnya tidak berdaya.

Keluarga pun hanya bisa pasrah menerima kenyataan Ayo Sunaryo mesti dimakamkan di Jepang.

 Hendak Pergi Ke Kebun, Sartono Kaget Temukan Pria Tewas Tergantung di Pohon Jati

"Katanya gak bisa di bawa pulang, kalau punya uang 250 atau 300 juta iya boleh dibawa pulang. Tapi saya cari uang segitu banyak dari mana," ucapnya kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di rumah duka, Kamis (16/1/2020).

Cartini menceritakan, Ayo Sunaryo berangkat ke Jepang sebagai TKI melalui prosedur ilegal, ia berangkat menggunakan visa turis.

Hal ini yang membuat seluruh biaya meninggalnya Ayo Sunaryo mesti ditanggung keluarga.

Hal tersebut pula yang membuat pemerintah tidak bisa membantu memulangkan jasad adiknya tersebut.

Cartini bahkan mengaku sangat sakit hati saat melihat video-video adiknya itu saat masih hidup.

Terlebih saat pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) mengirimi keluarga video pemakaman Ayo Sunaryo di Jepang.

 Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu Gagal Melaju Ke Perempat Final Indonesia Masters 2020

Tangis keluarga saat itu diceritakan Cartini pecah seketika dan tak berhenti hingga prosesi pemakaman berakhir.

Foto Ayo Sunaryo (34) TKI yang meninggal saat bekerja di Jepang, Kamis (16/1/2020).
Foto Ayo Sunaryo (34) TKI yang meninggal saat bekerja di Jepang, Kamis (16/1/2020). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Kesedihan keluarga juga ditambah dengan banyak tetangga sekampung yang menanyakan kenapa Ayo Sunaryo tidak dibawa pulang.

"Perasaannya itu saya sakit hati sekali setiap melihat video-video Ayo, dia berangkatnya itu kan lagi sembuh, ganteng terus sekarang udah gak ada, wujudnya juga gak ada karena dikubur di sana," ujar dia.

Pantauan Tribuncirebon.com, sorot mata wanita paruh baya itu tampak berkaca-kaca saat menceritakan kejadian yang menimpa adik yang selama ini dia asuh sedari kecil.

Ia juga tidak kuasa menahan raut kesedihan saat menunjukkan kembali video Ayo Sunaryo saat dimakamkan beberapa hari yang lalu di Jepang.

 Setelah Puas Bercinta dengan Suami Orang, Wanita Ini Sebar Sendiri Rekaman Video Adegan Ranjangnya

Air mata pun jatuh mata Cartini mengenang adik yang kini sudah tiada.

Cartini mengaku menyesal tidak bisa membawa adiknya itu pulang ke kampung halaman sehingga terpaksa dimakamkan di Jepang.

"Saya itu orang tidak punya, mau punya rumah juga dulu harus kerja dulu di Arab 8 tahun baru punya rumah, gak berdaya saya tuh," ujar dia.

TKI asal Kabupaten Indramayu meninggal di Jepang

Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Indramayu, Ayo Sunaryo (34) dikabarkan meninggal dunia saat bekerja di Jepang karena sakit kanker otak.

//

Ayo Sunaryo merupakan warga Desa Pegagan, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu.

Kakak kandung Ayo Sunaryo, Cartini (50) mengatakan, adiknya tersebut meninggal dunia pada Jumat (10/1/2020) sekitar pukul 09.00 waktu Jepang.

 Setelah Puas Bercinta dengan Suami Orang, Wanita Ini Sebar Sendiri Rekaman Video Adegan Ranjangnya

"Waktu di sini dia gak pernah cerita sakit, tiba-tiba saja bilang sakit kepala. Terus besoknya langsung koma dibawa ke rumah sakit sampai meninggal dunianya," ujar Cartini kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di rumah duka, Kamis (16/1/2020).

Cartini mengatakan, mendapat kabar adiknya sakit itu dari rekan Ayo Sunaryo yang sesama TKI di Jepang.

Sementara, kabar Ayo Sunaryo meninggal dunia disampaikan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang.

Residence Card Japan milik Ayo Sunaryo (34) yang meninggal akibat penyakit kanker otak saat bekerja di Jepang.
Residence Card Japan milik Ayo Sunaryo (34) yang meninggal akibat penyakit kanker otak saat bekerja di Jepang. (ISTIMEWA)

 VIRAL Percakapan Denny JA Minta Jatah Jabatan Komisaris Inalum ke Luhut Panjaitan, Begini Isinya

Hanya saja, yang membuat keluarga terpukul ialah jenazah Ayo Sunaryo rupanya tidak bisa dipulangkan ke Indonesia.

Kendala biaya karena tidak ada pihak yang menanggung biaya meninggalnya Ayo Sunaryo membuat keluarga hanya bisa berpasrah.

Disampaikan Cartini, Ayo Sunaryo merupakan TKI ilegal di Jepang, dia berangkat menggunakan visa turis pada 2017 lalu.

 Asal Usul Kesaktian Ningsih Tinampi, Berawal dari Sakit Hati Suami Selingkuh, Dapat Wejangan Dukun

Hal itu yang mengakibatkan Ayo Sunaryo tidak mendapat bantuan apapun dari pemerintah, termasuk untuk pemulangan jenazah ke Indonesia.

Pihak keluarga diketahui mesti mengeluarkan biaya pribadi sebesar Rp 250-300 juta untuk pemulangan jenazah Ayo Sunaryo jika ingin dikuburkan di Indonesia.

"Dampak dari ilegal ini sih, jadi tidak ada yang mengurus. Terus katanya kalau ibu punya uang Rp 250 atau Rp 300 juta iya boleh dibawa pulang, tapi saya cari uang segitu banyak dari mana," ujarnya.

 Isi Chat Denny JA Minta Jatah Jabatan Komisaris Inalum ke Luhut Tersebar dan Viral, Begini Isinya

Kini, jenazah Ayo Sunaryo sudah di makamkan di Jepang, keluarga pun disampaikan Cartini tidak mengetahui secara pasti lokasi pemakaman Ayo Sunaryo di sana.

"Kalau saya sih pengen dibawa pulang, walaupun orangnya sudah gak ada ya saya pengen dibawa pulang, dimakamin di sini," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved