Fosil Gajah Purba Ditemukan di Indramayu
Fosil Gajah Purba yang Ditemukan di Ciwado Indramayu Diduga Berusia 1,5 Juta Tahun
jika merujuk pada sumber-sumber literasi, banyak yang menyebut masa hidup gajah purba itu, yakni pada masa pleistocen awal.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu belum bisa memastikan berapa usia dari fosil hewan vertebrata stegodon atau yang umum disebut gajah purba yang ditemukan warga.
Sebelumnya fosil purbakala itu ditemukan warga di Goa Kharomah Ciwado yang terletak di Kawasan Wisata Alam Ciwado di Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.
Fosil itu ditemukan menempel pada cadas (batu goa) dan terhimpit tanah sekitar 6 bulan yang lalu atau pada Juli 2019.
Namun, yang ditemukan warga saat itu hanya potongan dari tulang paha atas gajah purba tersebut.
Tulang itu memiliki panjang 32 sentimeter dan lingkar tulang 22 sentimeter dengan bobot berat sekitar 20 kilogram.
Ketua TACB Kabupaten Indramayu, Dedy S Musashi mengatakan, untuk memastikan berapa usia dari fosil itu mesti dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan peneliti yang ahli di bidang ilmu paleontologi dan geologi.
"Saya belum bisa menduga berapa usianya, karena diperlukan penelitian lanjutan yang melibatkan disiplin ilmu Paleontologi dan geologi," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Rabu (15/1/2020).
• Minta Maaf pada Umat Islam, Ningsih Tinampi Tetap Pede Bilang Bisa Panggil Rasulullah SAW & Malaikat
• GURU Ini Mengira Muridnya Depresi Karena Gambar Yang Dibuatnya, Ternyata Penjelasannya Bikin Ngakak
• Detik-detik Kades & Selingkuhannya Digerebek & Gagal Bercinta di Kebun Sawit, Pernah 4 Kali Berzina
Meski demikian, jika merujuk pada sumber-sumber literasi, banyak yang menyebut masa hidup gajah purba itu, yakni pada masa pleistocen awal.
Atau apabila diperkirakan gajah purba itu hidup sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.
"Temuan serupa juga ditemukan di situs Semedo Kabupaten Tegal," ujar dia.
Sebagai tindak lanjut, TACB Kabupaten Indramayu sudah melaporkan temuan ini kepada Balai Arkeologi (Balar) Jawa Barat dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang Banten.
"Dari laporan ini kita juga akan menindaklanjuti ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran untuk penelitian lebih lanjut," ujar Dedy S Musashi.
Menempel di Cadas
Salah seorang penemu sekaligus warga Kampung Ciwado, Unang Herman (38) mengatakan, tulang tersebut ditemukan dirinya beserta warga saat kerja bakti di kawasan Wisata Ciwado.
Warga menemukannya di sekitaran Goa Kharomah Ciwado, dengan posisi menempel pada cadas (batu goa) dan terhimpit tanah.
"Jadi kita pas itu hari Jumat ada pembabadan bersama masyarakat, sekitar 6 orang di sekitar Wisata Alam Ciwado," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di kawasan wisata setempat, Rabu (15/1/2020).
"Di situ kemudian ada masyarakat yang ngomong ke Unang, itu ada kaya tulang, gak tahu tulang atau bukan, katanya gitu," sambung dia.
• VIDEO Detik-detik Bus Tertelan Lubang Besar yang Muncul Tiba-tiba di China, 6 Orang Tewas
Unang Herman menjelaskan kejadian tersebut terjadi sekitar 6 bulan yang lalu atau pada bulan Juli 2019.
Saat itu, Unang Herman maupun warga Kampung Ciwado lainnya tidak mengetahui bahwa yang ditemukan mereka adalah Fosil Gajah Purba.
Warga baru mengetahui setelah Unang Herman menunjukan tulang berukuran raksasa tersebut kepada seorang fotografer asal Jakarta yang tengah berkunjung ke Wisata Alam Ciwado bernama Turidi.
"Awalnya gak tahu ini bernilai atau apa ini itu, jadi awal penemuannya seperti itu," ujar dia.
Nyaris Jadi Batu Ali
Tulang berukuran raksasa yang diketahui merupakan fosil hewan vertebrata stegodon atau yang umum disebut masyarakat dengan nama gajah purba nyaris dijadikan warga sebagai batu ali.
Hal tersebut disampaikan salah seorang penemu sekaligus warga Kampung Ciwado, Unang Herman (38) kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Kawasan Wisata Alam Ciwado Desa Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Rabu (15/1/2020).
Unang Herman mengatakan, niatan warga tersebut beruntung bisa diurungkan.
Unang Herman yang pada waktu itu juga berada di lokasi penemuan menilai bentuk dari benda temuan warga yang menempel pada cadas (batu goa) sangat unik.
Ia menyayangkan jika benda tersebut justru dimanfaatkan untuk batu ali.
"Ini banyak goresan (tebasan golok) karena tadinya mau dijadikan batu ali sama warga, cuma kan bentuknya bagus, sayang, terus saya bawa pulang saja," ujarnya.
Penemuan itu disebutkan Unang Herman terjadi sekitar 6 bulan yang lalu atau ditemukan pada Juli 2019 saat dirinya beserta warga lain berjumlah 6 orang tengah membersihkan kawasan Wisata Alam Ciwado.
• BREAKING NEWS: Fosil Gajah Purba Ditemukan di Objek Wisata Alam Ciwado Indramayu
• Sri Mulyani Kesal Ratusan Triliun Dana Desa Mengendap di Rekening Kas Umum Daerah, Harusnya Dipakai!
Selama 6 bulan itu pula, benda yang merupakan tulang stegodon atau gajah purba itu ia pajang di luar rumah sebagai hiasan.
"Karena kita tidak tahu, ada nilai lebih atau apa benda ini, saya geletakan saja di luar selama 6 bulan itu, tapi tidak ada yang ngambil alhamdulillah," ucapnya.
Dirinya mengaku baru mengetahui benda unik yang merupakan fosil hewan purbakala itu setelah diberitahu oleh seorang fotografer asal Jakarta bernama Turidi beberapa hari yang lalu.
Turidi yang saat itu tengah hunting foto di Wisata Alam Ciwado terkejut dan meminta Unang Herman segera mengamankan benda bersejarah tersebut.
"Dia bilang ini itu fosil katanya, tulang kaki gajah, saya juga kaget, tidak tahu bahwa ini itu benda berharga," ujar Unang Herman.
Temuan Serupa
Penemuan tulang berukuran raksasa di Kawasan Wisata Alam Ciwado rupanya bukan kali pertama.
Kawasan Wisata Alam Ciwado itu terletak di Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.
Pengelola Wisata Alam Ciwado sekaligus warga setempat, Unang Herman (38) mengatakan, warga sudah sering menemukan benda-benda asing.

Benda-benda asing yang ditemukan itu seperti tulang di kawasan tersebut, ukuran tulang-tulang itu relatif besar dibanding tulang pada umumnya.
"Banyak mas, cuma karena memang warga tidak tahu ya, itu benar tulang atau bukan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Rabu (15/1/2020).
Unang Herman menceritakan, warga juga pernah menemukan tulang yang jauh lebih besar dan panjang pada tahun 2010 lalu.
Lokasi penemuannya masih sekitar Goa Kharomah Ciwado atau seputar lokasi penemuan fosil tulang hewan vertebrata stegodon atau gajah purba sekitar 6 bulan yang lalu.
Kuat dugaan, tulang itu masih merupakan sambungan dari tulang paha atas yang baru-baru ini ditemukan.
"Waktu di tahun 2010 itu ada warga lain yang menemukan seperti ini, cuma lebih panjang," ujar Unang Herman.
"Cuma dia (warga) tidak tahu ini apa, jadi dimanfaatkan untuk tahanan tungku dapur, buat merebus air," sambungnya.
Unang Herman juga menyayangkan atas ketidaktahuan tersebut.

Padahal benda-benda ini merupakan benda berharga yang usianya diduga sudah jutaan tahun.
Dirinya berpendapat, jika dilakukan pencarian lebih intens mungkin tulang-tulang purba lainnya bisa ditemukan.
Hal ini mengingat kawasan Kampung Ciwado masih merupakan pemukiman alami dengan lahan hutan yang masih terjaga keasriannya.
"Sepertinya iya kalau dicari bakal ketemu lagi yang lain, ini saja karena tidak sengaja ketemunya," ujarnya.
"Taring besar juga pernah ditemukan di sini, tapi kata warga itu taring babi hutan cuma besar sekali itu ukurannya," lanjut Unang Herman. (*)