Kaleidoskop 2019

Kasus Skimming Bobol ATM Marak Terjadi di Tahun 2019, Nasabah Bank BCA dan BRI Jadi Korban

Kasus skimming pembobolan ATM kerap terjadi di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

tribunnews.com
Ilustrasi uang 

TRIBUNCIREBON.COM- Kasus skimming pembobolan ATM kerap terjadi di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Hal ini tentu saja memicu kekhawatiran para nasabah.

Skimming merupakan tindakan pencurian terhadap informasi kartu kredit atau debit.

Kenapa Terjadi Teror Ular Akhir-Akhir Ini? Begini Penjelasan Seorang Ahli Herpetologi Dari LIPI

Tindakan ilegal itu dilakukan melalui cara penyalinan informasi yang terdapat pada strip magnetik yang ada pada kartu kredit atau debit.

Pada 2019 ini, ada satu kasus skimming yang cukup menarik perhatian, yakni kasus skimming pembobolan ATM milik Bank BCA.

HASIL Undian Wakil Indonesia Pada BWF Malaysia Masters 2020, Mulai 7-12 Januari 2020

Berikut serangkaian perjalanan kasus yang kini masih terus bergulir di pengadilan itu.

- Februari 2019

Kasus skimming ini diduga melibatkan Ramyadjie Priambodo yang kini telah berstatus sebagai tersangka.

Awalnya, kasus ini muncul setelah adanya laporan yang masuk ke Polda Metro Jaya pada 11 Februari 2019.

Kemudian pada 26 Februari 2019, kepolisian pun menindaklanjuti laporan itu.

Penyitaan dilakukan terhadap sejumlah barang bukti yang diamankan dari kamar Ramyadjie yang terletak di sebuah apartemen di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan.

Barang bukti yang disita tersebut berupa satu masker, satu kartu ATM, dua kartu ATM warna putih yang digunakan untuk menduplikasi data, laptop, ponsel, serta peralatan skimming, termasuk mesin ATM.

Tindakan ilegal Ramyadjie pun menyebabkan kerugian negara hingga mencapai Rp 300 juta.

Baba Vanga Ramal Tahun 2020 Ada Tsunami & Gempa Dahsyat di Negara Ini, Sejumlah Ramalannya Terbukti

- Maret 2019

Kemudian pada Maret 2019, berkas terkait kasus ini pun rampung.

Sehingga Polda Metro Jaya melimpahkan tahap pertama berkas itu ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta pada 26 Maret 2019.

Seperti yang disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono kepada awak media di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (27/3/2019).

"Untuk kasus tersangka RP tanggal 26 (Maret), berkas perkara sudah dikirim ke Kejaksaan Tinggi Jakarta ya," ujar Argo.

Kepolisian Polda Metro Jaya pun berharap berkas itu P-21 atau dinyatakan lengkap, agar kasus ini bisa segera disidangkan.

ZODIAK CINTA Kamis 26 Desember 2019: Hubungan Asmara Sagitarius Indah, Cancer Meragukan Pasangan

Polisi pun sebelumnya melakukan pencarian informasi terkait pihak yang menjual mesin ATM yang digunakan oleh Ramyadjie.

Karena Ramyadjie menyimpan mesin ATM tersebut di dalam kamarnya.

- April 2019

Kasus skimming ini pun memasuki babak baru pada April 2019.

Ramyadjie dijadwalkan segera disidangkan karena Kejati DKI Jakarta menyatakan bahwa berkas perkaranya telah P-21.

Keputusan tersebut berdasar pada Surat Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Nomor B-3414/0.1.4/Epp.1/04/2019 tanggal 15 April 2019.

Pada 25 April 2019, Ramyadjie serta seluruh alat bukti pun diserahkan ke Kejati DKI Jakarta.

"Selanjutnya akan diadakan proses pelimpahan barang bukti dan tersangka pada Kamis, 25 April 2019," kata Argo, Rabu (24/4/2019).

Perlu diketahui, saat melakukan aksinya, Ramyadjie diduga mengenakan jilbab untuk menyamarkan identitasnya.

INFO LOKER Hari Ini, Ada Dokter Umum, Perawat, Apoteker, Barista dan Untuk Office PT Angkasa Pura I

Ia juga diketahui tergabung dalam sebuah komunitas online di deep web, hal itu dilakukan untuk memperoleh data-data nasabah yang menjadi target dari aksi skimmingnya.

Nasabah BRI jadi korban skimming

 Seorang nasabah, Bank Rakyat Indonesia atau Bank BRI di Kota Pontianak atas nama Dino (25) terkejut dengan masuknya SMS Banking di hanphonenya bahwa ada pemberitahuan adanya penarikan tunai.

Menurut Dino, yang merupakan mahasiswa tingkat akhir di IKIP PGRI Pontianak ini SMS Banking bukan hanya sekali, melainkan dua kali.

Ia kaget bukan kepalang, karena mendapat SMS penarikan tunai tersebut, pasalnya ATM dan buku tabungan disimpannya.

"Tekejut saye, ade SMS Banking masuk, padahal saye tak ade narek dan ATM saye dalam dompet dan buku tabungan di rumah," ucap Dino yang merupakan mahasiswa asal Kabupaten Sambas ini saat diwawancarai Tribun Pontianak, Rabu (4/12/2019).

 Janda Sosialita Faradiba yang Gondol Duit Nasabah Bank BNI Ketahuan Kirim Mobil Alphard ke Teman

 FAKTA BARU Kasus Si Janda Kaya Raya Pembobol Duit Nasabah BNI Rp 124 Miliar, Polisi Ungkap Hal Ini

 Kata Erick Thohir, Kecil Kemungkinan Sandiaga Uno Jadi Pejabat BUMN

Runut Dino, menceritakan kejadian yang membuat saldo tabungannya ludes.

Ia menyebutkan kejadian bermula pada pagi hari sekitar pukul 10.30 WIB tiba-tiba masuk pesan singkat dari Bank BRI.

Pesan singkat tersebut menjelaskan jika telah terjadi penarikan tunai sebanyak dua kali.

"Penarikan masing-masing satu juta rupiah, berdasarkan SMS Banking yang masuk dan dalam selang waktu hanya dalam hitungan detik," tambahnya.

Ia menyebutkan total kerugian sebanyak dua juta rupiah.

Ilustrasi pembobol mesin ATM
Ilustrasi pembobol mesin ATM (Shutterstock)

Ia mengaku beruntung karena saldo tabungannya hanya Rp2.070.000, apabila tabungannya lebih banyak maka semuanya akan habis.

"Kartu ATM nye ade same saye, saye pun tak pernah pinjamkan dengan orang dan PIN nye hanye saye yang tau," ujarnya.

Dino, mengaku terakhir menggunkan Kartu ATM, Minggu (1/12) malam, di ATM BRI Syariah, Jalan Gusti Hamzah.

Melihat kejadian yang janggal dan menghabiskan isi saldo tabungannya, Dino bergegas melaporkan pada pihak BRI.

"Saye langsung melaporkan kejadian ke BRI Kantor Cabang Pontianak, Jalan Barito," tambahnya.

Saat melaporkan kejadian tersebut, Dino menjelaskan berdasarkan penjelasan dari Costumer Servis BRI, bahwa uang tersebut bisa kembali.

 Kisah Pilu Umar ART Nike Ardilla Sempat Jadi Pemulung, Sebelum Diboyong Melly Gooslaw ke Jakarta

Namun ia diminta untuk menunggu dalam selang waktu 14 hingga 20 hari kerja untuk memproses laporan tersebut.

"Dari penjelasan yang di sampaikan CS nye tadi, bukan saye sendiri korbannye. Tapi ade beberapa yang lainnye," ujar Dino lesu karena kehilangan isi tabungan.

Setelah melaporkan kejadian, Dino dipesankan CS BRI bahwa tidak melakukan transaksi di ATM yang tidak dijaga oleh Satpam.

"Masa CSnye,nyarankan saye agar tidak melakukan transaksi di ATM yang tidak di jaga satpam," tambahnya.

Dino, mengharapkan uangnya segera kembali karena uang tersebut untuk keperluan sehari-hari.

Setelah melaporkan kejadian tersebut, Dino diberikan selembar surat oleh CS BRI di Jalan Barito.

Jelas dalam surat yang diberikan tersebut bertuliskan, "YBS mengalami skimming karena tidak melakukan penarikan, namun uang dari rekening YBS, terdebet sebesar Rp2.000.000".

Pencegahan

Lalu bagaimana cara untuk melakukan pencegahan terhadap praktek kejahatan skimming ini ?

Tindakan pencegahan bisa dilakukan melalui penggantian kartu kredit atau debit dari yang sebelumnya magnetic stripe menjadi chip.

Karena data pada magnetic stripe mudah untuk mengalami bobol.

Sebagai regulator sistem pembayaran, Bank Indonesia (BI) pun sejak tahun 2015 telah mengeluarkan kebijakan transisi penggunaan kartu kredit dari magnetic stripe ke chip melalui Surat Edaran Bank Indonesia No/17/52/DKSP.

Dalam surat edaran tersebut, BI meminta para penerbit kartu untuk menggunakan standar nasional teknologi chip serta PIN online 6 digit untuk kartu debit/ATM.

Kebijakan perpindahan kartu dari magnetic stripe ke chip akan dilakukan secara bertahap.

Hal itu karena biaya yang dibutuhkan cukup besar. 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kaleidoskop 2019: Marak Kasus Skimming Bobol ATM

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved