Guru Honorer di Indramayu Punya Penghasilan Rp 4-6 Juta Per Bulan? Kok Bisa? Ternyata Ini Rahasianya

Seorang guru honorer di Kabupaten Indramayu, Jamaludin (36) mengaku mendapat penghasilan rata-rata Rp 4-6 juta per bulan

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Jamaludin Seorang guru honorer komputer di SMK NU Krangkeng Indramayu saat ditemui di Jalan Raya Krangkeng Indramayu, Jumat (22/11/2019). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Seorang guru honorer di Kabupaten Indramayu, Jamaludin (36) mengaku mendapat penghasilan rata-rata Rp 4-6 juta per bulan.

Guru komputer honorer di SMK NU Krangkeng Indramayu itu mengatakan, penghasilannya sebagian besar didapat dari hasil jerih payahnya dalam merintis usaha di sela-sela kegiatan mengajar.

"Kalau gak disampingi dengan usaha tidak akan mampu pak buat memenuhi kebutuhan, tahu sendiri gaji guru honorer itu berapa," ucap dia kepada Tribuncirebon.com melelalui sambungan seluler, Senin (25/11/2019).

Jamaludin menceritakan, sudah sejak lulus kuliah pada 2006, ia menggeluti dunia usaha dan mengajar.

Kegiatan rutin itu ia terapkan hingga sekarang, pagi hari mengajar di sekolah lalu siang hari mengelola usaha miliknya.

Seorang guru honorer pelajaran komputer di SMK NU Krangkeng, Jamaludin (36)
Seorang guru honorer pelajaran komputer di SMK NU Krangkeng, Jamaludin (36) (Tribun Cirebon.com/Handhika Rahman)

Hingga saat ini usaha-usaha itu masih ia geluti, seperti service komputer, jualan telur, hingga menjadi seorang tengkulak garam.

"Intinya kalau menjadi guru honorer itu harus bisa wirausaha. Karena kalau tidak wirausaha, nanti yang menjadi korban atau mangsa itu adalah murid," ucapnya.

Dirinya menilai, karena kebutuhan seorang guru honorer bisa saja meminta iuran untuk keperluan kegiatan, pengadaan buku, dan lain sebagainya untuk sedikit mengambil keuntungan.

Oleh karena itu, Jamaludin selalu menekankan kepada murid-muridnya jika ingin menjadi seorang guru harus kaya terlebih dahulu.

Alasannya, karena kalau sudah kaya mereka akan lebih mementingkan anak didiknya ketimbang mementingkan kepentingan diri sendiri.

"Ini juga yang menjadi alasan saya terjun ke garam pada 2015 lalu, saya juga melakukan usaha lainnya, seperti jualan telur, service, dan lainnya," ucap dia.

Jamaludin menyampaikan, nilai ikhlas harus ditekankan dalam diri pribadi dalam memberikan ilmu kepada anak didik.

Tidak hanya itu, ia juga menyarankan kepada para guru honorer untuk berani memulai wirausaha.

Lanjut dia, jangan menjadikan sekolah sebagai ladang pekerjaan karena akan menjadikan para siswa menjadi korban untuk memenuhi kepentingan pribadi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved