Tangani Masalah Sampah, Warga Blok Kalibangka Cirebon Buat Bank Sampah dan Antusias Warga Tinggi

Permasalahan sampah masih belum mampu diatasi oleh banyak masyarakat di Kabupaten, terkecuali bagi masyarakat yang berada di Blok Kalibangka

Tribun Jabar/Hakim Baihaqi
Permasalahan sampah masih belum mampu diatasi oleh banyak masyarakat di Kabupaten, terkecuali bagi masyarakat yang berada di Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan. 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON‎ - Permasalahan sampah masih belum mampu diatasi oleh banyak masyarakat di Kabupaten, terkecuali bagi masyarakat yang berada di Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan.

Di Blok Kalibangka, badan usaha milik desa (Bumdes) Bina Usaha, membentuk program bank sampah. Program tersebut diluncurkan oleh pemerintah desa pada April 2019.

Ketua Bank Usaha Bumdes Bina Usaha, Mohamad Dasuki,‎ menjelaskan, alasan dibentuk bank sampah di Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, karena di wilayah tersebut tidak memiliki tempat pembuangan akhir (TPA).

Selain itu, di Blok Kalibangka pun, kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan pun masih terbilang cukup rendah, terlihat dari beberapa titik yang dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS) liar.

‎"Dari April 2019, alhamdulillah bank sampah ini mendapatkan respon dan antusiasme dari masyarakat. Terhitung sudah lebih dari 100 orang," kata Dasuki di Blok Kalibangka, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Selasa (12/11/2019).

Untuk program bank sampah ini, sebelumnya masyarakat telah diberikan pemahaman terkait jenis-jenis sampah yang bisa disetorkan ke pos bank sampah Bumdes Bina Usaha dan diberikan buku tabungan serta karung penampung.

Setelah itu, selama dua Minggu sekali, warga atau nasabah dari bank sampah tersebut kemudian mendatangi pos bank untuk menyetorkan sampah, yang sebagian besar merupakan sampah plastik rumah tangga.

Dasuki mengatakan, sebelum ke proses penimbangan, sampah-sampah tersebut dipilah terlebih dahulu berdasarkan jenisnya oleh para petugas bank sampah.

"‎Botol kami hargai perkilogramnya dua ribu rupiah, sedangkan sampah rumah tangga lain kaya organik, popok dan bekas makanan dihargai perkilonya 200 perak," kata Dasuki.

Lessi Menangis Harus Memulung Sampah Untuk Hidup, Diusir Menantu & Hanya Ditengok Anak Saat Lebaran

Nenek Lessi Menangis Diusir Menantu, Harus Memulung Sampah, Anak Hanya Kasih Rp 25 Ribu Saat Lebaran

DOKTER Ini Menuntik Pakai Jarum Suntik Bekas Dari Tempat Sampah Sebabkan 900 Anak Terinfeksi HIV

Direktur Bumdes Bina Usaha, Abdul Azis mengatakan, pihaknya sengaja menggerakan program tersebut, karena prihatin melihat kondisi sampah yang berserakan disembarang tempat.

Sehingga nantinya, kata Abdul Azis, lingkungan di wilayah tersebut menjadi bersih dan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah semakin meningkat.

‎"Minimalnya dengan bank sampah ini, mampu meminimalisir dan mengurangi volume sampah yang dihasilkan masyarakat," kata Abdul Azis.

Warga Blok Kalibangka, Ahmad (45), mengatakan, kalau ia sangat mengapresiasi adanya bank tersebut, sehingga sampah yang dihasilkan oleh warga memiliki nilai ekonomis tinggi.

"Biasanya kan cuma buang saja, sekarang bisa jadi uang," katanya.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved