Puluhan Warga Berebut Air Bekas Ritual Siraman Panjang Keraton Kasepuhan Cirebon
Puluhan warga tampak berebut air bekas ritual Siraman Panjang di Keraton Kasepuhan Cirebon
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Sementara Yanti (46) warga Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, mendapatkan air dua ember penuh.
Ia sengaja datang ke Keraton Kasepuhan bersama keluarganya untuk berburu air Siraman Panjang.
• Remaja Ini Tulis Pesan Pilu untuk Gebetannya Sebelum Tewas Terjun dari Lantai 14
"Airnya buat mandi di rumah, bareng sekeluarga juga enggak dipakai sendirian," ujar Yanti.
Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, mengatakan, fenomena warga berebut air bekas cucian Siraman Panjang terjadi setiap tahunnya.
Menurut dia, alasan warga rela berdesakan untuk mendapatkan air itu karena piring pusaka yang dicuci merupakan peninggalan Wali Sanga.
Pihaknya mengakui banyak warga dari luar Cirebon yang sengaja datang untuk mendapatkan air yang dipercaya mengandung berkah itu.
• Presiden Jokowi Pastikan Tak Ada Perppu KPK, Sejumlah Tokoh Sebut Tak Berkomitmen Berantas Korupsi
"Air itu digunakan mencuci piring pusaka yang terdapat kalimat sucinya dan dibacakan doa juga, jadi perantara barokah Wali Sanga," kata Arief Natadiningrat.\
Siraman Panjang
Sejumlah abdi dalem berpakaian serba putih tampak berbaris rapih di Bangsal Dalem Arum Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Senin (4/11/2019).
Beberapa abdi dalem terlihat membawa piring besar yang dibungkus kain putih, piring kecil, gelas, dan guci.
Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat pun turut serta dalam rombongan abdi dalem tersebut.
• Remaja Ini Tulis Pesan Pilu untuk Gebetannya Sebelum Tewas Terjun dari Lantai 14
Rupanya mereka tengah menggelar tradisi Siraman Panjang, yakni mencuci piring pusaka peninggalan Wali Sanga.
• Kepala Sekolah Cabuli 3 Murid SD, Modus Periksa Kesehatan Hingga Ada Air Masuk Ke Mulut Korban
Benda pusaka itu dibersihkan sebelum digunakan untuk ritual panjang jimat untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya mereka berjalan menuju Ruang Dalem Arum Keraton Kasepuhan kemudian mereka duduk mengelilingi sebuah bak berisi air yang ditutupi kain putih.

Benda-benda yang dibawa para abdi dalem pun diletakkan di atas meja persis di sebelah bak kayu itu.