Batu Bata Kuno Temuan Rusmanto Yang Sering Didatangi Jin Berwujud Biksu Bisa Bongkar Sejarah Ajaran
Batu bata kuno berukuran besar yang ditemukan seorang anggota Polsek Lelea, Brigadir Rusmanto bakal menjadi temuan besar.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Muhamad Nandri Prilatama
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Batu bata kuno berukuran besar yang ditemukan seorang anggota Polsek Lelea, Brigadir Rusmanto bakal menjadi temuan besar.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu, Dedy S Musashi mengatakan, temuan tersebut akan menguak sejarah dari Kabupaten Indramayu.
Batu bata kuno dengan ukuran panjang 35 centimeter, lebar 20 centimeter dan tebal 8-10 centimeter itu diduga kuat merupakan bagian struktur bangunan yang biasa ditemukan pada bangunan-bangunan Candi Hindu-Budha yang ada di Indonesia.
"Ini temuan menarik di Desa Sambimaya Juntinyuat, karena memang belum ada sejarah atau laporan adanya agama Hindu-Budha di Indramayu," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Selasa (29/10/2019).
Dedy S Musashi menjelaskan, jika temuan batu bata kuno itu benar merupakan bangunan candi, maka akan menguak sejarah bahwa pernah ada ajaran Hindu-Budha di Indramayu.
Ajaran itu diyakini sudah menyebar luas ke masyarakat pada masa itu sebelum tergerus dan hilang tergantikan oleh ajaran Agama Islam.
Selain itu, Dedy S Musashi menjelaskan, candi-candi yang biasa digunakan sebagai pusat ajaran Hindu-Budha di Jawa Barat sendiri hingga sekarang baru ditemukan di dua titik saja.
Yakni, berada di Candi Batujaya Karawang dan Candi Bojongmenje Bandung.

Seperti di beritakan sebelumnya, Brigadir Rusmanto berhasil menemukan batu bata kuno yang diduga kuat merupakan bagian dari bangunan candi.
Batu-batu itu ia temukan di Blok Dingkel, Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu pada Jumat (25/10/2019) lalu.
Ia menemukan puing-puing sisa candi itu atas dasar petunjuk dari sesosok jin biksu yang meminta tolong kepadanya untuk merawat dan menjaga sisa-sisa puing candi yang masih tersisa.

Pada batu bata kuno itu juga ditemukan tapak kaki anjing pada permukaannya, dimana tapak anjing itu mirip dengan batu bata yang terdapat pada Candi Bojongmenje.
Meski demikian, Dedy S Musashi mengatakan, pembuktian kebenaran terhadap candi tersebut harus dilakukan dengan metode penelitian langsung oleh ahlinya.
Dalam hal ini, pihaknya juga akan mengundang Balai Arkeologi (Balar) Jawa Barat untuk terjun langsung meneliti temuan kuno tersebut.
"Balar Jawa Barat akan mengirim tim termasuk kepalanya ke sini, bersama ahli klasik untuk melakukan penelitian," ujar dia.