Profil
Sudono Salim, Bos Besar 3 Perusahaan Ternama di Indonesia, Ternyata Dulunya Pernah Jadi Gelandangan
Sebagian orang mungkin belum mengenal sosok pengusaha kaya raya di tanah air bernama Sudono Salim.
Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Dalam kurun waktu empat hari tersebut, Sudono Salim sempat menjadi gelandangan.
Pengalaman Bekerja di Indonesia
Setibanya di Indonesia, Sudono Salim bekerja di sebuah pabrik kerupuk dan tahu.
Meski begitu, Sudono Salim banyak disebut oleh sumber bukanlah merupakan orang yang puas dengan cara bekerja di tempatnya bekerja saja.
Sambil bekerja, Sudono Salim ternyata mencoba melihat peluang dan inspirasi bisnis apa yang bisa dijalankan.
Kala itu, Sudono Salim mencoba peruntungan di dunia bisnis, sambil bekerja, Sudono Salim merangkap sebagai pedagang cengkeh.
Adapun Sudono Salim menikah di usia 24 tahun. Setahun kemudian, Sudono Salim sudah mampu mendapatkan koneksi suplier cengkeh dari Sumatera hingga Sulawesi.
Tak hanya itu, Sudono Salim yang kala itu mendapatkan modal dari mertuanya itu bahkan bisa jadi bandar cengkeh yang cukup besar di kota Kudus dalam kurun waktu yang terbilang pesat.
Namun, bisnis cengkeh Sudono Salim itu terhenti pada tahun 1942, bertepatan dengan kedatangan Jepang yang bertujuan menjajah Indonesia.
Bisnis cengkeh yang ia rintis pun terpaksa ditinggalkan, kemudian, Sudono Salim mulai merintis bisnis lainnya untuk bertahan hidup.
Kala itu, pasca-perang tahun 1945 ternyata menjadi sumber inspirasi bisnis buat Sudono Salim.
Dia melihat peluang adanya kebutuhan terhadap obat-obatan, persenjataan untuk tentara mempertahankan Indonesia dari Belanda, serta penyediaan logistik.
• Ada Apa? Pengendara Mobil Daihatsu Ayla Pelat B Kok Nekat Tabrak Polisi di Jalan Pasirkaliki Bandung
Maka dari itu Sudono Salim merambah ke bisnis logistik. Dia pindah ke Jakarta dan membangun bisnis logistik dengan menyediakan beragam kebutuhan ABRI (sekarang TNI).
Tak puas dengan bisnis logistik yang dijalaninya waktu itu, Sudono Salim pun semakin mengembangkan sayapnya di sektor bisnis yang lain.
Pada pertengahan tahun 1950-an, Sudono Salim mencoba bisnis perbankan dengan fokus pada pemberian kredit.