Peringati Hari Santri, Pegawai di Pemda Cirebon Pakai Sarung dan Pakaian Muslim saat Berdinas
pegawai pemerintahan laki-laki, terlihat mengenakan pakaian khas yang biasa dikenakan Peringatan Hari Santri Nasional (HSN)
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Muhamad Nandri Prilatama
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober 2019, dirayakan sebagian masyarakat di Indonesia, tidak terkecuali oleh pegawai Pemerintahan Daerah (Pemda) Kabupaten Cirebon.
Berbeda dengan Selasa sebelumnya, di mana seluruh pegawai Pemda Kabupaten Cirebon mengenakan seragam perlindungan masyarakat (linmas) warna hijau, namun pada Selasa 22 Oktober ini tampak berbeda.
Pantauan Tribun di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Cirebon, Jalan Sunan Kalijaga, pegawai pemerintahan laki-laki, terlihat mengenakan pakaian khas yang biasa dikenakan santri, yakni pakaian muslim, sarung, serta kopiah.
Sedangkan pegawai pemerintahan Kabupaten Cirebon yang perempuan, mengenakan beberapa jenis busana muslim, mulai khimar, abaya, gamis, hingg kaftan.
Nurjati, pegawai Bagian Humas Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Cirebon, kalau ia sengaja mengenakan sarung, sesuai imbauan dari Bupati Cirebon, Imron Rosyadi.

"Ada disurat edaran, kalau pegawai diminta mengenakan pakaian muslim," kata Nurjati di Kantor Setda Kabupaten Cirebon, Selasa (22/10/2019).
• Lagu Yaa Lal Wathan Menggema di Puncak Hari Santri Nasional 2019 di Alun-alun Indramayu
• Peringatan Hari Santri di Indramayu Terbilang Sukses, Berkat Semangat Para Santri
• Peringatan Hari Santri Nasional untuk Penghormatan Terhadap Santri? Ini Sejarah Hari Santri Nasional
Peringatan HSN ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Penetapan HSN tersebut, diketahui untuk meneladankan semangat jihad kepada santri tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau kenegaraan, sesuai semangat para ulama.

Berkaca pada sejarah beberapa puluh tahun lalu, HSN pun bertepatan dengan seruan yang dibacakan oleh KH Hasyim Asyari, terkait aksi seruan untuk jihad melawan penjajah.
Di sisi lain, HSN tersebut adalah pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia, atas peran besar umat islam dalam merebut dan berjuang untuk menjaga keutuhan NKRI.