Warung Remang-remang di Jilatan Sediakan Layanan Plus-plus, Satpol PP Bongkar Tarif Sekali Kencan
Warung remang-remang bukanlah hal baru di Desa Jilatan, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanahlaut, Kalimantan Selatan.
TRIBUNCIREBON.COM - Warung remang-remang bukanlah hal baru di Desa Jilatan, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanahlaut, Kalimantan Selatan.
Ada puluhan warung yang diduga menyediakan layanan plus-plus kepada pengunjung.
Seperti diketahui sebelumnya, Satpol-PP dan Damkar Tanahlaut berhasil mendapati empat pasangan di warung-warung tersebut, kemudian pada razia tadi malam, Selasa (17/9/2019) Satpol-PP dan Damkar kembali mendapatkan satu pasangan yang juga tengah beradegan intim di kamar warung.
Penjaga warung yang juga bersedia memberikan layanan plus, Y (21), juga terjaring saat razia mengatakan tarif setiap perempuan pemberi layanan berbeda-beda.
Perempuan berdada besar ini juga memasang tarif berbeda-beda sesuai lokasi kencan dan lama kencan.
"Kalau di warung, sekali kencan Rp 150 ribu, tapi dipotong lagi Rp 30 ribu buat yang punya warung," ujar Y.
Tak hanya di warung yang menjadi tempat ia bekerja, Y mengaku juga tak jarang melayani pelanggannya di hotel-hotel kawasan Kota Pelaihari.
"Kalau di hotel Rp 300 ribu sekali main, kalau semalaman Rp 500 ribu," ungkapnya.
Prostitusi Warung Kopi di Madiun
Sebuah praktik prostitusi terselubung di Madiun, Jawa Timur, akhirnya berhasil dibongkar pemerintah setempat.
Pemerintah Kabupaten Madiun membongkar praktik prostitusi terselubung yang berkedok sebagai warung kopi (Warkop).
Lokasi prostitusi berkedok warung kopi ini berada di Pasar Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Madiun, Jawa Timur.
Setidaknya, ada sekitar 47 lokasi prostitusi berkedok warung kopi yang ditemukan petugas di Pasar Muneng.
Mengutip Kompas.com, penemuan lokasi prostitusi berkedok warung kopi ini pertama kali diungkap oleh Bupati Madiun, Ahmad Dawami.
Bupati Madiun yang akrab disapa Kaji Mbing ini mengungkap praktik prostitusi terselebung ini dengan cara yang unik.
"Saya menyamar jadi pelanggan biar saya mendapatkan keyakinan pasti kalau lokalisasi itu benar-benar masih beroperasi.
"Setibanya di warung itu saya langsung ditawari. Saya bilang besok baru kembali lagi. Biar saya siap-siap dulu," ungkap Kaji Mbing.
Kaji Mbing pun kembali ke lokasi, bedanya, ia membawa petugas Satpol PP bersamanya guna membongkar lokasi prostitusi tersebut.
Mirisny, bilik-bilik asmara yang disediakan praktik prostitusi berkedok warung kopi ini terlihat seperti kandang ayam.
Mengutip Surya Malang, puluhan kamar yang digunakan sebagai tempat prostitusi itu hanya berukuran 2,5 x 1,5 meter.
Bilik asmara itu hanya dibuat dari kayu dan papan triplek.
Sekilas, orang awam tak akan tahu jika di warung kopi tersebut terdapat bilik asmara.
Pasalnya, kamar-kamar sempit itu juga berada di kolong meja.
• TERBONGKAR Prostitusi Online Lewat Medsos, Cewek Bandung dan Bogor Dijual Rp 600 Ribu-2 Juta
• TERCIDUK, 30 Wanita Bandung Dijual Dijadikan Alat Pemuas Nafsu & Disimpan Sebagai PL juga Terapis
• Cabuli Anak Kandung Hingga Hamil 5 Bulan, Ayah Ini Juga Tega Jual Anaknya Rp 300 Ribu Layani Nafsu
Pada bagian atasnya, terdapat rak tempat menyimpan kopi, gula, dan barang dagangan lainnya.
Ketika dilihat secara seksama, maka bilik asmara ini terlihat sebagai peti kayu, yang dilengkapi pintu kecil yang bisa dibuka dengan cara menggesernya.
Saking kecil dan sempitnya, bilik asmara ini bisa dibilang mirip seperti kandang ayam.
Meski begitu, di dalam kamar triplek mungil ini disediakan kasur, bantal, wewangian, lotion, tisu, hingga kipas angin, layaknya kamar biasa.
Meja warkop yang dimodifikasi menjadi bilik asmara itu pun langsung dibongkar oleh petugas agar tak dipakai lagi.
Ternyata, praktik prostitusi terselubung ini sudah berjalan sejak puluhan tahun lalu.
Hal ini diungkap oleh seorang perangkat Desa Moneng, Parmin (49).
Parmin mengatakan bahwa Pasar Muneng sudah dijadikan tempat mesum sejak puluhan tahun lalu.
"Sudah puluhan tahun, sejak saya masih kecil sudah ada.
Dulu mungkin awalnya cuma satu, lama kelamaan, ada pendatang satu, dua, dari luar daerah masuk ke pasar, akhirnya satu tambah satu, sekarang jadi banyak," ungkap Parmin.
Parmin menjelaskan, jika Pasar Muneng awalnya hanya digunakan sebagai tempat transaksi saja.
Namun lama kelamaan, banyak pedagang nakal yang menyediakan bilik-bilik asmara di warungnya.
Pasasr Muneng sendiri, merupakan pasar tradisional yang berlokasi di Jalan Raya Madiun-Ngawi, perbatasan antara Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ngawi. (*)