Janda Miskin dengan 6 Anak Tinggal di Gubuk Reyot Nyaris Roboh, Didatangi TNI, Apa yang Terjadi?

Raut wajah Paulina Orde (46) terlihat sedikit tegang, kala didatangi sejumlah anggota TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas)

Editor: Machmud Mubarok
(KOMPAS.COM/SIGIRANUS MARUTHO BERE)
ondisi rumah Paulina Orde (46), saat belum direnovasi oleh anggota TNI, dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste, Batalyon Infanteri Mekanis 741/Garuda Nusantara, Sektor Barat. 

TRIBUNCIREBON.COM - Raut wajah Paulina Orde (46) terlihat sedikit tegang, kala didatangi sejumlah anggota TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste, Batalyon Infanteri Mekanis 741/Garuda Nusantara, Sektor Barat Kipur-II.

Cuaca siang itu cerah, sang surya terasa panas, beradu dengan hembusan angin yang bertiup cukup kencang, Paulina dengan sedikit gugup mempersilahkan empat orang anggota TNI untuk duduk di kursi plastik berwarna hijau.

Paulina, adalah janda enam orang anak yang tinggal di sebuah gubuk reot, di Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Saat menerima kunjungan Sersan Kepala (Serka) Made Yudiantara dan tiga rekannya, Paulina didampingi saudara laki-lakinya, Dominggus Orde dan sang paman Gasper Seno.

Mereka tidak duduk di dalam ruang tamu, melainkan di halaman gubuk Paulina, lantaran kediaman yang ditempatinya nyaris roboh.

Bukan hanya nyaris roboh, tapi di dalam gubuknya, memang hanya ada satu kamar berukuran kurang lebih 4x5 meter, yang berisi satu tempat tidur yang terbuat dari papan kayu jati tanpa kasur dan lemari berukuran kecil.

Rayya Ungkap V Menikmati Layani 3 Pria di Video Vina Garut, Rayya Ternyata Dirawat di Ruang Isolasi

Sebelum Bunuh Pupung Sadili dan Anaknya, Ternyata Aulia Kesuma Sempat Beli Ini di Minimarket

Dalam kamar itu pun, digabung dengan dapur darurat berupa tiga batu tungku, yang berfungsi untuk memasak makanan dan air minum dengan menggunakan kayu kering.

Gubuk itu hampir ambruk, karena tiang penyangga sudah banyak yang lapuk dan bilah-bilah bambu yang disusun menjadi dinding sebagian besar bolong.

Kondisi bersahabat dirasakan saat musim panas. Namun, lain cerita ketika langit sedang menumpahkan hujan.

Gubuk yang beratap dedaunan akan bocor, sehingga rumah yang berlantai tanah, akan berubah menjadi "karpet lumpur".

Paulina tidak memiliki biaya untuk memperbaiki rumahnya, karena ia hanya bekerja sebagai buruh serabutan.

Ia membantu tetangganya membungkus gula dan sirih pinang, sehingga penghasilan yang diperolehnya untuk makan saja kadang tidak cukup.

Guru SD Dianiaya Orang Tua Murid Disaksikan Belasan Murid di Dalam Kelas, Cek Videonya di Sini

Seorang Anggota TNI Dipukul Bapak dan Anak yang Tengah Mabuk, Sekelompok Pemuda Ikut Mengeroyok

Sejak suaminya Yakobus Satap meninggal dunia tahun 2017 lalu, kehidupan Paulina semakin tak menentu, sehingga terpaksa dirinya bersama enam orang anak, harus tinggal bersama pamannya Gasper Seno.

Raut wajah yang semula tegang, terlihat mulai berubah, saat Serka Made Yudiantara menginformasikan soal rencana bantuan bedah rumah dari TNI.

"Kami dapat informasi dari Ketua RT soal kondisi rumah mama Paulina, sehingga setelah ini, kami akan sampaikan kepada pimpinan untuk dilakukan bedah rumah," ujar Made, di hadapan Paulina.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved