VIDEO - UNIK! Museum Berbentuk Kapal Laut, Tepat di Tepi Waduk Saguling, Destinasi Baru di KBB
di dalamnya juga terdapat sejumlah miniatur kapal laut dan terdapat replika kapal laut yang cukup besar serta terdapat juga berbagai macam penghargaa
Laporan Wartawan Tribun, Hilman Kamaludin
TRIBUNCIREBON.COM, BATUJAJAR - Sebuah museum dua lantai dengan bentuk bangunan unik dan megah berdiri di Kampung Banuraja, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Bangunan tersebut merupakan Museum Galeri Bahari (Mungaba) yang dibangun berbentuk kapal laut karena museum itu dibangun oleh mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yakni Laksamana Purn TNI Ade Supandi yang memang lahir di daerah tersebut.
Bangunan ini terlihat sangat mirip dengan kapal laut terlebih museum ini dibangun tepat di tepi Waduk Saguling dan dekat dengan permukiman warga setempat, sehingga bangunannya pun tampak sangat mencolok.
• Pantai Rembat Indramayu Lama Tak Terurus Kini Disulap Jadi Tempat Wisata Yang Instagramable
• Baru Dibuka 3 Bulan, Pantai Rembat Indramayu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ternyata Ini Keindahannya
Di dalam museum ini terdapat tiga segmen, yang pertama, jejak tentang kehidupan Ade Supandi sendiri dari lahir hingga saat ini, segmen tentang kejayaan martim dalam bentuk narasi dan segmen tentang kearifan lokal kerajaan sunda yang dipajang di setiap sudut museum tersebut.
Tak hanya itu, di dalamnya juga terdapat sejumlah miniatur kapal laut dan terdapat replika kapal laut yang cukup besar serta terdapat juga berbagai macam penghargaan yang telah diterima oleh Ade Supandi selama menjabat sebagai KSAL periode 2014-2018.
Ade menceritakan, ide untuk membangun Museum Galeri Bahari tersebut muncul setelah ia berkeliling ke luar negeri. Di sana kata Ade, para Laksamana setelah mengakhiri pengabdiannya sebagai TNI Angkatan Laut, mereka membangun sebuah museum.
"Intinya laksamana itu meninggalkan sesuatu untuk generasi muda seperti membangun museum. Jadi saya terinspirasi, terus saya banyak mendapat cendramata dan buku dari Laksamana dan KSAD luar negeri, kalau saya tidak punya tempat mau disimpan di mana," ujar Ade saat ditemui seusai persemian Mungaba, Minggu (1/9/2019).
• Stone Garden, Wisata Bebatuan di Bandung untuk Liburan Akhir Pekan yang Instagramable
Rencananya, kata Ade, museum tersebut akan dibangun di Jakarta, namun karena disana sudah banyak museum akhirnya, ia terpikir untuk membangun di kampung halamannya supaya bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
"Nanti bisa menjadi destinasi wisata yang bisa mengangkat daerah karena nantinya akan banyak kuliner disini, sehingga pasti banyak keinginan masyarakat yang akan datang kesini," katanya.
Selain itu, tujuan dibangunnya museum ini, lanjut Ade, untuk membangun destinasi edukasi yang dapat memberikan manfaat bagi anak muda, terutama bagi kemajuan ekonomi kreatif dan UKM di daerah Pangauban.
Saat disinggung terkait konsep bangunan Museum Galery Bahari ini, Ade mengaku memang dirancang sendiri mulai dari gambar hingga akhirnya terbentuklah bangunan berupa kapal tersebut.
"Itu desaign saya dibantu dengan teman saya secara pelan-pelan karena saya banyak berkecimpung di dalam kapal. Makanya lantai satu dan lantai dua di disaign seperti ini layaknya di dalam kapal laut," ucapnya.
TONTON VIDEO MUSEUM & GALERI BAHARI DI SINI:
Posisi bangunan museum ini membelakangi Waduk Saguling dan menghadap ke jalan. Filosofinya karena dirinya merupakan putra daerah yang mengabdi di laut. Sehingga setelah pengabdiannya selesai kapalnya dibawa untuk melakukan pengabdian berikutnya.
"Intinya saya ingin membangun karakter kemaritiman, sehingga di dalam museum ini terdapat narasi tentang kejayaan maritim dimasa lalu dan narasi tentang sejarah Pasundan," kata Ade. (*)