Harus Beli Buku Pelajaran Jutaan, Siswa MAN Bangkalan Demo Lemparkan Buku, Minta Turunkan Kepsek
Harus Beli Buku Pelajaran Jutaan, Siswa MAN Bangkalan Demo Lemparkan Buku, Minta Turunkan Kepsek
Humas MAN Bangkalan Madura Hasan membenarkan tuntutan siswa terkait transparansi biaya pendaftaran dan nilai pembelian buku yang dinialai memberatkan siswa dan wali.
"Bahkan sampai ada tuntutan kepala madrasah (MAN) mundur jika tidak mampu memenuhi aspirasi siswa," ungkap Hasan, di hadapan awak media.
Aksi tersebut dinilai Hasan merupakan kejadian luar biasa.
Usai orasi, Hasan menawari siswa beberapa opsi karena kepala madrasan saat itu tengah menghadiri Forum Group Discussion (FGD) tentang Madrasah Penyelenggara Keterampilan di Jakarta.
"Saya tawari apa mau menemui (kepala) langsung besok?. Akhirnya perwakilan siswa memilih untuk menulis surat kepada kepala madrasah," jelasnya.
• Gara-gara Mati Lampu, Pengantin Baru Ini Justru Habiskan Malam Pertama Bukan Dengan Suaminya
Menurutnya, apa yang menjadi kebijakan pihak sekolah terkait pembiayaan-pembiayaan itu sudah sangat transparan.
"Ke mana arahnya biaya-biaya itu, anak-anak tidak tahu karena bukan bagian dari OSIS," ujarnya.
Sekadar diketahui, total jumlah anak didik MAN Bangkalan tahun ini sebanyak 1.200 siswa.
Jika dikalikan Rp 1,2 juta, maka akan muncul angka Rp 1.440.000.000 atau Rp 1,4 miliar.
• VIDEO Detik-detik PLN Minta Waktu untuk Jelaskan Listrik Padam, Jokowi Pilih Pergi, Terlihat Jengkel
Hasan memaparkan, pembelian buku diwajibkan kepada siswa sebagai konsekuensi dari pilihan MAN Bangkalan dalam mengikuti program SKS atau program kredit semester.
Program SKS, lanjutnya, telah melalui evaluasi dari jajaran pusat dan bisa dijalankan dengan sistem Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM).
"Mirip seperti anak kuliah, siswa nantinya akan menyusun KRS (Kartu Rencana Studi). Jangankan siswa, kami pun kaget dengan program ini," tuturnya.
Ia menambahkan, setiap siswa akan mendapatkan sebanyak 15 buku hingga 19 buku tergantung penjurusannya.
"Angka Rp 1,2 juta itu detailnya belum final. Sistem pembayaran sudah kami sampaikan ke siswa melalui komite," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangkalan Ach Mudjalli menyatakan, siswa lebih tepatnya menyampaikan aspirasinya ke DPRD Bangkalan.